Terdengar suara 'sah' menyeruak ke dalam gendang telinga, seolah menyadarkan aku untuk kembali ke dunia nyata.
Hari ini, aku sah dipersunting oleh seorang Aleandro. Pria dingin dengan sejuta pesona. Pria beristri yang dengan sengaja menjadikan aku sebagai istri kedua.
Istri pertamanya, Michelle bahkan tersenyum manis dan langsung memelukku.
Aneh, kenapa tidak terbersit rasa cemburu di hatinya? Aku kan madunya?
Tanya itu hanya tersimpan dalam hatiku tanpa terucap sepatahpun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rapat Pleno
"Selamat pagi tuan," sapa Martin, yang tahu jika pagi ini tuan Pollin akan datang.
"Di mana dia?" tanya tuan Pollin mencari keberadaan Aleandro.
"Sakit tuan," beritahu Martin.
"Oh, bisa sakit juga dia," tukas Aleandro menyindir anak semata wayangnya.
"Tadi sudah diperiksa dokter Jerome. Katanya sih Sindrom Couvade," beritahu Martin.
"Ha... Ha... Biar kapok dia. Bisa-bisanya mempermainkan pernikahan yang sakral," kata tuan besar.
"Wanitanya?" tanya tuan Pollin yang tak pernah menyebut langsung nama Michelle.
"Pas tadi saya mampir, nyonya Michelle sudah tak ada di rumah," lanjut Martin.
"Bilang aja pergi ke luar negeri. Mana mungkin asisten sekelas dirimu tak tahu kemana perginya istri bos kamu itu," sindir tuan Pollin.
'Ih, tuan kalau bicara suka benar deh,' kata Martin dalam hati.
"Tolong, kamu panggil Jerome ke sini," perintah tuan Pollin.
"Tapi tuan, dokter Jerome hari ini ada talkshow di tivi," kata Martin.
"Kalau gitu, suruh ke sini saat jam makan siang," ralat tuan Pollin.
"Oh ya Martin, sore ini kamu antarkan Andine jalan-jalan. Biar tak jenuh di rumah," perintah tuan Pollin berasa aneh di telinga Martin.
Seumur-umur, baru kali ini ada perintah seperti itu. Nyonya Michelle yang notabene telah menjadi menantu selama tiga tahun saja tak pernah diperlakukan seperti Andine.
"Baik tuan, pulang kerja saya akan mampir mansion," Martin undur diri dari ruangan Aleandro dan membiarkan tuan besar pemilik perusahaan tetap di sana.
.
"Tumben uncle datang ke perusahaan, takut rugi ya?" canda Jerome yang sudah seperti keluarga sendiri dengan tuan Pollin.
Tuan Pollin menyentil kening dokter spesialis itu.
Tak berapa lama Martin datang.
"Uncle, apa nggak ingin lihat kondisi Aleandro?" tanya Jerome membuka percakapan.
"Untuk sementara belum. Uncle ingin memberi efek jera kepada pria sableng itu," tuan Pollin kesal kepada sang putra.
"Ha.... Ha... Semua sudah terlanjur uncle," Jerome terbahak.
"Makanya, biar basah sekalian," lanjut tuan Pollin.
"Apa Aleandro masih mencari dalang di balik tragedi apartemen?" tanya tuan Pollin.
Tragedi apartemen yang dimaksud adalah tragedi di mana Aleandro dan Andine sama-sama minum obat perangs4ng hingga terjadilah malam panjang antara keduanya. Karena di balik kejadian itu, ternyata ada campur tangan tuan Pollin.
"Aman tuan. Semua akses sudah saya tutup rapat," jelas Martin.
"Hhhmmm good," puji tuan Pollin.
"Kalau aku jadi bos kamu, sudah aku pecat kamu Martin," kata Jerome.
"Masih ada tuan besar pelindung saya," balas Martin.
"Ini misi yang baik bro. Bukannya dalam hati kalian juga tak setuju jika Aleandro menikahi wanita tak jelas itu?" tukas tuan Pollin. Wanita tak jelas versi tuan Pollin adalah Michelle.
"Makanya, aku butuh kerjasama kalian agar Aleandro dekat dengan Andine Shadiqah. Biar anak itu nggak tambah keblinger otaknya" pinta tuan Pollin.
"Kalau sampai ketahuan Aleandro, kita bisa digantung olehnya nih," ujar Jerome begidik ngeri.
"Nggak akan, aku jamin itu," tukas tuan Pollin.
"Uncle, boleh nanya hal privacy?" tanya Jerome.
"Hhmmm," gumam tuan Pollin.
