Setelah memergoki pacarnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Kinara aurora tercebur ke sebuah danau setelah di dorong oleh selingkuhan kekasih nya, namun bukannya tenggelam jiwa kinara justru berpindah dimensi ruang dan waktu ke tubuh pemeran wanita di sebuah novel yang ia baca sebelumnya.
Masalahnya di sini jiwanya memasuki tubuh pemeran wanita yang lemah dan selalu di injak- injak, dan berakhir mati tragis karena menyelamatkan suami yang bahkan tak pernah melihat ke arahnya.
Bagaimana caranya kinara merubah takdir istri yang teraniaya itu? ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33 : Si cabe datang
"Hahaha lucu banget." Kinara terkikik geli melihat beberapa merpati yang sedang mematuk pakan di telapak tangannya. Merpati- merpati jinak itu tampak mengepakkan sayapnya ketika Kinara menaburkan pakan itu juga di atas sana, ia tersenyum, bisa menikmati waktu bersantai untuk dirinya sendiri seperti ini sungguh sebuah anugrah untuk nya.
Sebenarnya tadi Kinara sudah mengelilingi Vila ini, karena bosan terus berada di kamar. Ingin membantu bibi yang sedang memasak tapi tak di perbolehkan, jadi ia keluar saja sekalian mencari udara segar. Omanya benar- benar memfasilitasi nya dengan tempat yang begitu nyaman dan tenang semuanya serba ada dan banyak pekerja yang bisa ia minta tolong, jadi Kinara tak perlu keluar. Agaknya oms sesilia sungguh-sungguh ngin membuat Kenantra kelimpungan mencarinya.
Ponselnya bergetar, saat ia cek ada beberapa pesan masuk dari nomor ibunya, bahkan beliau masih sibuk mengetik pesan baru di kolom chat.
(Dimana kau? anak kurang ajar!)
(Kenantra sedang mencari mu saat ini.)
(Jangan membuat ulah. Cepat kembali atau ibu akan ikut turun tangan untuk mencari mu! )
"Ck, menganggu suasana syahdu ku saja. " decak Kinara. Ia tak habis pikir kenapa kehidupan raga yang ia rasuki ini begitu nelangsa. Bahkan ibunya sendiri pun tak pernah menyayangi nya dan hanya menjadikannya alat saja untuk kepentingan nya.
Sebab terus menerus di teror dengan banyaknya pesan yang masuk bernada ancaman, Kinara akhirnya memblokir nomor itu. Biarlah, jika ia di cap sebagai anak durhaka, toh ibunya sendiri lah yang membuat kehidupan nya jadi menderita seperti ini. Sekali- sekali ia ingin melawan untuk dirinya sendiri daripada hanya diam saja menerima segala perlakuan tidak adil itu.
"Toh aku bukan Kinara wijaya yang dulu. " gumamnya bergedik bahu. Karena mulai bosan, ia akhirnya berdiri dari tempat nya duduk berniat mengelilingi halaman Vila yang luas ini.
Tempat ini memang begitu indah dan strategis untuk orang-orang yang ingin melepaskan penat seperti dirinya. Di kelilingi oleh berbagai macam pepohonan yang rindang membuat suasananya selalu terasa sejuk. Deretan pohon pinus dapat ia temukan di setiap kakinya melangkah. Sesekali Kinara akan tertawa kala melihat ada tupai yang meloncat dari dahan ke dahan kayu.
Di sini juga ada sebuah danau kecil dengan permukaannya yang bening, Kinara lantas menuju ke arah danau itu. Di sana juga ada kursi kayu yang terletak di samping pohon besar.
"Waaah! " Kinara menatap takjub dengan keindahan buatan Tuhan ini. Matanya benar- benar di manjakan.
Iseng- iseng Kinara berdiri di tepian danau dengan hamparan air bening yang luas itu, di sekitar nya tampak lenggang dan tenang hingga suaranya dapat memantul ketika Kinara coba berteriak.
"Aaaaa! " Ia tertawa mendengar suaranya sendiri yang menggema. Lantas sebuah ide seru terlintas di kepalanya.
Ia mengapit kembali mulut nya dengan telapak tangan.
"Kenantra jelek!!! " teriaknya lagi dengan penuh semangat. Lantas setelah nya ia tertawa terpingkal- pingkal.
"Kenantra jelekkk! " kali ini lebih besar, seolah semua kemarahannya ia luapkan pada teriakannya itu.
Setelah puas berteriak, Kinara memutuskan duduk di kursi panjang yang ia lihat tadi, sambil memakan permen lolipop yang sempat ia bawa, Kinara mulai mengamati sekitar lalu pikirannya mulai menerawang jauh.
