Kemala Agnesia harus merelakan cita-cita dan masa muda nya karena sudah terlanjur mengandung benih dari seorang pebisnis keturunan Darwis yang bernama Davin Alvarendra Darwis.tak ada yang tak kenal dengan pemilik perusahaan raksasa itu.masa kelam orang tua nya kembali terjadi kepada putra sulung dari Alvarendra Darwis.akan kah hidup Mala sama beruntung nya dengan ibu sambung dari Davin.atau kah harus menyerah dengan sekelumit masalah yang terbentang luas di depan mata nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai Dari Nol
Meski semalam bergadang, tetapi Mala tetap menyempatkan untuk bangun pagi,dia cukup sadar kalau ini bukan lah rumah orang tua nya meskipun tidak diizinkan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga.tetapi Mala tetap saja merasa sungkan kepada mertua nya.Mala memutuskan untuk mengelilingi halaman rumah yang luas ini sambil mendengar musik .
Walaupun baru selesai muntah tetapi Mala berusaha terlihat kuat di depan semua orang.Sasa masih belum kelihatan,Mala yakin pasti adik ipar nya itu masih tidur nyenyak di bawah selimut hello Kitty kesayangan nya.
" Mbak Mala kenapa di sini? Memang nya dari semalam nggak tidur?" tanya wanita yang semalam menemani Mala.
Ssttt...Mala meletakkan jari telunjuk di depan bibir nya yang maju,jangan sampai orang lain mendengar kan pembicaraan mereka ini karena Mala tidak mau membuat kegaduhan yang baru.
"Tidur kok Bi,Aku lagi pengen olahraga aja.tentang yang semalam jangan pernah kasih tahu siapapun ya Bi." pinta Mala kepada wanita itu.
Meski pun wanita itu mengangguk kan kepala nya di hadapan Mala,kalau soal kesetiaan semua pekerja di rumah ini lah pemenang nya.kejadian semalam juga sudah sampai ke telinga mertua Mala.
" Oh ya sudah,kalau capek istirahat aja dulu Mbak,jangan di paksa olahraga nya.Bibi pamit mau cuci pakaian dulu di belakang." wanita ini berjalan ke arah belakang untuk melakukan pekerjaan nya.
Mala yang kembali sendiri memilih melanjutkan niat nya berkeliling halaman yang luas ,udara pagi terasa begitu menyegarkan pernafasan nya.
Dari arah balkon,Davin berdiri menatap aneh kearah Mala.masih pagi tetapi wanita muda itu sudah keluar kamar.apa segitu gabut nya istri kecil nya itu sampai olahraga setiap hari.
Sarapan pagi ini hanya di nikmati oleh empat orang saja karena Al dan Maisya mendadak harus ke puncak mengecek perkebunan teh yang gagal panen karena sebagian lahan habis terkena longsor.
Meskipun pergi dengan tergesa-gesa tetapi Maisya tidak pernah lelah mengingat kan putra nya untuk selalu memperlakukan Mala dengan baik.
" Abang jangan macam-macam ya Kak Mala,Aku laporkan sama Mama." kata Sasa sebelum pergi meninggalkan meja makan.
Davin menatap datar adik bungsu nya itu,Ray yang awal nya pendiam dan cuek pun ikut mengultimatum Davin.sungguh apa yang Ray lakukan ini membuat Davin terkaget-kaget.
" Jaga istri Abang dengan baik sebelum orang lain yang menjaga nya." kata Ray menepuk punggung Davin.
Davin mendengus kesal ,semua orang benar-benar menganggap nya jahat dan Mala lah peri kebaikan di rumah ini.Davin tentu tidak terima.suatu hari nanti dia akan menunjukkan kepada keluarga nya siapa Mala yang sesungguhnya.
Davin beranjak dari kursi.mau memarahi Mala sekarang juga tak bisa,ada banyak cctv hidup yang berkeliaran di dekat mereka.Davin hanya mencari aman.
" Aku ke kantor dulu, nanti jam empat Aku jemput Kamu.Mama sudah membuat janji dengan dokter kandungan."kata Davin di balas deheman pelan oleh Mala.