"Sampai sekarang, bahkan aku tak tahu alasan uncle tak merestui pernikahan Aleandro dengan Michelle," kata Jerome.
"Suatu saat, kalian pasti akan tahu itu. Belum sekarang," bahas tuan Pollin.
Ponsel Martin berdering. Semua mata menatap ke arah Martin.
Martin melihat layar ponsel, " Bos," bilang Martin menunjukkan layar ponsel.
"Martiiinnnn, kamu ke sini gih? Badan aku lemes banget ini," keluh Aleandro di ujung telpon. Martin sengaja meloudspeaker panggilan Aleandro.
"Maaf tuan, masih ada rapat lanjutan. Bukannya tuan meminta saya untuk menggantikan anda," padahal tak ada rapat dengan klien bisnis, yang ada rapat pleno membahas misi untuk menyatukan Andine dan Aleandro.
"Direscedule saja," rengek Aleandro.
"Nggak bisa tuan, kalau dirubah jadwalnya perusahaan bisa rugi besar," Martin buru-buru menutup mulutnya, berharap Aleandro tak menyadari ucapannya. Aleandro pasti lebih tahu untung rugi perusahaan daripada Martin.
"Plissss Martin," Aleandro masih merengek.
"Saya baru bisa ke sana ntar malam tuan. Itu pun setelah mengantar nyonya Andine," reflek Martin mengucapkan itu. Netra tuan Pollin dan Jerome mendelik bersamaan.
"Mau mati kau," kata tuan Pollin berbisik.
"Ooppssss," Martin menutup mulutnya yang ember.
"Martin? Kamu masih disitu?" tanya Aleandro memastikan.
"Iya tuan," jawab Martin.
"Apa aku tak salah dengar? Sepertinya tadi kamu menyebut nama wanita itu?" telisik Aleandro.
"Anda salah dengar tuan. Sore ini saya mengantar ibu saya ke pasar," ralat Martin.
"Emang ada pasar sore hari?" Martin menelan ludahnya kasar. Bingung mau mencari alasan apalagi buat Aleandro.
"Ada tuan. Maaf tuan, jam istirahat usai. Klien kita sudah menunggu di ruang rapat," Martin memutuskan sepihak panggilan dari Aleandro.
"Jerome, gimana hasil penyelidikan kamu?" tanya tuan Pollin.
"Informasi tentang pribadi istri Aleandro sepertinya sengaja ditutup rapat, susah sekali menembusnya," jawab Jerome.
"Kalau bisa aku bobol, sudah sedari tiga tahun lalu aku lapor ke uncle," lanjut Jerome.
"Dasar kamunya aja yang hacker gadungan," olok tuan Pollin seraya menyentil bahu Jerome.
Jerome terbahak.
Katanya dokter, ternyata ahli IT juga. Yang benar saja Jerome. Author terkagum-kagum yaaa??? Tukas Jerome mengejek author.
Tuan Pollin lebih intens mengulik siapa Michelle dengan bantuan Jerome dan Martin setelah ada kabar Aleandro menikah lagi.
Awalnya tuan Pollin hanya ingin menggertak sang putra dengan menuntutnya untuk segera punya cucu. Tuan Pollin tak menyangka jika anak dan menantunya malah membuat drama dengan mengorbankan wanita baik-baik, membuat tuan Pollin kesal.
"Yang aku tahu, saat ini Michelle pergi ke Perancis. Dan Aleandro di rumah, hanya ditemani dayang-dayang," lanjut Jerome.
"Kalau itu aku sudah tahu Jerome," tukas tuan Pollin.
.
Aleandro membanting ponsel di atas kasur. Kesal dengan semua yang tak peduli pada dirinya. Apalagi Martin yang memutus sepihak panggilan darinya.
"Awas saja kamu Martin," gerutu Aleandro.
Tiba-tiba Aleandro teringat akan masakan Andine waktu itu.
"Sop buntut sepertinya enak," Aleandro membayangkan sampai menelan ludah.
"Ah, aku minta bibi masakin itu aja deh. Kelihatannya enak," gumam Aleandro berasa ngeces.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Siang ini langit mendung, maka turunlah air hujan Selamat datang yang barusan gabung, jangan lupa tuk kasih dukungan
Pergi ke Bandung jalan-jalan, pulangnya naik kereta
Berharap banyak dukungan, biar top nih cerita
Do the best, always be happy
Love... Love... semuanya 🥰🥰🥰
Aleandro mmg hrs main rapi dan lembut klo mo jatuhin Kecele..
siapa kira² tg tabrak Andine
ya ampuun ternyata Nicky jg gigolo🤭
lama² Aleandro lrngket dan bucin sama Andine