Seperti Dejavu, dia jadi ingat kehidupan aslinya, saat yuni mendorongnya ke danau, posisinya persis seperti ini. Danau ini jadi mengingatkan nya tentang kejadian yang membuat nya sakit sekaligus benci itu.
Helaan napas kecil keluar dari bibir ranum nya. Jika boleh jujur, ia sebenarnya tak merindukan sama sekali kehidupan aslinya sebagai Kinara aurora, anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan dan selalu mendapatkan perlakuan tidak adil.
Sebenarnya hidupnya pun tak jauh berbeda dari Kinara wijaya di dalam novel ini, hanya saja ia selalu berani dengan orang-orang yang ingin menindasnya, selebihnya mereka memiliki banyak kesamaan.
"Apa aku hidup di sini saja ya. " ia jadi mulai berpikir, hidup aslinya begitu menderita karena kemiskinan, sejak kecil berjuang demi mengisi perut sendiri, bekerja sedari dini untuk membiayai pendidikan nya sendiri. Bahkan sering ia makan nasi bekas pelanggan saat bekerja di restoran saking tak ada duitnya untuk membeli makanan.
Jadi ketika hidup di sini, ia tak ingin mendapat perlakuan yang sama dari yang selalu ia rasakan di kehidupan aslinya.
"Mungkin aku memang lebih nyaman di sini, " benaknya bergumam lagi. "Toh delapan puluh persen cerita ini seperti nya sudah berubah karena aku. " ia jadi terkikik sendiri. Meski masih geram dan emosi dengan penghianatan Dimas dan Yuni, Kinara lebih memilih untuk membiarkan nya saja dan tak berniat membalas dendam, ia percaya karma akan datang pada dua penghianat itu.
"Aaah, sekarang fokus saja untuk menikmati hidup, " katanya pada diri sendiri dengan gaya duduk santai seperti di pantai. Mengingat kembali cerita Maya soal keadaan Kenantra sekarang ia jadi tertawa lagi, apalagi setelah tahu pria itu juga sampai ke kediaman wijaya untuk mencari nya.
"Sekarang pria dingin itu lagi apa ya? "
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di tempat lain, setelah melakukan pencarian di kediaman wijaya tapi mendapatkan hasil nihil, Kenantra memutuskan untuk kembali ke mansion nya.
Di perjalanan ia menatap gamang ke arah jalan, masih tidak menyangka dengan ucapan ibu Kinara pada putri nya sendiri.
Kenantra jadi menerka-nerka apa selama ini di rumahnya sendiri kinara selalu di diskriminasi? bahkan orang yang telah melahirkan nya pun menunjukkan kebencian yang terang- terangan padanya, bagaimana dengan yang lain? apalagi status nya hanya sebagai anak bawaan dari ibunya yang tak ada hubungannya sama sekali dengan Damian wijaya. Pria itu tak bisa membayangkan bagaimana se menderita nya kehidupan Kinara selama ini.
Brak! Brak!
"Kenantra bodoh! bagaimana kau bisa sampai tidak tahu kalau selama ini istri mu selalu menderita! " umpat nya pada diri sendiri sambil memukul stir mobil.
Sampai di mansion, Kenantra langsung di sambut oleh Austin.
"Tuan, bagaimana? "
"Dia tidak ada di sana. " Kenantra menjawab dengan suara tercekat. Rasa putus asa kembali menggerogoti nya.
"Austin, aku tak pernah percaya pada polisi. Jadi kita buat pencarian sendiri! "
"Maksud tuan? "
"Sebarkan tentang hilang kinara bikin pemberitaan di kertas atau apapun itu, jika perlu sebarkan juga melalui interenet. Buat pengumuman, bagi yang menemukan istri ku akan di beri imbalan sebesar lima ratus juta! "
"Lima ratus juta?! " Austin sampai melongo, tidak percaya saking kagetnya dengan nominal uang yang sang tuan sebutkan.
Kenantra mengangguk. "Cepat lakukan! "
"Baik tuan! "
Setelah Austin menghilang, Kenantra mulai melangkah kan kakinya ke dalam mansion. Saat melewati ruang tamu ia menemukan meja makan tampak terisi dengan orang tuanya, yang membuat nya sedikit terkejut juga karena adanya Claudia di sana. Mereka tampak bercengkrama dan tertawa bersama.
Claudia yang menyadari kehadirannya, langsung mengangkat tangan.
"Kenan! " lambainya. "Ayo ikut sarapan bersama kami.
*
*
Author : dih sok asik lu cabe! 😒
Bagaimana sampai episode ini? tolong komentar nya, janlup like dan subscribe juga ya 😋 stay tune untuk up selanjutnya 🤗