Demi menjaga nama baik keluarga Adiguna, Sandra harus rela menjadi istri pengganti majikannya sendiri. Insiden mempelai wanita yang melarikan diri, justru membuat Sandra terseret dalam ikatan suci pernikahan dengan putra sulung keluarga Adiguna yang lemah lembut dan sangat ramah.
Namun sangat di sayangkan, akibat pelarian sang pujaan hati membuat sifat Harun Pradipta berubah sepenuhnya. Sifat lemah lembut dan ramahnya seakan terkubur dalam dalam bersamaan dengan perasaanya terhadap sang kekasih.
Penghinaan tepat di hari pernikahan merubah sosok Harun menjadi pria arogan dan dingin. Termasuk kepada wanita yang kini berstatus sebagai istrinya.
Lalu bagaimana dengan Sandra? Akankah dia bisa membawa Harun kembali dari jurang keterpurukannya.
Update setiap hari jam 12.00.
Follow Instagram @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
Resepsi pernikahan telah selesai, kini Sandra sudah menyandang status sebagai istri dari putra sulung keluarga Adiguna, yaitu Harum Pradipta Adiguna. Tidak akan ada yang tahu akan seperti apa pernikahan keduanya, yang terpenting sekarang hanyalah keselamatan nama keluarga Adiguna.
Sandra terduduk di sebuah kamar presidential suite yang terlihat begitu mewah, bahkan seumur hidupnya ia belum pernah melihat kamar seindah ini. Malam ini disebut sebagai malam pertama, namun tidak ada yang Sandra harapkan dimalam ini. Ia justru takut jika Harun akan mengusir dan memecatnya.
"Tenang Sandra, kau kenal den Harun kan. Dia sangat baik dan tidak mungkin akan memecat mu begitu saja," gumam Sandra berusaha menghibur dirinya.
Sementara di tempat resepsi, para tamu sudah berpulangan. Kini hanya tersisa mempelai pria bersama keluarganya serta para pelayan hotel yang sedang bersih bersih. Dengan 4 kursi penuh, di depannya meja bundar berisi gelas dan piring yang menjadi saksi bagaimana seorang Harun dinasehati oleh keluarganya.
"Harun, bagaimanapun sekarang Sandra adalah istrimu. Dia berhak kamu hormati dan sayangi, nak. Semua ini adalah takdir dan Sandra rela mengorbankan masa depannya demi keluarga kita," ucap Amira lembut seraya mengusap kepala putranya.
"Sandra bisa hancur jika kamu menceraikannya, Harun. Dia hidup sebatang kara, dan sekarang masa depannya ada di tanganmu. Mungkin dia bisa bercerai dan mencari pasangan lain tapi itu akan merusak namanya. Kenapa wanita baik baik akan bisa bercerai dalam waktu dekat. Pikirkan soal Sandra jika, Nak." Ucap Adiguna ikut menasehati putranya.
"Tapi dia mengatakan hanya membantu kan ma, pa. Dia tidak mengharapkan apapun dari pernikahan ini dan aku akan memberinya banyak uang sebagai kompensasi," balas Harun seketika membuat Amira menahan nafas mendengar jawaban putranya.
"Mama gak nyangka kamu punya pikiran seperti itu. Uang tidak bisa di jadikan alat untuk segalanya, Harun. Lagipula apa yang akan kamu lakukan setelah menceraikan Sandra? mengejar wanita itu heuh?" tanya Amira dengan nada yang begitu emosi.
Harun terdiam mendengar perkataan sang mama, ia juga bingung apa yang akan ia lakukan setelah ini. Namun, di dalam hati Harun tentu masih ada bayang bayang Isabel yang membuatnya seakan terdorong untuk menceraikan Sandra.