Tak ada aktivitas mencium punggung tangan atau cium kening dalam hidup pasangan suami istri ini,Mala pun tak mengharapkan nya.terbukti wanita itu masih tetap duduk manis di kursi dan membiarkan Davin pergi dari hadapan nya.
Setelah langkah kaki Davin tidak terdengar lagi,Mala mengusap perut nya dengan keringat yang membasahi wajah.sejak tadi Mala sangat ingin muntah tetapi mati-matian di tahan ketika menyadari kalau Davin masih berada di dekat nya.
" Semoga nanti Kamu tidak meniru perilaku Papa mu."ucap Mala seolah berbicara dengan buah hati yang masih berada di dalam sana.
Setelah kepergian Davin dan semua nya,Mala buru-buru masuk ke salah satu kamar tamu.di dalam kamar mandi Mala menunduk mengeluarkan apa yang tadi telah dia telan dengan sangat terpaksa.
" Mbak Mala..." panggil Bi Inah menghampiri lalu membantu mengusap punggung Mala.
" Jangan dekat-dekat Bi, nanti Bibi ketularan bakteri nya." sergah Mala yang tak ingin di anggap pembawa penyakit di rumah ini.
Bi Inah langsung tertawa mendengar ucapan Mala, bakteri dari mana coba.sebelum wanita muda ini merasakan morning sickness,Bi Inah sudah terlebih dahulu mengalami nya.
Bi Inah adalah orang yang selalu ada ketika Mala butuh teman ataupun hiburan.
Wanita paruh baya ini muncul bukan karena kebetulan semata tetapi memang sudah menjadi mata-mata untuk Nyonya besar nya.
" Bakteri apa sih Mbak Mala ini, ada-ada saja. ayok Bibi bantu masuk ke dalam .nanti biar Bibi yang bersihin kamar mandi nya." ajak Bi Inah ketika melihat Mala hendak menghidupkan kran air.
Mala mendongakkan kepalanya, orang lain saja mau menghargai perasaan nya,Mala tau betul apa yang sudah dia keluarkan barusan sangat lah menjijikan dan Bi Inah masih sanggup memperlihatkan wajah santai nya, berbanding terbalik dengan Davin ayah dari anak nya ini yang malah terang-terangan menjauhi nya karena takut tertular bakteri dari muntahan nya.
Mala sudah duduk di atas tempat tidur kamar tamu dengan perasaan yang campur aduk.biasa nya jika di rumah orang tua nya Mala bisa bereksperimen di dapur.tapi sekarang Mala tak di perbolehkan untuk menyentuh dapur alasan nya karena kehamilan.
" Mbak Mala mau di sini saja atau Bibi bantu ke kamar atas." Bi Inah sudah selesai membersihkan kamar mandi dan sekarang sudah berdiri di samping Mala.
" Aku mau istirahat di sini saja Bi, nanti tolong bangunin Aku jam tiga ya Bi." pinta Mala dan Bi Inah mengiyakan nya.
Lebih baik dia tidur di kamar tamu saja dari pada harus ke kamar atas yang terdapat bau aroma parfum milik Davin.dengan mencium nya saja sudah membuat Mala ingat akan semua perlakuan kejam pria itu terhadap nya.
Waktu berputar sangat cepat,Mala yang kelelahan memikirkan hidup nya ke depan akhirnya tertidur pulas.tepat pada pukul tiga sore.Bi Inah masuk membangunkan Mala.Bi Inah datang dengan segelas air hangat.Mala yang masih mengantuk berusaha bangkit dan mengumpulkan kesadaran nya,jangan sampai telat bangun.Davin pasti akan membuat sore hari nya buruk jika pria itu menemukan dia belum bersiap-siap.
Setelah Mala menghabiskan isi gelas putih tersebut,Bi Inah pun pamit bersamaan dengan Mala yang naik ke lantai atas.
