Mengisahkan tentang kehidupan pasangan yang berbeda latar belakang,antara keluarga elit dengan seorang gadis dari kalangan keluarga biasa dan sederhana.Kayyisa Virly Putri(Kay) terpaksa menikah secara diam-diam di usianya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.Awalnya Kay tidak setuju untuk menikah,tapi keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan terlilit banyak hutang.Memaksa Kay harus menyetujui pernikahan secara ikhlas untuk memperbaiki keuangan keluarganya.Namun,pernikahan rahasia yang ia jalani tidaklah mudah.Karena ia harus berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan mewah kelas atas dari keluargabarunya,dan mengharuskannya terus belajar berbagai banyak hal sambil terus berusaha beradaptasi dengan suami yang tidak menyenangkan,yang memiliki hati dingin dan angkuh yang bernama Ben Nathan Hartanto(Ben).Seorang CEO muda ternama sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Hartanto.Keduanya saling tak menyukai,tapi tetap menjalankan pernikahan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliastro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merasa sedih.
Zidan meraih ponselnya dengan cepat.
Wajah tampannya terlihat tetap tenang meskipun hatinya merasa gelisah.
Sesekali wajah sedih Kay melintas di dalam benaknya.Dan mengingatnya membuat Zidan ikut merasa sedih.
"Aku harus memperbaiki kesalahpahaman ini.Aku tidak tega melihat Kay sedih dan murung"ucapnya pelan.
Zidan menarik napas pendek lalu menghubungi seseorang.
Ternyata dia sedang menghubungi kedua sahabat Kay dan mengajak mereka untuk bertemu.
***
Di kediaman keluarga Hartanto,Mama Ben sedang berbicara dengan asisten pribadi Kay.Mereka membicarakan tentang pendidikan etika dan cara berpenampilan Kay yang sudah mengalami kemajuan pesat.
Mbak Rina sebagai asisten pribadi Kay mengatakan jika Kay adalah gadis yang pintar dalam pendidikan akademik.
Mama Ben terlihat sangat senang mendengarnya.
Lalu Mbak Rina memberitahu Mama Ben jika Kay memiliki keahlian yang mengagumkan dalam bidang pastry dan seni.
Mama Ben terkejut mendengar kata-kata dari asisten pribadi.
Mbak Rina permisi keluar mengambil sesuatu yang akan ditunjukkan pada nyonya mudanya itu.
Sementara itu,Mama Ben duduk santai sembari menunggu Mbak Rina kembali.
Tiba-tiba ponselnya berbunyi.
Ternyata Ibunya Kay menelpon dan memberitahu jika dia dan sang suami akan datang berkunjung ke rumah kediaman keluarga Hartanto untuk menemui Kay.
Selesai menerima telepon dari besannya.Mbak Rina masuk membawa kue buatan Kay dengan dekorasi yang sangat cantik.
Mama Ben yang berwajah masam setelah mendapat telepon dari kedua orang tua Kay.Tiba-tiba terlihat takjub melihat kue yang dibawa oleh asisten pribadinya Kay.
"Kue ini sangat cantik.Dari mana kau membelinya?"tanya Mama Ben heran.
Mbak Rina lalu mengatakan pada Mama Ben jika kue tersebut hasil karya Kay,dari hasil pendidikan kursus pastry yang diikutinya selama ini.
Mama Ben mencicipi kue buatan Kay dengan senyum tersungging di kedua sudut bibirnya.
"Apa yang kau katakan tampaknya memang benar.Gadis itu memang berbakat.Dia tidak seburuk yang kukira."
Mbak Rina tersenyum senang mendengar kata-kata nyonya mudanya.
***
Kay terlihat sangat senang,saat mendapatkan info dari asisten pribadinya, jika kedua orang tuanya akan datang berkunjung.
Selesai belajar pendidikan etika dan cara bersikap.Kay masih harus mengikuti kelas privat bahasa asing.