"Kak, aku tahu aku lebih muda darimu. Tapi aku mau menasehati mu sedikit. Kau mungkin bisa menemukan ribuan wanita seperti Isabel tapi kau tidak akan menemukan wanita sebaik Sandra dengan mudah. Aku bisa melihat ketulusan dan kejujuran di matanya, jika kau memutuskan untuk menceraikan nya maka kau adalah pria terbodoh yang aku kenal." Ucap Ana dengan ketegasan di dalamnya.
"Kau akan mengejar Isabel, Harun?" tanya Adiguna dijawab gelengan kepala oleh Harun.
"Lalu?" tanya Amira dingin seraya melirik tajam putranya.
"Entahlah, aku bingung dengan hidupku saat ini. Aku tidak mencintai Sandra, tapi aku juga tidak menginginkan Isabel." Jawab Harun bimbang.
"Harun, cinta bisa hadir seiring berjalannya waktu. Bahkan mencintai setelah menikah rasanya jauh lebih indah, kau bisa melakukan apapun tanpa takut akan dosa," ucap Adiguna dengan pelan agar putranya mudah mengerti.
"Beri Sandra waktu, kami yakin Sandra bisa menghapus kenangan Isabel dan menggantikan nya dengan banyak cinta darinya." Lanjut Adiguna sambil menepuk pundak putranya sesekali.
Pelan pelan ia masuk ke dalam kamar yang kini menjadi kamar pengantin nya, ia melihat lampu kamar masih menyala namun tidak menemukan Sandra disana. Telinga Harun mendengar suara gemericik air sehingga ia tahu bahwa gadis itu sedang membersihkan diri.
Harun duduk di sofa seraya membuka jas hitam yang ia kenakan, dasi kupu-kupu yang melingkari leher pun tak luput ia lepaskan yang kemudian menyisakan kemeja putih dengan 2 kancing dibuka. Tak lupa di bagian tangan ia gulung sampai batas siku.
Setelah beberapa menit, pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan Sandra dengan pakaian kebanggaan nya yaitu daster. Baju bermotif bunga merah itu membuat penampilan Sandra sangat berbeda dari hari biasanya yang menggunakan rok panjang dan kaos biasa.
"Den Harun," panggil Sandra dengan nada terkejut.
Harun tidak menjawab, ia lantas beranjak dari duduknya kemudian langsung masuk untuk membersihkan diri. Tak lupa sebelum itu ia membawa pakaian tidur agar tak perlu repot-repot meminta bantuan Sandra menyiapkan nya.
"Sabar Sandra, kau harus terbiasa dengan ini semua. Jangankan di cuekin, kemungkinan besar kau akan diceraikan olehnya malam ini," gumam Sandra pelan, ia sudah sangat siap menerima apapun dari Harun. Karena sejak awal, niatnya tulus membantu keluarga Adiguna.
Sandra duduk di sofa, ia tidak mungkin berbaring di ranjang mewah itu bersama Harun karena bisa bisa ia akan ditendang jauh oleh Harun. Sandra mengambil bantal kemudian membawanya ke sofa yang akan menjadi tempat tidurnya malam ini.
Setelah cukup lama menunggu, Harun akhirnya keluar dengan pakaian tidur yang biasa ia gunakan. Kaos dan celana pendek, semua itu biasanya Sandra yang menyiapkan berbeda dengan hari ini.
"Den, butuh sesuatu?" tanya Sandra gugup.
"Tidak."
"Mau saya buatkan kopi?" tanya Sandra lagi, ia bahkan lupa jika saat ini berada di hotel bukan dirumah Adiguna.
"Aku bilang tidak." Jawab Harun ketus kemudian langsung berbaring di ranjang tanpa mempedulikan Sandra sama sekali.
Sandra tersenyum, ia harus mulai terbiasa dengan sikap Harun seperti ini. Tidak berharap akan dicintai, ia cukup sadar diri akan hal itu.
GAK UP 2 HARI ASTAGA MAU NANGIS 😫😫😫
BERSAMBUNG...........