Dengan sebilah pedang di tangan, aku menantang takdir, bukan demi menjadi pahlawan tetapi agar terciptanya kedamaian.
Dengan sebilah pedang, aku menantang empat penjuru, langit dan bumi, menjadi tidak terkalahkan.
Dengan sebilah pedang, aku menjelma menjadi naga, menghabisi iblis, menyelamatkan kemanusiaan.
Dengan sebilah pedang, aku menemukan dunia dalam diri seseorang, menjaganya segenap kekuatanku, bersamanya selamanya.
Dengan sebilah pedang, kuukir sebuah legenda, tentang anak manusia menantang langit, legenda pendekar naga!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shujinkouron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 12 – Ginseng Air
Xiao Chen duduk bersila di tepi sungai untuk mengatur kembali nafasnya, biarpun stamina yang dia miliki beberapa kali lipat daripada anak seusianya tetap saja dirinya begitu kelelahan setelah berlari beberapa waktu.
Pandangan Xiao Chen terarah pada Sungai Rumput Giok dengan perasaan campur aduk, dia mengetahui sungai yang memiliki air berwarna hijau muda itu akan menyebabkan Lembah Seratus Pedang binasa dalam waktu 20 tahun lagi.
Xiao Chen memandang sekitarnya dan menemukan tidak ada seorangpun yang terlihat, dia tidak terlalu heran dengan kondisi ini.
Air yang mengalir pada Sungai Rumput Giok memiliki warna hijau muda dan juga jauh lebih dingin daripada air pada umumnya, tidak ada yang berani meminum air dari sungai ini karena warnanya. Selain itu tidak ada ikan yang hidup dalam sungai ini serta sering terdengar suara aneh dari dasar sungai ketika malam hari, sebab itulah biasanya tidak ada orang yang mendatanginya.
Tidak ada yang mengetahui rahasia sebenarnya dari sungai ini sampai 15 tahun kemudian saat beberapa pemuda Lembah Seratus Pedang memutuskan melakukan lomba berenang di Sungai Rumput Giok. Ketika salah satu dari pemuda ini tenggelam, barulah ditemukan bahwa di dasar Sungai Rumput Giok ternyata dipenuhi dengan tanaman yang bernama Ginseng Air.
Ginseng Air memiliki kegunaan untuk meningkatkan kualitas tubuh dan memperkuat tulang seseorang jika dikonsumsi secara rutin. Jika diolah menjadi obat, Ginseng Air juga bisa membantu mempercepat pembentukan lingkaran tenaga dalam bagi para pendekar.
Penemuan ini membuat Lembah Seratus Pedang menjadi begitu kaya tetapi juga mendatangkan bencana karena beberapa kelompok aliran hitam ingin menguasainya.
“Sebelum semua itu terjadi, aku akan menghabiskan sebagian besar Ginseng Air ini…” Xiao Chen tersenyum lebar, dia yang merasa nafasnya sudah kembali teratur kemudian melepaskan pakaian yang digunakannya.
Xiao Chen menggunakan tangannya untuk menyentuh permukaan air Sungai Rumput Giok, seluruh tubuhnya langsung merinding ketika tangannya bersentuhan dengan air tersebut.
“Ternyata air ini jauh lebih dingin dari yang kupikirkan…” Xiao Chen menelan ludahnya, tubuhnya sepertinya tidak akan mampu bertahan lama di dalam air jika tidak menggunakan tenaga dalam.
Xiao Chen merapatkan giginya, dia tidak bisa kembali dengan tangan kosong setelah pergi sejauh ini. Xiao Chen kemudian mengumpulkan beberapa ranting pohon, di sepanjang sungai ini memang banyak pohon yang tumbuh dengan rindang.
Ranting-ranting yang terkumpul kemudian dia susun dan jadikan api unggun, Xiao Chen membuat suhu tubuhnya naik sambil melakukan gerakan pemanasan. Setelah kembali mengatur nafasnya, Xiao Chen melompat ke dalam Sungai Rumput Giok.
Sungai tersebut tidaklah dalam maupun memiliki arus yang deras, hanya saja memiliki air yang sangat dingin. Dalam waktu beberapa tarikan nafas saja, Xiao Chen bisa merasakan suhu tubuhnya turun dengan cepat.
“Aku harus bergegas!” batin Xiao Chen sambil membuka matanya lebar, dia berusaha mencapai dasar sungai secepat yang dirinya bisa.
Xiao Chen menemukan banyak rerumputan di dasar sungai tersebut, tanpa pikir panjang Xiao Chen menarik rerumputan itu sekuat tenaga sebelum berenang kembali ke atas. Xiao Chen menggunakan segenap kemampuannya untuk secepatnya keluar dari sungai yang hampir membuatnya mati kedinginan.
“Puah!”