Kemudian dia berpikir untuk menemui Ben dan meminta tolong,agar kursus privat bahasa asingnya diliburkan dulu.Kay sangat merindukan kedua orang tuanya dan ingin menghabiskan waktu yang lama bersama mereka.
Kay bergegas menuju ke kediamannya tinggal bersama Ben.
Tapi Ben tak terlihat dimanapun juga termasuk di dalam kamar tidurnya.
Kay terlihat kecewa dengan wajah lesu.
Karena dia berpikir hanya Ben yang dapat membantunya.Ibu mertuanya pasti akan langsung menuruti apa yang dikatakan oleh Ben.
"Brughh!"
Kay seketika memekik keras saat berbalik dan menabrak seseorang.
"Aww..! M-maaf! Aku tidak senga..." suara Kay mendadak menghilang saat sepasang mata hitamnya menangkap wajah Ben.
Balutan setelan jas mewah,dengan aroma parfum maskulin yang memabukkan,dan tatapan mata Ben yang dingin sungguh membuat Kay merasa gugup.
Ben tersenyum menyeringai, senyuman yang membuat jantung Kay berdebar semakin kencang.
Gerakan tangan Ben seakan tak terkendali,saat mengusap lembut pipi Kay dan menghapus jarak di antara mereka.
"Apa yang sedang kau lakukan di depan kamarku?apa kau merindukan aku?."Senyum Ben melebar,lalu mendaratkan kecupan lembut di bibir Kay.
Kay membeku.
Dia tidak tahu apa yang baru saja terjadi.
Pikirannya tiba-tiba menjadi kosong.
Saat kesadarannya kembali.
Kedua tangannya menekan dada bidang Ben,lalu mendorongnya kuat untuk menjauh darinya.
"Apa yang kau lakukan?apa kau ingin mempermainkan aku?,"pekik Kay marah,sembari mengusap bibirnya dengan punggung tangan.
Kay segera menutup mulutnya dengan kedua tangan.Kali ini ia bersikap waspada, berjaga-jaga akan serangan dadakan dari Ben.
"Dasar tidak sopan! Kau pria kurang ajar! Berani-beraninya kau melakukannya lagi!."
Ben terkekeh.
"Tidak ada yang salah dengan apa yang kulakukan.Kau istriku! Dan aku sedang menyeka bibirku,setelah mencicipi kue buatanmu yang tidak enak!"kata Ben dengan santainya.
Kay mendelik marah.Kedua alisnya terangkat ke atas,"Apa kau sudah gila! Cukup,jangan permainkan aku lagi."
Ben kembali menyunggingkan senyuman.
Senyuman yang terlihat sangat menyebalkan untuk Kay.
"Kenapa kau tersenyum?Kau senang dengan sikap kurang ajarmu itu?." Kay mendengus dengan kasar.
"Apa menurutmu ini lucu?"imbuhnya kesal.
"Aku hanya menikmati apa yang menjadi milikku?"kata Ben santai.
"Milikmu?."Kay mendelik marah dan menganggap Ben hanya ingin mempermainkan perasaannya saja.
"Aku bukan..."
Kata-kata Kay terputus saat Ben dengan cepat menarik lengannya.
"Kau adalah istriku,jadi kau adalah milikku.
Hanya aku yang berhak atas dirimu,Kay.Dan aku bebas melakukan apapun kepada istriku,termasuk menciummu"bisik Ben lembut pada telinga Kay.
Mata Kay membulat bulat.Ia sangat terkejut mendengar kata-kata Ben.
Jantungnya berdegup semakin kencang.
Tapi ingatan akan tawa Ben yang penuh kebahagiaan, saat bertelponan dengan Dea terlintas di benak Kay.
Kay segera mendorong tubuh Ben menjauh.Lalu ia berkata jika kedua orang tuanya akan datang berkunjung.
