NovelToon NovelToon
CINTA DI LUAR NASKAH

CINTA DI LUAR NASKAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Percintaan Konglomerat / Cinta Paksa / Enemy to Lovers / Slice of Life / Kekasih misterius
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Agura Senja

Alexa Beverly sangat terkenal dengan julukan Aktris Figuran. Dia memerankan karakter tambahan hampir di setiap serial televisi, bahkan sudah tidak terhitung berapa kali Alexa hanya muncul di layar sebagai orang yang ditanyai arah jalan.

Peran figurannya membawa wanita itu bertemu aktor papan atas, Raymond Devano yang baru saja meraih gelar sebagai Pria Terseksi di Dunia menurut sebuah majalah terkenal. Alexa tidak menyukai aktor tampan yang terkenal dengan sikap ramah dan baik hati itu dengan alasan Raymond merebut gelar milik idolanya.

Sayangnya, Alexa tidak sengaja mengetahui rahasia paling gelap seorang pewaris perusahaan raksasa Apistle Group yang bersembunyi dibalik nama Raymond Devano sambil mengenakan topeng dan sayap malaikat. Lebih gilanya lagi, pemuda dengan tatapan kejam dan dingin itu mengklaim bahwa Alexa adalah miliknya.

Bagaimana Alexa bisa lepas dari kungkungan iblis berkedok malaikat yang terobsesi padanya?


Gambar cover : made by AI (Bing)
Desain : Canva Pro

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agura Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tetangga Baru

"Sampai kapan jadwalku kosong?" Alexa bertanya setelah turun dari mobil, berdiri diam saat Alena menempelkan kartu berwarna hitam, mengikuti langkah wanita itu setelah pintu kaca besar di hadapan mereka terbuka.

"Sampai emosi Mama mereda," jawab Alena pasti, mengingatkan wanita di sampingnya bahwa mereka baru saja dihukum. Tidak mungkin langsung mencari masalah baru saat suasana hati ibunya belum baik.

Dua wanita itu memasuki lift, lagi-lagi tugas Alena yang menekan tombol bertuliskan angka 14. Sebenarnya mereka bisa tinggal di rumah, tapi memutuskan untuk membeli apartement dengan alasan ingin belajar hidup mandiri hingga tidak ada satu pelayan pun yang ikut bersama mereka.

Hanya Alexa dan Alena yang mengetahui dengan pasti alasan sesungguhnya ingin tinggal terpisah. Mereka tidak bisa melakukan apa pun secara bebas kalau tinggal di kediaman utama. Alena dan Alexa yang suka berlarian dan berteriak sembarangan, harus bersikap ekstra anggun di rumah.

Sulit sekali bersikap seperti tuan putri, apalagi bagi Alena yang sering bicara blak-blakan dan terkesan kasar.

"Sebaiknya kau istirahat dan pikirkan perkataan Mama," ucap Alena saat pintu lift terbuka. Dua wanita itu melangkah keluar, langsung menuju sebuah pintu yang sudah mereka tinggali sejak setahun terakhir setelah memberi salam singkat pada dua wanita yang berdiri di depan lift dengan ekspresi datar.

"Jangan ingatkan aku tentang itu!" Alexa merengut. Netra coklat wanita itu menatap penasaran pada beberapa kardus di depan pintu satu-satunya apartement lain di lantai empat belas.

"Alena, bukannya apartement itu kosong? Kenapa pintunya terbuka?"

Alena yang tidak sempat memperhatikan sekitar juga mengerjap heran. Pintu yang bertuliskan angka 1402 itu sedikit terbuka. Gedung apartement ini hanya berisi dua pintu di setiap lantai.

Tempat yang dua wanita itu tinggali, 1401, menjadi satu-satunya yang berpenghuni di lantai empat belas. Apartement nomor 1402 yang berada tepat di depan tempat tinggal Alexa dan Alena, sebenarnya juga merupakan milik dua wanita itu.

Vincent membelikan dua unit, satu untuk Alena dan satu untuk Alexa. Tapi, tinggal di apartement seluas itu sendirian membuat dua wanita itu memutuskan untuk tinggal bersama dan membiarkan yang satunya kosong.

"Perampok?" Alena bertanya ragu, pasalnya keamanan gedung ini sangat ketat. Tidak mungkin ada yang bisa membobol pintu tanpa key card.

"Lebih seperti ada yang baru pindah, bukan perampok." Alexa menunjuk pada kardus-kardus berisi buku yang teronggok di depan pintu, sedikit menghalangi koridor.

"Mungkin Paman Vincent menjual lagi apartement itu? Di mana key card milikmu?"

Alena memiringkan kepala. "Kukembalikan pada Papa karena takut hilang. Apa benar-benar dijual lagi ke orang lain? Rasanya tidak mungkin Papa membiarkan ada orang asing tinggal di dekat kita."

Dua wanita bersurai panjang itu melirik pada dua bodyguard yang dipekerjakan Vincent di depan lift. Mereka berjaga bergantian, total seluruhnya ada enam orang. Dengan alasan hanya Alena dan Alexa yang tinggal di lantai empat belas, maka Vincent menempatkan orang-orang terlatih untuk berjaga di depan lift, bertugas mencegah siapa pun selain Alena dan Alexa untuk memasuki area itu.

Jadi, rasanya agak mustahil Vincent menjual unit di depan tempat tinggal dua wanita itu kepada orang asing.