Tepat pada pukul empat sore,Davin tiba juga di rumah.Mala sudah menunggu nya di ruang tamu depan.ketika Mala hendak menyusul Davin.tubuh mereka berdua malah bertabrakan karena Davin yang berjalan tergesa-gesa sambil bermain ponsel.
" Kalau jalan pakai mata." sinis Davin malah menyalahkan Mala.
" Kurang besar apa mata ku ini,Kamu yang salah malah memarahi orang,situ waras nggak sih." balas Mala tak terima dengan ucapan Davin.
" Jangan jadi istri pembangkang Kamu,minggir sana Aku mau ke toilet sebentar." Davin menggeser kasar tubuh Mala , beruntung Mala tak sampai jatuh .Bi Inah si cctv hidup cepat menghampiri nya.
" Terimakasih Bi." ujar Mala tulus.
" Sama - sama Mbak,udah Mbak duluan aja ke teras nya.lebih baik Mbak Mala nunggu di sana saja." Mala pun mengangguk dan pergi dari sana dengan hati dongkol.
Tumben Davin mau mengakui nya sebagai istri,namun sayang nya di balik pengakuan tersebut terselip pembangkang di belakang nya.
Sepuluh menit kemudian,Davin muncul dengan hanya memakai kemeja saja tanpa jas mahal nya.Mala malas bertanya dan memilih langsung masuk ke mobil sebelum mulut berbisa Davin menghina nya.
" Sabuk pengaman nya jangan lupa." titah Davin tanpa ekspresi.
Mala memasang sabuk pengaman,awal nya dia berharap Davin tak menyadari nya tetapi sayang nya mata pria ini terlalu jeli.Mala merasa risih kalau harus memakai sabuk pengaman.demi keselamatan dan kesehatan telinga nya terpaksa Mala melakukan nya.
Davin terbungkam sambil memegang setir mobil.pandangan nya tertuju kepada Mala yang terlihat sangat cantik sore ini.mata nya tak bisa berbohong akan fakta tentang kecantikan istri nya.namun pada akhirnya ego nya lah yang kembali menang di atas segala nya.
Davin sempat terpana kepada Mala namun dengan cepat dia mengembalikan kesadaran nya.takut ketahuan Mala dan dia juga tidak mau menduakan perasaan nya terhadap Desi.
" Ini jadi pergi atau nggak sih?" tanya Mala menatap sekilas Davin.
" Iya ." balas Davin datar.mesin mobil sudah hidup dan beberapa detik kemudian mobil melesat meninggalkan pekarangan rumah.
Mala menghela nafas pelan, sebenarnya dia lebih suka pergi ke dokter sendirian ketimbang harus bersama Davin yang sama sekali tidak bisa membantu nya.
Kalau bukan karena permintaan mertua nya mana mau Mala mengatakan kepada Davin kapan jadwal kontrol kandungan nya.toh selama ini Davin seperti tidak mengharapkan anak nya . meskipun dia selalu mengklaim anak yang berada di kandungan Mala adalah anak nya, tetapi sikap Davin sangat berbanding terbalik dengan ucapan nya.
Mala yang jenuh memutuskan untuk bermain game di layar ponsel nya.tak ada yang bisa di harapkan dari Davin karena pria ini menutup rapat bibir dengan pandangan mata fokus ke arah depan.
Begitu mobil sudah terparkir sempurna di depan rumah sakit pilihan mertua nya.Mala turun dari mobil di ikuti oleh Davin.
Sesuai dengan apa yang di katakan oleh mertua nya,Mala hanya tinggal datang saja dan menunggu nomer antrian nya di panggil.
karena semua nya sudah di lakukan oleh Maisya yang sangat perhatian kepada menantunya ini.
Di kursi tunggu yang tidak jauh dari Mala,ada beberapa ibu hamil yang datang bersama suami mereka.pasangan suami istri ini terlihat begitu bahagia dan saling melempar kan senyuman serta candaan.ada juga yang sedang mengelus perut istri nya.semua yang terlihat berbanding terbalik dengan Mala.Davin malah tidak mau duduk berdekatan dengan nya dan lebih memilih menatap layar ponsel ketimbang mengajaknya berbicara.
