Sebuah kisah fiktif yang menceritakan tentang keserakahan dan ketidakpuasan manusia terhadap apa yang dimilikinya
harta dan kekuasaan adalah tujuan manusia saling bermusuhan dan juga saling bersaing untuk mendapatkan yang terbaik
namun ada hal yang tak pernah disadari luka dan korban dari keserakahan manusia itu sendiri akan kembali dan membawa petaka kepada keluarga maupun diri sendiri
hanya cinta yang mampu meluluhkan segalanya dan membuat perjalanan hidup menjadi makin berarti
cinta yang hadir perlahan akan membawa kebaikan dalam hidup manusia yang tulus mencintai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 20
"astaga shila kamu dari mana cantik banget, bawa apa itu?" anisa melihat shila keberatan membawa barang entah habis dari mana dengan pakaian rapih, wangi dan make up cantik
"kamu ngga habis jual?"
Plak
Tangan shila lebih dulu menjawab pertanyaan anisa yang belum selesai
"kayshila sakit!" anisa ngambek
"kamu mau bilang aku jual apa?" shila menyoroti mata anisa
"jual ginjal, emang jual apa? Pulang-pulang cantik dan bawa banyak belanjaan begini" anisa menatap shila curiga
"kamu patah hati karena kak alvian mau menikah ya shil, yang sabar ya shila masih banyak kok laki-laki diluar sana selain kak alvian" anisa mulai berdrama
Meski benar adanya jika shila patah hati namun tak akan membuat shila begitu gila sampai menghambur-hamburkan uang untuk belanja barang mahal dan banyak
"kamu mulai gila deh kayaknya nis, ke psikiater sana" ucap shila menanggapi temannya yang memang konyol
"jadi kamu ngga patah hati dan belanja gila-gilaan karena kak alvian, ah aku yang sakit hati sekarang!" anisa memegang dadanya dan pura-pura menangis
"jadi selama ini hanya aku yang mengharap kita menjadi keluarga" anisa berakting layaknya aktris sinetron
"udah nis, bisa-bisa ikut gila aku!" shila menghentikan aksi anisa
"ya pasti patah hati lah, kan aku suka kak alvian sejak smp dia pria paling tampan yang pernah aku kenal selama ini. Tapi jika kak alvian tak menyukaiku apa aku harus memaksanya" shila yang sudah mulai dewasa dengan pemikirannya dan juga sikapnya
"tak semua yang kita mau bisa kita miliki nis, seperti cintaku pada kak alvian" ucap shila menjadi sedih padahal sudah berjanji akan merelakan cinta pertamanya bahagia dengan pilihan hatinya
"kamu bisa cuti ngga shil, masak kamu ngga hadir sih?" anisa sedih jika tak ada shila yang ikut pulang bersamanya
"aku usahain ya nis" shila takut tak bisa menahan diri jika melihat pria pujaan hatinya bersanding dengan wanita lain dipelaminan
"oh iya itu barang siapa? Dari butik mahal loh ini" anisa mengecek barang dalam paper bag dan tahu itu berasal dari salah satu butik kenamaan
"itu!" tunjuk shila
"mau aku pulangin, kata bos bonus karena menggantikan sekertarisnya rapat" ucap shila
"kenapa dipulangin shil, ini bagus-bagus dan cocok semua sama kamu loh. Tunggu dulu!" anisa menatap mata shila
"kalian ada hubungan?" anisa mencurigai shila
"bukannya bosmu sudah punya tunangan, shila kamu ngga jadi selingkuhan kan?" anisa terus nyerocos pada shila dan membuatnya mendapatkan sumpalan donat dimulutnya
"diem, bisa kan pelan-pelan ngomongnya gantian" shila tak marah tapi kesal dengan suara anisa yang tak bisa berhenti
"dengerin sekali lagi ya nis, aku hanya gantikan sekertarisnya rapat karena anaknya lagi sakit. Udah itu aja" shila tak mau membahas lebih
"jangankan jadi selingkuhan, jadi satu-satunya juga ogah aku mah" ucap shila sambil bergidik geli
"ihh hati-hati loh kalau ngomong, nanti kualat" ucap anisa
"bodo amat, siapa yang tahan jadi istri manusia teraneh dan terjahat, walau kadang baik seperti dia, amit-amit nis, pokoknya kak alvian tetap idola yang tak tergantikan" ucap shila kelepasan
"tuh kan ngaku masih suka sama kak alvian"
Shila tersenyum malu dan meminta anisa menghentikan perdebatannya karena hari ini shila lelah dan akan beristirahat lebih awal
"oh iya shil, minggu depan aku ada acara kampus dan kita menginap dipuncak" ucap anisa baru ingat belum memberitahukan pada shila tentang kegiatannya
"sama pacarmu?"