Kay memohon pada Ben agar membantunya untuk meliburkan jadwal belajar bahasa asingnya.Supaya dapat menemui kedua orang tuanya dan menghabiskan waktu yang lebih lama bersama mereka.
Tapi dengan dingin Ben langsung menolaknya.
Tentu saja Kay merasa marah dan sangat kesal akan penolakan Ben.
Dia langsung beranjak pergi menuju ruang belajarnya lagi di kediaman utama keluarga Hartanto.
Ben tersenyum tipis lalu masuk ke dalam kamarnya.
***
Kedua orang tua Kay sudah tiba di kediaman keluarga Hartanto.
Kedatangan mereka disambut hangat oleh Nenek dan Papanya Ben.Sebaliknya Mamanya Ben terlihat dingin dan tidak senang melihat kedatangan kedua besannya.
"Maaf,kami belum sempat berkunjung ke rumah kalian..Virly"ucap Papanya Ben.
"Tidak apa-apa Mas..."
Belum sempat Ayahnya Kay menyelesaikan kalimatnya.Ibunya Kay sudah terlebih dulu memotong pembicaraannya.
"Rumah kami juga belum selesai di renovasi Pak Tri,jadi tidak apa-apa.Setelah renovasi rumah kami selesai,Pak Tri dan keluarga dapat berkunjung ke rumah kami yang baru"ucap Ibunya Kay tersenyum malu-malu.
Neneknya Ben lalu mengajak kedua orang tua Kay untuk makan bersama.
Tentu saja ajakan dari Nenek Ben disambut dengan baik oleh Ibunya Kay,karena dapat menikmati suguhan mewah di kediaman keluarga Hartanto.
Mama Ben menatap sedikit sinis pada tingkah norak Ibunya Kay.Sebaliknya Nenek Ben berusaha menahan tawanya untuk tetap menjaga kesopanan.Setiap kali melihat tingkah konyol Ibunya Kay yang lucu.
Sementara itu,merasa sangat gelisah dalam belajarnya. Dia terus memandangi jam dan melirik ke arah ponselnya.
Bu Warsi yang melihat Kay tidak konsentrasi saat belajar langsung memarahinya.
Kay terlihat murung dan berharap waktu belajarnya segera berakhir.Ia benar-benar ingin bertemu dengan kedua orang tuanya.
***
Kedua orang tua Kay memutuskan untuk segera pulang.Karena sudah terlalu lama berada di kediaman keluarga Hartanto.
Sementara Kay tidak kunjung juga datang menemui mereka.
Mama Ben mengatakan kepada kedua orang tua Kay,jika Kay masih mengikuti kursus privat bahasa asing dan tidak bisa meninggalkan belajarnya.Karena menurut Mama Ben hal itu lebih penting.
Jika dia memberikan izin Kay meninggalkan waktu belajarnya.Hal itu akan membuat Kay menjadi manja dan tidak disiplin.
Ayahnya Kay terlihat sedih mendengarnya.
Dia benar-benar merindukan putri semata wayangnya itu.Tapi karena istrinya ingin segera mengajak pulang.Ayahnya Kay hanya bisa menurut dan tidak dapat mencegahnya.
Lagi pula setelah ini,dia harus bertemu dengan teman bisnisnya untuk meeting.
Dengan berat hati Ayahnya Kay melangkah pergi dari istana megah keluarga Hartanto.
Selesai belajar, Kay langsung keluar dari ruang belajarnya dan tergesa-gesa berlari menuju ke ruang tamu untuk menemui kedua orang tuanya.
Mbak Rina menghampiri Kay dan memberitahunya jika kedua orang tuanya sudah pulang.
Tentu saja Kay merasa sangat sedih mendengarnya.
"Kedua orang tuamu menitipkan ini untuk Nona Kay sebelum mereka pergi"ucap Mbak Rina,menyerahkan bungkusan berisi kue pastry kesukaan Kay.
Kay langsung menangis memeluk bungkusan kue itu.