Mala tersenyum getir menyimpan rapat rasa iri dan kecewa.apalagi selanjutnya Davin berpamitan pergi sebentar karena melihat seorang wanita yang menurut Mala sangat mirip dengan wanita idaman pria itu.
Mala sudah tahu siapa Desi dan seperti apa wajah dari wanita itu ,semua nya dia dapat kan dari Sasa.,Mala juga tidak sengaja melihat foto Desi di layar ponsel suami nya.wanita itu memang pemilik hati Davin yang sebenarnya.Mala tak berniat mengganti posisi wanita itu karena dia pun akan mundur secepat mungkin dari pernikahan tanpa arah ini.
" Tidak mungkin wanita itu kan? Bukan nya Sasa bilang kalau wanita itu sudah pindah ke luar negeri?" gumam Mala tetap pada posisi nya.
Walaupun pernikahan ini tanpa cinta, tetap saja rasa sakit hati itu pasti ada ,Davin benar-benar tidak menghargai keberadaan nya dan memilih menyusul wanita itu ketimbang menunggu antrian pemeriksaan anak nya.
Davin setengah berlari mengejar wanita itu.Mala hanya menatap nanar punggung Davin yang sudah menjauh dari nya.Mala terus menguatkan diri agar tidak larut dalam kesedihan.
Pemandangan di sekitar nya membuat Mala kembali merasa pilu.sungguh Mala sangat ingin berada di posisi mereka.menikah dengan pria kaya belum tentu bisa bahagia.Mala juga sangat ingin di perlakukan lembut oleh suami nya.namun kenyataan nya tak sesuai dengan impian nya selama ini.Mala duduk berteman dengan sepi dan juga kekecewaan.
Mala geleng-geleng kepala sambil berusaha terlihat tegar di hadapan semua orang.dia tatap lama-lama perut yang masih rata.
" Mama akan selalu bersama Kamu,sayang...Kita pasti bahagia walaupun hanya berdua saja "kata Mala berusaha memberitahu si kecil kalau dia sangat mencintai anak nya dan tak akan pernah meninggalkan anak nya seperti apa yang Davin lakukan barusan.
Sudut bibir Mala terangkat kala melihat layar ponsel nya,ada sebuah lowongan pekerjaan di sana.namun sedetik kemudian Mala terlihat menatap kosong ke arah depan.kepala nya sedang berperang dengan keinginan nya.mana mungkin keluarga Darwis akan memberikan izin kepada nya untuk bekerja.kecuali jika Mala pergi dari rumah itu dan memilih bercerai dari Davin.
" Besok Aku harus ke rumah Bunda." kata nya dengan pertimbangan yang matang.
Tapi sedetik kemudian kembali terdiam, bagaimana kalau Bunda dan Ayah nya tidak mengizinkan dia untuk bercerai.Mala juga tidak tega mengatakan yang sebenarnya telah terjadi kepada kedua orang tua nya.
" Apa Aku kabur aja ke luar kota? Aku bisa cari pekerjaan di sana dan memulai hidup ku dari nol." sambung nya lagi .dan di luar kota tidak akan ada yang mengenali nya.
Tapi Mala bagaimana cara meminta izin kepada orang tua nya,Mala tidak sanggup pergi tanpa berpamitan kepada Bunda juga Ayah nya,selama ini mereka lah yang paling mengerti Mala.
Bersambung
bagus mala harus berani melawan Davin jgn lemah d perlaku kan kasar oleh davin.lw perlu tinggal pergi pulang ke rumah org tua mu aja Davin, biar tau rasa tu davin.dan buat Davin menyesal telah menghina dan menyakiti mu setiap hari.
dan jgn lupa author buat Davin yg ngerasain mual muntah dan pusing kepala setiap hari,biar tau gimana susahnya mala mengandung anaknya,jgn tau marah2 aja dan ngatain Mala jorok dll....mau enaknya aja dia,sakitnya ngk mau .enak betul udh habis nanam benihnya lalu ngk mau repotnya jga.