NovelToon NovelToon
Jatuh Cinta Dengan Baby Sitter

Jatuh Cinta Dengan Baby Sitter

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Pembantu
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Larasati Pristi Arumdani

Shereny Claudine, seorang perempuan mandiri dan tegas, terpaksa mencari pekerjaan baru setelah putus dari kekasihnya yang berselingkuh serta kepergian ibunya. Tak ingin bergantung pada siapa pun, ia melamar sebagai pengasuh (baby sitter) untuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun bernama Arga. Tak disangka, ayah dari Arga adalah Elvano Kayden, pria arogan dan kaya raya yang pernah bertemu dengannya dalam situasi yang tidak menyenangkan. Elvano, seorang pengusaha muda yang dingin dan perfeksionis, awalnya menolak keberadaan Shereny. Menurutnya, Shereny terlalu keras kepala dan suka membantah. Namun, Arga justru menyukai Shereny dan merasa nyaman dengannya, sesuatu yang sulit didapat dari pengasuh sebelumnya. Demi kebahagiaan anaknya, Elvano terpaksa menerima kehadiran Shereny di rumah mewahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Larasati Pristi Arumdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26 : Hati Shereny

Tuan David melangkah bersama sekretarisnya menuju ruangan Elvano. Semua orang menunduk ketika beliau datang. Dengan langkah tegas dan ekspresi marah, beliau langsung menuju meja Elvano.

"Elvano! Bagaimana ini bisa terjadi huh?! "

Kemarahan Tuan David kali ini bukan hanya karena kekecewaan terhadap Elvano, tetapi juga terkait dengan situasi yang lebih besar: penurunan harga saham perusahaan akibat serangan hacker. Ketika Tuan David mendengar berita bahwa sistem keamanan perusahaan telah dilanggar dan data penting dicuri, ia merasa sangat marah. Bagi Tuan David, ini bukan hanya masalah finansial, tetapi juga masalah reputasi dan kepercayaan investor. Elvano berusaha untuk menenangi kakeknya "Kakek, kami sedang berusaha mengatasi masalah ini. Tim IT sedang bekerja keras untuk memperbaiki keamanan dan memulihkan data yang hilang."

Tuan David menunjuk wajah Elvano, "Itu tidak cukup! Investor sudah mulai kabur, dan reputasi perusahaan kita hancur! Kamu tahu betapa pentingnya menjaga kepercayaan mereka, kan?"

Elvano sama sekali tidak diberi celah untuk bicara. Tuan David terus marah terhadap Elvano. "Kamu harus lebih proaktif! Ini bukan hanya tentang pekerjaanmu, tetapi tentang masa depan perusahaan kita! Jika kita tidak segera mengatasi ini, kita bisa menghadapi kebangkrutan! Aku tidak ingin melihat nama keluarga kita tercoreng karena kelalaianmu. Kamu harus bertanggung jawab!"

Dengan perasaan campur aduk, Elvano hanya bisa mengangguk, berusaha menahan rasa sakit dari kata-kata kakeknya. Tuan David berbalik dan pergi, meninggalkan Elvano.

Elvano pun terduduk lemas setelah mendapatkan serangan fajar dari kakeknya.

"Bahkan naruto pun akan mati jika mendengarkan dia." Gumam Elvano sambil mempersiapkan diri untuk bekerja lagi.

Tuan David memiliki harapan yang sangat tinggi terhadap Elvano sebagai cucunya. Sebagai sosok yang berpengalaman, beliau mungkin berharap Elvano bisa menunjukkan kemampuan dan tanggung jawab yang lebih dalam pekerjaannya. Ketika Elvano gagal memenuhi harapan ini, Tuan David merasa kecewa dan marah. Beliau sangat peduli dengan reputasi keluarga mereka. Kegagalan Elvano dalam menyelesaikan proyek penting tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, tetapi juga mencerminkan nama baik keluarga. Ini memicu reaksi emosional karena Tuan David merasa bahwa kehormatan keluarga sedang dipertaruhkan. Ketika Tuan David mendengar alasan Elvano tentang kendala yang dihadapi, ia mungkin merasa bahwa Elvano tidak berusaha cukup keras untuk mengatasi masalah tersebut. Ini dapat membuatnya merasa bahwa Elvano tidak menghargai kesempatan yang ada dan tidak berjuang semaksimal mungkin. Sebagai kakek, Tuan David memiliki keterikatan emosional yang kuat terhadap Elvano. Melihat cucunya mengalami kegagalan tentu akan menyakitkan baginya, dan kemarahan tersebut bisa jadi merupakan cara untuk mengekspresikan rasa cinta dan keprihatinannya. Bagaimanapun, Elvano adalah cucu satu-satunya.

