Gara-gara salah masuk ke dalam kamarnya, pria yang berstatus sebagai kakak iparnya itu kini menjadi suami Ara. Hanya dalam satu malam status Ara berubah menjadi istri kedua dari seorang Dewa Arbeto. Menjadi istri kedua dari pria yang sangat membencinya, hanya karena Ara orang miskin yang tak jelas asal usulnya.
Dapatkah Ara bertahan menjadi istri kedua yang tidak diinginkan? Lalu bagaimana jika kakak angkatnya itu tahu jika ia adalah istri kedua dari suaminya.
Dan apa sebenarnya yang terjadi di masa lalu Dewa, sampai membuat pria itu membenci orang miskin. Sebuah kebencian yang tenyata ada kaitannya dengan cinta pertama Dewa.
Semua jawabannya akan kalian temukan di kisah Ara dan Dewa, yuk baca🤭
Jangan lupa follow akun dibawah ini
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Baik Ryu maupun Ara terkejut saat melihat keberadaan Dewa. Terutama Ara karena ia pikir pria itu ada di dalam kamar bersama Vivian.
"Dia tidak layak untuk kau ajak berkenalan!" ucap Dewa dengan tegas lalu menatap pada gadis yang diketahuinya sebagai adik angkat calon istrinya. "Masih banyak wanita diluar sana yang lebih pantas untuk dijadikan koleksimu."
Perkataan penuh hinaan itu tentu saja membuat Ara marah, tapi ia sadar diri tidak pantas untuk marah karena semua yang dikatakan Dewa memang benar. Ia tidak pantas untuk pria manapun apalagi pada pria tampan yang masih memegang tangannya.
"Dengar Tuan Dewa Arbeto!" Ara melepaskan pegangan ditangannya dengan kasar untuk menunjuk pria angkuh dihadapannya.
Ryu yang melihat bagaimana gadis itu menunjuk wajah Dewa, tentu saja merasa terkagum-kagum. Karena tidak ada satu orang pun yang berani berbuat seperti itu pada kakaknya.
Dewa sendiri hanya menatap dengan datar gadis miskin itu, meskipun terkejut dengan perbuatan calon adik iparnya tersebut.
"Terimakasih atas pujiannya, minggir!"
Ara berjalan menerobos diantara Dewa dan pria yang belum ia ketahui siapa namanya.
Sementara Dewa dan Ryu terbelalak dengan apa yang dikatakan gadis itu, yang kini pergi begitu saja setelah menabrak mereka dengan sengaja. Tadinya mereka pikir gadis itu akan marah dengan memaki, tapi yang terjadi sungguh diluar dugaan. Karena gadis itu justru berterima dan menganggap hinaan yang dilontarkan Dewa sebagai pujian.
"Dasar aneh!" umpat Dewa.
"Tapi dia sangat cantik dan menggemaskan," sahut Ryu sembari terus menatap kepergian gadis tersebut.
"Ck, seleramu memang murahan."
Dewa pun berlalu dari tempat tersebut, karena harus menemui beberapa tamu rekan bisnisnya yang datang lebih awal untuk menghadiri acara pernikahannya.
"Tunggu, Wa!" Ryu mengikuti langkah kakaknya.
"Namaku Dewa!"
"Ya.., ya. Tapi katakan kenapa aku tidak boleh mendekati gadis tadi? Memangnya dia siapa?" tanya Ryu dengan penasaran.
"Dia anak yang diangkat dari panti asuhan di keluarga Wisnu, gadis miskin yang tidak jelas asal usulnya. Jadi jauhi dia!" perintah Dewa dengan tegas.
"Hei, dari dulu aku tidak pernah melihat seorang wanita dari status sosialnya. Yang penting bagiku hanya dua, dia wanita tulen dan cantik." Seloroh Ryu sembari tertawa.
Namun tawa itu langsung menghilang saat Dewa menghentikan langkah dan menatapnya dengan tajam.
"Aku bicara serius, meskipun wanita itu hanya untuk dijadikan koleksimu tetap dia tidak pantas bagi keluarga Arbeto."
Ryu terdiam, membiarkan Dewa yang berlalu pergi.
"Mulutmu itu sangat tajam, jangan sampai yang kau anggap tidak pantas justru yang akan mendampingimu!" sumpah serapah Ryu, meskipun ia merasa tidak mungkin terjadi.
Karena mana mungkin seorang Dewa mau berdampingan dengan gadis yang memiliki background status sosial tidak jelas. Terlebih lagi sebentar lagi kakaknya itu akan menikah dengan Vivian, dengan wanita cantik yang memiliki banyak keunggulan.
*
*
Suasana di dalam ballroom luas itu tampak ramai oleh para tamu undangan yang hadir. Para tamu undangan yang tentunya orang penting dari dalam maupun luar negeri. Karena sang pemilik acara yang merupakan keluarga terpandang dan paling disegani di seluruh Asia.
Sementara itu disalah satu sudut ballroom, tampak seorang gadis cantik dengan dress berwarna putih yang merupakan dress code keluarga dari mempelai perempuan. Gadis itu terlihat sedang menikmati berbagai hidangan tanpa mempedulikan sekitarnya, karena sejak tadi perutnya sangat lapar.
Bayangkan saja dari pagi perutnya baru terisi roti, itu pun saat Ara kembali ke rumah untuk mengambil sepatu ayah angkatnya. Dan sekarang dengan bebas ia bisa menikmati aneka hidangan tanpa takut dimarahi oleh Vivian, atau pun kedua orang tua angkatnya yang tengah sibuk dengan para tamu undangan.
"Hei, kita bertemu kembali," sapa Ryu dengan tersenyum.
Ara yang tengah menikmati sepotong kue, langsung tersedak saat melihat siapa yang menyapanya. Untung saja pria itu dengan cepat memberinya minuman yang entah mengapa rasanya begitu pahit dan panas di tenggorokan.
ntar Ara mati rasa baru tau