Mbak Rina memandang sedih lalu mengajak Kay untuk kembali ke kamarnya.
Begitu tiba di kediamannya,Kay langsung
mencari keberadaan Ben.Dan mendapati keberadaan Ben sedang sibuk dengan laptop di ruang kerjanya.Asisten pribadi Ben pun juga berada disana.
Tapi Kay tidak mempedulikan dan langsung menghampiri Ben.Emosi kemarahan dan rasa kesal menyerang hati dan pikirannya.
"Kau itu suami macam apa?Jika kau hanya ingin mempermainkan perasaanku dan membalas rasa bencimu padaku.Yah,ku akui kali ini kau menang.Apa salahku padamu hingga kau benar-benar jahat padaku?"tangis Kay pecah.
"Jika aku bisa memilih,aku juga tidak akan memilih kehidupan seperti ini.Dan terjebak pernikahan bersama pria sok keren sepertimu.Jika kau mencintai gadis lain,kenapa kau setuju menikah denganku?.Kau membiarkan kedua orang tuaku pergi begitu saja.Tanpa sempat aku menemui mereka.Aku sangat merindukan orang tuaku." Kay terisak, tenggorokannya terasa tercekat dan pandangannya mengabur.
"Kau tidak tahu betapa sulitnya buatku untuk beradaptasi disini."
Asisten pribadi Ben mencoba menjelaskan kesalahpahaman Kay.
"Nona Kay,kami tidak tahu jika kedua orang tua nona pergi.Tuan muda tidak ingin mengganggu pertemuan kalian, sehingga dari tadi tuan muda berada disini."
Kay menyeka air matanya dan menatap tajam ke arah Ben.Ada sedikit rasa sesal di wajah Kay,karena sudah salah sangka pada Ben.
"Apa kau sedang berakting menangis di depanku?"ejek Ben.
"Jika memang iya,itu tidak akan berhasil sama sekali"imbuh Ben mencemooh.
"Sebaiknya simpan air mata palsu mu itu untuk orang bodoh yang bisa kau tipu." Ben beranjak menghampiri Kay.
Sementara itu,Kay meremas kuat-kuat tangannya.Supaya air matanya tidak jatuh lagi mendengar kata-kata Ben yang menyakitkan.
"Terserah kau mau bilang apa.Aku sudah tidak peduli lagi"ucap Kay tegas,berusaha menguatkan dirinya menghadapi sikap dingin Ben.
Ben tersenyum meremehkan.
"Daripada mengatakan hal yang tidak berguna.Lebih baik sekarang kau bersiap untuk mengikuti jadwal belajarmu berikutnya.Kau membuang-buang waktu berharga ku hanya untuk mendengarkan ocehanmu"kata Ben kesal.
Kay menghela napas pelan dan menahan air matanya agar tidak kembali tumpah.
Lalu ia melenggang pergi tanpa menoleh ke arah Ben.
Ben hanya memandangi kepergian Kay dengan wajah menyesal.
***
Zidan bertemu dengan kedua sahabat Kay di restoran.
Juju dan Bilbil menatap lekat wajah Zidan dan terpesona melihat ketampanannya.
"Dia juga sama tampannya dengan Ben.
Ah,tidak....Ben lebih tampan dan cool.Tapi dia juga tidak kalah tampan dengan Ben"ucap Bilbil pelan.
Juju langsung mencubit pipi Bilbil dan membuat sahabatnya itu tersadar dari halusinasinya.
"Hei,Bil! Jangan bersikap norak! Apa kau tidak malu mengatakan hal itu"bisik Juju.
Bilbil cemberut menatap wajah Juju,"Kurasa Kay sangat beruntung.Dua pria tampan yang super keren dekat dengannya.Aku iri pada Kay! Dia seperti cinderella."
Zidan tersenyum mendengar kata-kata Bilbil.