...****************...

Shereny duduk di kursi goyang sambil memandangi bayinya yang cantik dan mungil. Bayinya sedang tertidur lelap. Bayinya tampak sangat damai dalam tidurnya. Shereny merasa hatinya dipenuhi dengan kasih sayang dan kebahagiaan saat melihat wajah polos sang buah hati.

Shereny tidak bisa menahan senyumnya. Setiap kali ia melihat bayinya, semua beban dan stres menghilang. Ia teringat akan harapan dan impian yang mereka miliki untuk masa depan anak mereka. Dalam pikirannya, ia membayangkan bagaimana mereka akan membesarkan anak ini dengan penuh cinta dan perhatian, memberikan yang terbaik untuknya.

"Kau adalah cahaya dalam hidup kami, sayang. Kami akan selalu melindungimu dan memberikan yang terbaik." Ucap Shereny dengan berbisik lembut.

Saat Shereny masih terbenam dalam pikirannya, tiba-tiba terdengar suara ketukan lembut di pintu. Seorang pembantu muda, bernama Maya, masuk dengan senyuman ramah di wajahnya. Maya adalah seorang gadis yang baru saja bergabung dengan keluarga mereka, dan ia datang untuk menawarkan bantuannya.

"Selamat sore, Nyonya. Apakah ada yang bisa saya bantu? Saya melihat Anda sedang mengawasi bayi, dan mungkin Anda butuh sedikit waktu untuk diri sendiri." Tawar Maya dengan lembut dan suara ciri khasnya.

Shereny menoleh dan tersenyum melihat Maya. Ia merasa senang ada seseorang yang siap membantu, terutama di saat-saat ketika ia merasa lelah.

"Oh, terima kasih, Maya. Sebenarnya, saya sangat menghargai tawaranmu. Saya hanya ingin memastikan semuanya baik-baik saja dengan bayi saya." Jawab Shereny dengan tatapan lembut dan bahagia.

"Baik nyonya, sebentar lagi makan malam akan siap. Anda juga bisa mengambil waktu sejenak untuk bersantai."

Shereny mengangguk dan menaruh bayinya di keranjang. Maya pun membungkukkan tubuhnya lalu menutup pintu dengan perlahan.

Ia turun ke bawah untuk menuju ruang keluarga. Lalu ia duduk perlahan di sofa sambil membaca sebuah buku.

#### Narasi

Sambil duduk nyaman di kursi goyang dengan buku di tangan, Shereny merasakan ketenangan di rumahnya. Suasana tenang itu tiba-tiba terputus oleh suara lembut Maya yang kembali menghampirinya. "Nyonya, apakah Anda ingin secangkir teh? Saya bisa menyiapkan beberapa pilihan untuk Anda."

Maya mulai menjelaskan beberapa pilihan teh yang tersedia di dapur, lengkap dengan kegunaannya masing-masing.

Maya membawa beberapa bag tea dengan pilihan berbeda, "Ini teh hijau, Nyonya. Sangat baik untuk meningkatkan metabolisme dan juga kaya antioksidan. Jika Anda ingin merasa segar dan berenergi, ini pilihan yang tepat. Kemudian ada teh chamomile. Ini terkenal karena bisa membantu menenangkan pikiran dan membuat Anda merasa lebih rileks. Cocok untuk saat-saat ketika Anda butuh ketenangan. Ada juga teh peppermint, yang sangat baik untuk pencernaan. Jika Anda merasa sedikit tidak nyaman atau kembung, ini bisa membantu. Dan terakhir, teh jahe. Ini sangat baik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan bisa membantu meredakan gejala flu atau pilek."

Mendengar penjelasan Maya, Shereny merasa senang mendapatkan informasi tentang teh-teh tersebut. Ia mempertimbangkan pilihan-pilihannya dengan hati-hati.

Shereny menutup bukunya dan menunjukkan wajah kagum, "Wah, kamu hebat Maya! Saya senang sekali kamu ada disini, awal yang sangat bagus, oh iya, semua terdengar bagus. Tapi saya rasa saya akan memilih teh chamomile. Saya merasa sedikit lelah dan butuh sesuatu yang menenangkan."