"engga dong, kita kan beda jurusan" anisa memang ada acara kampus yang mewajibkan untuk ikut
"oke, ayo tidur aku lelah" ajak shila yang melupakan mandi dan makan karena lelah dengan pekerjaan hari ini, lebih tepatnya lelah terlalu lama bersama dengan bosnya
*****
"shila, pulang kerja ada waktu ngga?" daren tiba-tiba saja muncul di dapur saat shila sedang memainkan ponselnya
"wah akhirnya ponsel baru juga, bagus ponselnya coba lihat" daren mengambil ponsel shila dan melakukan foto bersama
"lumayan, gini dong jadi kan enak kalau mau chat kamu" daren mengetik nomer ponselnya dan menyimpan dikontak shila
"pak daren ada apa kesini?" tanya shila
"pulang kerja temani saya cari kado ya" ajak daren pada shila
"hm, boleh tapi pak saya tak enak dengan karyawan yang lain kalau bapak sering kesini atau kita kelihatan pergi berdua"
"halah, ngapain ngurusin orang. Saya tunggu diparkiran jam lima oke!" daren melambaikan tangan pada shila dan meninggalkan ruangan kerja shila
padahal shila belum mengiyakan ajakan daren, tapi tak apalah hanya mencari kado saja pikir shila
"permisi pak!" shila meletakan kopi seperti biasa di meja arsen
"pak saya mau kembalikan baju yang kemarin, itu terlalu banyak dan mahal pak" shila mengatakan apa yang memang ingin shila sampaikan
" saya membantu widya karena memang keinginannya dan rasa kemanusiaan bukan karena bonus atau barang" ucap shila melanjutkan ucapannya
"sudah?"
"sudah pak"
"keluar kalau sudah, saya sibuk" ucap arsen tak mau tau urusan kemarin, yang dijalani adalah hari ini dan tak mau ribet dengan hal yang sudah terjadi
"tapi pak" shila belum mendapatkan jawaban arsen
"kalau ngga mau buang saja, jangan buang waktu saya" arsen menunjuk arah pintu agar shila segera keluar
"maaf pak!" shila keluar ruangan arsen dengan wajah kesal dan bibir manyun
"ada apa shil?" farel melihat gadis periang menjadi murung keluar dari kandang singa
"ngga apa-apa pak, permisi" shila berpapasan dengan asisten arsen yang akan masuk keruangan bosnya
"permisi pak!" farel masih melihat shila yang belum beranjak dari depan pintu
"anak orang diapakan pak?" farel penasaran dengan yang dilakukan arsen
Tak pernah sekalipun arsen peduli atau bahkan ikut campur dengan pegawainya dan yang farel lihat arsen memiliki ketertarikan pada shila
"jangan ikut campur, ada apa?" arsen masih sibuk dengan pulpen ditangannya
"itu anak orang pucat loh pak, kalau nanti pingsan bagaimana!" farel mengatakan hal yang dilebih-lebihkan
Padahal shila malah seperti gunung berapi yang sedang aktif-aktifnya
"shila?" arsen bangun dari tempat duduk namun melihat wajah farel yang menahan tawa, arsen tahu jika sedang dikerjai oleh asistennya
"kok duduk lagi pak, ngga diperiksa anak orang pak" farel menggoda arsen
"hei, selamat pagi" joana mengetuk pintu dan masuk keruangan arsen
"pagi bu jo, silahkan dilanjut saya permisi ada kerjaan" farel meninggalkan pasangan yang sudah bertunangan itu didalam ruangan arsen
"ada apa?" arsen menatap joana yang pagi-pagi sudah mendatanginya
"tante bilang kamu ngga sempet sarapan, dan kebetulan aku ada pemotretan dekat sini jadi sekalian mampir" joana mengeluarkan beberapa kotak untuk calon suaminya sarapan
"terima kasih, maaf tapi saya ada rapat sekarang. Ngga apa-apa saya tinggal?" arsen memang akan memimpin rapat makannya berangkat lebih awal
"kalau gitu aku juga pergi, nanti jangan lupa dimakan ya" joana memilih pergi karena ada pekerjaan juga
"oke!" arsen buru-buru meninggalkan ruangannya