"Tapi Kay mengatakan padaku jika dia bukan cinderella.Dia adalah seorang gadis biasa yang terpaksa menikah dengan pria yang mencintai gadis lain.Kay menikah dengan Ben untuk membantu keluarganya.
Kurasa apa yang kalian pikirkan,sangat jauh berbeda dari apa yang Kay alami.
Tidak mudah bagi Kay menjalani pernikahan itu"ujar Zidan pelan.
Juju dan Bilbil terdiam mendengar kata-kata Zidan.Mereka saling berpandangan dengan raut rasa menyesal karena sudah marah pada Kay.
"Kalian sahabatnya,maka jadilah support systemnya yang baik.Kay sangat membutuhkan kalian untuk melalui masa sulitnya.Dia seorang gadis biasa yang tiba-tiba menikah dengan seorang billionaire.Percayalah, hidupnya tidak mudah dan seindah yang kalian pikirkan.
Banyak hal yang harus dia korbankan.Baik waktu,mimpi, kesukaannya,masa mudanya dan mungkin perasaannya"jelas Zidan dengan serius.
Mendengar kata-kata Zidan.
Juju dan Bilbil teringat saat Kay makan mie instan dengan sangat lahap, seperti orang yang sudah tidak lama makan.
Ekspresi wajah Juju dan Bilbil lalu berubah sedih.
"Tapi bagaimana kau tahu semua tentang Kay?"tanya Bilbil.
"Karena aku juga teman Kay.Dan Ben adalah sahabat ku sejak kecil." Zidan menarik napas pendek.
"Aku sangat mengenal Ben.Maaf jika aku harus mengatakan ini,tapi Kay bukan tipe gadis yang Ben sukai.Dan lagi Ben sudah menyukai gadis lain.Kurasa kalian tidak bisa membayangkan posisi Kay,menikah dengan pria yang tidak mencintainya sama sekali.Itu sangat menyakitkan bukan?"lanjut Zidan.
Bilbil dan Juju mengangguk bersamaan dengan mata yang berkaca-kaca.
"Membayangkannya saja sudah perih, apalagi menjalaninya pasti sulit dan sakit"ucap Bilbil sedih.
"Tapi kenapa kau peduli pada Kay? bukankah kau sahabat baiknya Ben?"tanya Juju.
Zidan tersenyum kecil,"Aku tidak suka melihat Kay sedih apalagi menangis,karena itu juga membuatku sakit.Mungkin terdengar konyol,sebab aku tidak begitu lama mengenal Kay.Tapi itu yang ku rasakan.Aku ingin berusaha membuatnya bahagia dan selalu tersenyum."
Juju dan Bilbil mengamati ekspresi wajah Zidan yang tenang.
"M-maaf,apa kau menyukai Kay?"tanya Juju sedikit gugup.
Zidan tersentak kaget,"Entahlah."
Juju dan Bilbil saling berpandangan setelah melihat reaksi Zidan.
Tiba-tiba Zidan terlihat tegang dan gugup.
"S-sebaiknya kita bicarakan hal yang lain"pinta Zidan.
"Apa kalian masih marah pada Kay setelah mengetahui kebenarannya?Tapi yang perlu kalian ketahui,Kay tidak pernah memintaku untuk menemui kalian.Ini adalah inisiatifku sendiri.Aku sendiri yang meminta nomor telepon kalian dari Kay,dengan sedikit memaksanya"ucap Zidan sambil tersenyum.
"Mana mungkin kami marah pada Kay.Kami hanya sedikit kecewa karena dia merahasiakan hal sebesar ini dari kami.Tapi tenang saja,tanpa kau minta kami akan selalu mendukungnya.Kay adalah sahabat baik kami"balas Juju.
Zidan tersenyum mendengarnya.Lalu dia mengajak Juju dan Bilbil membuat kejutan
untuk Kay.
Ide Zidan disambut baik oleh kedua sahabat Kay.
Mereka lalu merencanakan kejutan istimewa agar Kay merasa bahagia.