Maya tersenyum bangga, "Pilihan yang sangat baik, Nyonya! Saya akan segera menyiapkannya untuk Anda."

Maya segera pergi ke dapur untuk menyiapkan teh Chamomile pilihan Shereny. Sambil menunggu, Shereny kembali fokus pada bukunya, merasa bersyukur atas momen tenang ini dan bantuan dari Maya. Ia tahu bahwa dengan sedikit perhatian pada dirinya sendiri, ia bisa lebih baik merawat keluarganya.

Tak lama setelah itu, Maya kembali dengan secangkir teh chamomile yang harum, disajikan dengan indah di atas nampan kecil. Rasa hangat dari teh itu seolah menyebar ke seluruh ruangan. Sambil menyerahkan teh kepada Shereny, Maya melihat sampul buku yang sedang dibaca.

"Oh, Bu Shereny! Saya melihat Anda membaca 'Laut Bercerita'. Itu buku yang sangat bagus! Saya juga sangat menyukainya." Maya sangat antusias melihat buku tersebut karena ia sangat menyukainya.

"Benar sekali! Ini adalah hadiah dari sahabat saya, Kayyisa. Ia tahu betapa saya menyukai cerita yang mendalam dan emosional. Saya baru saja mulai membacanya, dan rasanya sangat menyentuh." Sahut Shereny dengan senang.

Maya pun kembali bertanya tentang karakter favoritnya, "Nyonya, Apa pendapat Anda tentang karakter Kirana?"

Ternyata Shereny juga menyukai Kirana, karakter di novel tersebut, "Kirana adalah karakter yang sangat menarik. Saya suka bagaimana dia digambarkan sebagai sosok yang kuat, meskipun dia menghadapi banyak tantangan dalam hidupnya. Apa pendapatmu tentang dia?"

Maya pun menjawan dengan antusias, "Saya setuju! Kirana menunjukkan bagaimana seseorang bisa berjuang dengan emosinya. Dia sangat relatable, terutama saat dia merasa terjebak antara kenangan dan harapan."

"Betul sekali. Saya merasa bahwa perjalanan emosionalnya mencerminkan banyak pengalaman yang kita semua alami. Dia benar-benar mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita mengatasi kehilangan dan melanjutkan hidup."

Maya memeluk nampannya, "Dan laut sebagai simbol dalam hidupnya sangat menarik. Saya merasa laut mencerminkan perasaannya—kadang tenang, kadang penuh gelombang. Apakah Anda juga merasakan hal yang sama?"

Shereny mengangguk dan menatap wajah Maya dengan bangga, "Ya, laut itu sangat simbolis. Setiap kali Kirana berada di dekat laut, sepertinya dia menemukan kedamaian, meskipun ada banyak kenangan yang menyakitkan. Itu membuat saya berpikir tentang bagaimana kita bisa menemukan ketenangan di tengah kekacauan."

Suara Maya mengecil dan kembali bicara dengan haru, "Saya suka bagaimana penulis menggambarkan hubungan antara Kirana dan laut. Seolah-olah laut itu menjadi sahabatnya, yang selalu ada untuk mendengarkan tanpa menghakimi."

"Saya juga merasa bahwa Kirana belajar untuk menghadapi masa lalunya dengan lebih baik. Bagaimana dengan kamu? Apakah ada karakter lain yang Anda suka?"

"Selain Kirana, saya juga menyukai karakter Ayah Kirana. Dia memiliki peran penting dalam hidupnya, dan cara dia mendukung Kirana meskipun dalam kesedihan sangat menginspirasi."

Shereny mengangguk mengerti, lalu ia tersenyum sambil mengingat keluarga kecilnya, "Saya setuju. Hubungan mereka menunjukkan betapa pentingnya keluarga dalam proses penyembuhan. Novel ini benar-benar membuat kita merenungkan banyak hal."

"Nyonya, saya berharap bisa berbagi lebih banyak buku seperti ini dengan Anda. Kita bisa mendiskusikannya bersama lagi!"

Shereny mengangguk dengan senyuman lembutnya. Maya pun izin ke belakang untuk melanjutkan persiapan makan malam.

"Maya, tunggu."

"Bagaimana nyonya?"

"Kamu, ingin kuliah?" Tanya Shereny sambil memegang tangan Maya.

1
LISA
Aq mampir Kak
Arachikimchi: haloo! selamat membaca~
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!