Kimberly adalah seorang pengantin yang memasuki altar pernikahannya, namun terkejut di atas altar itu sudah ada adik angkatnya bersama calon suaminya yang telah bertukar cincin.
"Maafkan Aku, aku sudah salah. Akulah yang merayu Kak Ramon sampai akhirnya aku hamil 1 bulan dan,, dann,,, terpaksa hari ini kami,,," ucapan adik angkat Kimberly yang menggantikannya menikah, sungguh di luar dugaan!
Ternyata selama ini, semua orang telah menipunya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Memadu kasih di sela kesibukan
Di depan pintu masuk, Kimberly bersama rekan-rekan kerjanya berdiri menyambut para hadirin yang datang.
Seluruh rekan kerja Kimberly telah menggunakan pakaian yang siap untuk merayakan pesta hari itu, kecuali Kimberly yang masih menggunakan setelan pakaian kerjanya, rok hitam dipasangkan dengan kemeja putih dan blazer hitam.
"Bu Kimberly, pergilah berganti baju," bisik salah seorang rekan kerja Kimberly ketika melihat Kimberly yang berdiri di sampingnya.
Kimberly memperhatikan pakaiannya sebelum menatap ke arah pintu masuk, "tidak apa-apa, aku akan mengganti baju nanti," ucap Kimberly yang menunggu kedatangan suaminya untuk membawakan pakaian untuknya.
"Tapi,,," sang rekan kerja mengerutkan keningnya, namun tidak mengatakan apapun lagi saat ia melihat salah seorang dewan direksi Baru saja datang, sehingga mereka dengan cepat memperlihatkan senyuman indah untuk menyambut dewan direksi itu.
Selain dewan direksi, para selebriti yang baru saja datang juga ikut disambut oleh Kimberly dan rekan-rekan kerjanya, dan Kimberly terpukau oleh penampilan salah seorang selebriti yang bekerja di bidang seni musik.
Selebriti bernama Hanani itu menggunakan gaun putih polos yang terlihat sederhana namun elegan, dari sebuah brand yang menawarkan gaun pengantin.
"Halo," Hanani menyapa para direktur di sana dengan suara yang indahnya.
"Selamat datang," ucap Kimberly sambil melemparkan sebuah senyuman pada Hanani.
"Terima kasih sudah mengundangku, ini sebuah kehormatan," ucap Hanani tampak melebarkan senyumnya pada para direktur di sana.
Setelah Hanani menghilang dari pandangan Kimberly, Kimberly pun menatap rekan kerjanya di sampingnya sambil berkata, "bukankah kau penggemar beratnya? Aku pikir kau akan meminta berfoto dengannya?"
"Hm? Maunya begitu, tapi aku tidak bisa meninggalkan pekerjaan, mungkin nanti saja," jawab Sang Perempuan.
Kimberly mengangguk bersamaan dengan Marwah yang datang ke sampingnya membisikkan sesuatu.
"Tuan CEO meminta bertemu," ucap Marwah membuat Kimberly menganggukkan kepalanya lalu segera berpamitan pada rekan-rekan kerjanya di sana dengan alasan berganti baju.
Kimberly mengikuti Marwah, menuju sebuah kamar hotel yang terletak di lantai VVIP.
Ding dong!
Kimberly menekan bel kamar hotel diikuti pintu yang terbuka memperlihatkan sang suami yang telah menunggunya.
Baru saja Kimberly hendak mengatakan sesuatu, tubuhnya sudah ditarik ke dalam kamar dan pintu tertutup dengan cepat.
Bam!
Kimberly cukup ke target, namun sebuah ciuman dari sang suami membuatnya merasa lebih baik.
Cup.
Tubuh Kimberly seketika menjadi rileks menyambut ciuman dari sang suami.
Steven merasa bergairah melihat sang istri yang langsung terkulai lemas di dalam pelukannya, tangan pria itu dengan cepat menyingkap rok hitam milik sang istri dan menyentuh lembut paha sang istri.
Keduanya perlahan-lahan mundur ke belakang menuju tempat tidur di dalam kamar VIP itu.
Tetapi ketika Kimberly menyadari sebelah kakinya menyentuh pinggir tempat tidur, dia langsung tersadar dan segera menarik ciumannya.
"Tunggu!" Kata Kimberly dengan nafas sedikit tersengal, menarik oksigen untuk mengisi paru-parunya.
"Kau ditunggu semua orang, mari lanjutkan ini nanti setelah acaranya selesai," ucap Kimberly segera mendorong dada sang suami, tetapi Steven menggelengkan kepalanya dengan pelan dan tetap bertahan dalam posisi mereka.
"Mereka tidak akan memulai acaranya tanpa kehadiran kita," ucap Steven segera mendorong sang istri terpental ke tempat tidur lalu dia berada di atas memegang kendali.
Kimberly mengerutkan keningnya, merasa apa yang mereka lakukan ini tidak benar, namun dengan cepat sang suami telah menyentuh titik-titik sensitifnya membuat dia tidak bisa memikirkan apapun lagi selain memikirkan tentang suaminya yang memadu kasih dengannya.
'Tidak apa-apa, 10 menit saja cukup,' pikir Kimberly dalam hati.
Tapi apakah 10 menit itu cukup untuk pria yang ada di atasnya...?
sampai anak kandung pun ga ada arti nya sama sekali....
kalahkan rasa trauma itu...
kamu harus bahagia..