Ketika keluar dari sungai, Xiao Chen juga sudah mencapai batasnya menahan nafas. Xiao Chen cepat-cepat mengeluarkan tubuhnya dari sungai kemudian duduk di tepi api unggun untuk menghangatkan badannya.
“Nyawaku sungguh hampir melayang…” gumam Xiao Chen sambil mengigil begitu hebatnya.
Meskipun tubuhnya belum bisa berhenti bergetar tetapi Xiao Chen tersenyum puas ketika melihat hasil yang didapatkannya tidak begitu buruk. Dalam satu tarikan tangan tadi, Xiao Chen berhasil mendapatkan tiga Ginseng Air.
Ukuran ketiga Ginseng Air memang kecil tetapi Xiao Chen menebak setidaknya tanaman ditangannya berumur sepuluh sampai dua puluh tahun. Semakin tua Ginseng Air maka semakin berharga dan khasiatnya semakin baik.
Xiao Chen sebenarnya ingin mengambil lebih banyak lagi ginseng tetapi kondisi tubuhnya tidak memungkinkan dirinya melakukan itu, untuk saat ini Xiao Chen harus puas dengan yang telah berhasil dia dapatkan. Xiao Chen menyimpan ketiga Ginseng Air pada tempat yang sudah dia siapkan sebelumnya.
Selepas mengeringkan tubuhnya, Xiao Chen mengenakan pakaiannya kembali kemudian berniat pulang ke Lembah Seratus Pedang.
“Hm? Tidak kusangka ada seorang anak kecil di tempat ini…”
Xiao Chen terkejut ketika mendengar suara tersebut, dia meningkatkan kewaspaannya dan menemukan seorang Kakek tua berjalan mendekatinya.
Kakek tua itu tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 160cm selain janggut putihnya yang panjang, perutnya juga buncit. Kakek tersebut terlihat berusia sekitar 70 tahun, mata Xiao Chen melebar ketika melihat pakaian yang dikenakan Kakek tersebut.
“Saat sedang berjalan-jalan kulihat ada asap di dekat Sungai Rumput Giok, biasanya tidak ada yang datang ke tempat ini, mengapa kau berada disini anak muda?” tanya Kakek itu sambil tersenyum lembut.
“Hormat pada Senior… Aku…” Xiao Chen kesulitan menyusun kata-katanya.
Xiao Chen sungguh terkejut bertemu dengan Kakek di hadapannya, meskipun di kehidupan sebelumnya dia memiliki kesempatan untuk bertatap muka tetapi dia sangat mengenali sosok di hadapannya dari pakaian yang dikenakan serta medali yang ada di pinggang Kakek tersebut.
Xiao Chen cukup yakin Kakek di hadapannya tidak lain adalah Ketua dari Lembah Seratus Pedang, Jiang Kun yang juga dijuluki sebagai Raja Seratus Pedang.
Jiang Kun terkenal sebagai pendekar tingkat tinggi yang memiliki kemampuan luar biasa, meskipun terlihat berusia 70 tahun tetapi sebenarnya Jiang Kun sudah hidup selama lebih dari 150 tahun karena kemampuan tenaga dalam yang dia miliki.
Beberapa hari setelah Jiang Kun tutup usialah para kelompok aliran sesat datang untuk mengambil alih Sungai Rumput Giok yang menyebabkan Lembah Seratus Pedang binasa. Bisa dikatakan Jiang Kun adalah satu-satunya pilar yang membuat Lembah Seratus Pedang disegani oleh kelompok lainnya.
Jiang Kun memandang Xiao Chen dari atas sampai bawah, dia menaikan alisnya sambil membaca karakter bocah di hadapannya tersebut. Jiang Kun bisa melihat Xiao Chen tidak ingin menjawab pertanyaannya tetapi juga tidak ingin berbohong padanya.
“Jika kau tidak ingin menjawabnya, lupakan. Hanya saja tempat ini bukanlah tempat yang aman jadi ikutlah denganku…” Jiang Kun mengulurkan tangannya dan menyentuh pundak Xiao Chen, seketika itu juga Xiao Chen merasa tubuhnya menjadi hangat dan terasa nyaman.
Jiang Kun bisa melihat Xiao Chen begitu kedinginan sehingga menggunakan tenaga dalam untuk membuat suhu tubuh Xiao Chen menjadi lebih stabil.
“Jika kau tidak bisa mengatakan alasanmu disini, setidaknya kau bisa mengenalkan dirimu bukan?” tanya Jiang Kun.
“Senior, perkenalkan namaku Xiao Chen…”
“Xiao Chen, nama yang bagus…” Jiang Kun mengangguk pelan, kemudian dia mengajak Xiao Chen ikut dengannya.
Xiao Chen sedikit dilema tetapi tidak merasa bisa menolak permintaan tersebut sehingga menuruti keinginan Jiang Kun.