"Kalau begitu pasti bukan orang asing, setidaknya orang yang bisa dipercaya Papa. Lihat saja penjaga seperti patung itu tidak memperingatkan kita apa-apa, jadi pasti bukan masalah besar."

"Yah, kita tanyakan nanti saja. Ayo masuk, aku mau tidur lagi." Alexa mengetuk pintu, memberi isyarat agar Alena cepat membukanya.

Alena yang sebelumnya tidak sempat membuka pintu, menempelkan kartu hitam berbentuk persegi pada mesin di sisi pintu. Wanita itu segera memasukkan beberapa angka sebelum terdengar bunyi khas saat pintu sudah bisa dibuka.

"Aku pulang," ucap Alexa seraya mendorong pintu. Kakinya baru masuk selangkah saat telinganya mendengar dehaman seseorang di belakangnya.

Alena dan Alexa menoleh bersamaan. Ya, ampun! Dua wanita itu melotot tidak percaya, mulut keduanya bahkan menganga dengan tidak elit.

"Ah, maafkan aku, apa kalian terkejut?" Pria yang tampak santai dengan sweater hitam lengan panjang dan celana jins itu menggaruk kepala saat dua wanita di hadapannya malah melamun. "Ehm, halo? Kalian putrinya Vincent, kan? Maaf atas ketidaknyamanannya, tapi aku meminta izin untuk tinggal di sini. Hanya beberapa bulan saja, kok."

"Halo, selamat siang!" Alexa segera tersadar dari ketidaksopanannya. "Tidak perlu sungkan, Tuan, kami tidak mungkin merasa tidak nyaman bertetangga dengan Anda. Ya, kan, Alena?"

"Ha? Ah, iya, benar! Aku tidak keberatan sama sekali!" Alena berseru cukup keras, kaget saat Alexa mencubit lengannya, mengeluarkannya dari angan-angan.

Pria bersurai hitam legam itu terkekeh, gemas dengan tingkah dua wanita di hadapannya.

'Ugh, tampan sekali!'

'Terlalu tampan!'

Alena dan Alexa tersenyum kikuk, hampir kembali melamun melihat ketampanan paripurna tetangga baru mereka.

"Nama saya Alexa Waxton Beverly, Tuan, boleh dipanggil Alexa." Wanita yang rambut hitam panjangnya sedang digerai itu memperkenalkan diri, senyumnya tampak sangat manis dan lembut.

"Alena Zhei Waxton, silakan dipanggil Alena saja."

Pria berusia lima puluh tahun itu tersenyum lembut.

"Edgar Emilio Grissham," ucap Edgar memperkenalkan diri. "Aku lebih nyaman kalau kalian memanggilku Paman daripada Tuan. Meski ini pertemuan pertama kita, tapi aku dan Vincent berteman sudah sangat lama."

"Ah, iya, Paman Edgar, salam kenal. Semoga betah menjadi tetangga kami," ucap Alexa tanpa melepas senyumnya.

Hari ini penuh keberuntungan setelah semalam menghadapi hukuman dan kemarahan Seira.

Alena yang juga tidak bisa menahan diri selain terpesona dengan wajah tampan dan senyum hangat tetangga barunya, mulai mengerutkan kening saat satu fakta tentang Edgar yang hampir mereka lupakan.

"Mau dibantu untuk membawa kardus-kardus ini tidak, Paman? Kami akan membantu dengan senang hati." Alexa menawarkan diri dengan ramah, berharap bisa lebih dekat dengan tetangganya yang penuh pesona.

Edgar tersenyum, hatinya menghangat melihat wajah cantik serta netra coklat madu yang berbinar di hadapannya. Rasanya seperti sudah saling mengenal sejak lama. Perasaan familiar dan membuat nyaman.

'Kalau Vallen melahirkan anak kami, mungkin usianya sama dengan Alexa.' Edgar membatin, hampir memasang ekspresi sendu saat sebuah wajah terbersit di benaknya.

"Terima kasih atas tawarannya, tapi aku sudah punya pelayan pribadi yang akan membantu membereskan barang. Sebentar lagi ia keluar, sedang cuci piring sekarang. Kami baru selesai makan siang, kalian sudah makan?"

Alexa memiringkan kepala. "Pelayan pribadi?"

Edgar tertawa melihat raut polos wanita di hadapannya, tidak memperhatikan ekspresi Alena mulai berubah datar.

"Maksudku, putraku datang membantu. Tenaganya cukup bisa berguna untuk mengangkat barang-barang," ucap Edgar santai.

Putra? Bersamaan dengan raut bingung di wajah Alexa, seorang pemuda keluar dari balik punggung Edgar.

"Oh, ini dia, perkenalkan, putraku!"

"Kau?!"

1
aca
hadeh np valisa g jujur aja
Siti Nina
Satu kata menarik ceritanya,,,👍
Anawahyu Fajrin
aku tunggu selanjutnya ya,,, up yg banyak ya Thor😍😍
Agura Senja: Akan up setiap hari ya~~ terima kasih sudah membaca 😍
total 1 replies
Anawahyu Fajrin
Raymond luar biasaaaaa
Anawahyu Fajrin
jangan bilang....
Anawahyu Fajrin
ceritanya bagus banget Thor,,bikin nagih
Agura Senja: Makasih sudah mampir dan kenalan dengan Alexa~ 🫶
total 1 replies
Lestari Andrian
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!