Pertemuan tidak sengaja antara Claire dan Sean di sebuah hotel membuat mereka memiliki hubungan rumit. Pertemuan singkatnya dengan Claire meninggalkan kesan buruk di mata Sean.
Suatu hari mereka dipertemukan kembali dalam sebuah perjodohan. Sean harus menerima perjodohan yang diatur oleh kakeknya dengan gadis desa yang miskin tanpa bisa menolaknya. Tanpa Sean dan ibunya tahu bahwa sebenarnya Claire berasal dari keluarga konglomerat.
"Suatu hari nanti kau akan menyesal karena sudah memperlakukan aku seperti ini." -Claire
"Claire, sebentar lagi, Sean akan membuangmu." -Helena
"Kau adalah istriku, jangan pernah lupa itu." -Sean
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jiriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terjebak
"Buka pintunya." Tuan Sam memerintahkan petugas hotel untuk membuka pintu kamar yang berada di depannya.
Pagi-pagi sekali, dia sudah pergi ke salah satu hotel yang terkenal di kotanya setelah mendapatkan telpon dari seseorang. Saat ini, di depan kamar hotel itu, sudah berdiri Paul, Kate, tuan Sam, Manager hotel dan 2 orang pegawai pria yang bekerja di hotel tersebut.
Pegawai hotel yang memegang kartu akses kamar itu terlihat ragu sejenak. Setelah melihat kode anggukan dari Manager hotelnya, dia kemudian menempelkan kartu ke bawah gagang pintu dan pintu pun terbuka.
"Kalian boleh pergi," perintah Tuan Sam pada petugas hotel dan managernya.
"Baik Tuan."
Hotel tersebut dimiliki oleh rekan bisnis kakek Sean. Sebelum pergi ke hotel, Kakek Sean sudah menghubungi terlebih dahulu pemilik hotel tersebut untuk meminta bantuannya.
Setelah kepergian ketiga orang tersebut, Tuan Sam menoleh pada Paul. "Kau tunggu sini."
Paul membungkuk sebentar. "Baik, Tuan Besar."
Tuan Sam lalu menoleh pada menantunya. "Kate, ikut aku ke dalam."
Ibu Sean mengangguk. "Baik Ayah." Ibu Sean mengikuti langkah ayah mertuanya masuk ke dalam kamar.
Saat berada di dalam hotel, matanya membelalak saat melihat anaknya dan Claire tidur di ranjang yang sama dan tubuh mereka hanya tertutup dengan selimut.
Tuan Sam tampak memandang kedua orang yang sedang terlelap di tempat tidur tersebut sambil menggelengkan kepalanya, detik kemudian menghela napas. "Kate, bangunkan mereka."
Ibu Sean nampak masih belum percaya dengan apa yang dia lihat dan masih berdiri mematung saat ayah mertuanya memintanya untuk membangunkan Claire dan Sean. "Kate," panggil Tuan Sama sambil menoleh pada menantunya.
Ibu Sean seketika tersedar dan langsung berkata, "Iyaa Ayah." Kate berjalan mendekati tempat tidur lalu mengguncang bahu anaknya. "Sean, bangun." Sean terlihat belum juga bergerak. "Sean, Claire, bangun." Suara Kate sedikit meninggi karena tidak mendapatkan respon dari mereka berdua.
Karena mereka berdua belum juga bangun, Kate mengambil botol air mineral yang ada di atas nakas lalu menyiramkan pada wajah Sean. Dan, seketika itu juga dia langsung membuka mata dengan wajah terkejut saat melihat sudah ada ibu dan kakeknya di depannya.
"Ibu, Kakek, apa yang kalian lakukan di sini?" Sean bangun dari tidurnya dan menatap heran pada ibu dan kakeknya. Dia belum menyadari kalau di sebelahnya ada Claire.
"Seharusnya ibu yang bertanya, apa yang kalian lakukan di sini?" Ibu Sean terlihat sangat marah pada anaknya.
Dahi Sean mengerut. "Kalian?" Merasa ada yang aneh, seketika dia menoleh ke sebelah kirinya dan melihat ada Claire tidur di sampingnya yang dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Dia kemudian menoleh ke samping kanan dan melihat pakaian mereka sudah berserakan di lantai, seketika itu juga dia memejamkan matanya sambil menghela napas.
"Sean, kau membuat ibu kecewa. Bagaimana bisa kalian melakukan ini?"
Sebelum Sean menjawab, Claire membuka matanya dan terkejut ketika melihat siapa yang ada di depannya dan di sampingnya. "Kakek, Bibi Kate?" Claire buru-buru bangun sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. "Kau, kenapa kau bisa di sini?" tanya Calire pada Sean dengan wajah terkejut.
Wajah Claire pucat pasi, bagaimana bisa dia ada di kamar yang sama dengan Sean tanpa mengenakan apapun
"Tidakkah seharusnya aku yang bertanya padamu?" ujar Sean dengan tatapan dinginnya.
Melihat mereka akab berdebat, Kakek Sean kemudian berkata, "Jangan saling menyalahkan. Karena semuanya sudah terjadi, kalian harus segera menikah." Kakek Sean menumpukan kedua tangannya di atas tongkatnya sambil menatap Claire dan Sean.
"Kakek, sudah aku bilang, aku tidak mau menikah dengannya." Sean langsung menolaknya dengan tegas.
"Dasar anak kurang ajar. Beraninya kau lari dari tanggung jawabmu." Kakek Sean berkata dengan nada tinggi pada cucunya setelah mendengar penolakan dari cucunya.
Claire tidak berani berkata apa-apa karena masih terkejut dengan kejadian pagi itu. Dia masih mencoba mengingat kejadian semalam. Bagaimana dia bisa berakhir di kamar hotel tersebut bersama Sean. Seingatnya, dia sedang bertemu dengan Jack di sebuah bar.
Sean melirik sekilas pada Claire sebelum berbicara. "Kakek, seseorang sudah menjebakku. Aku bahkan tidak ingat bagaimana bisa aku berakhir di kamar ini."
Lirikan Sean padanya, membuat Claire berpikir kalau Sean menuduh dirinya yang sudah menjebaknya. "Kakek tidak mau mendengar alasanmu. Keputusan kakek sudat bulat. Kalian akan menikah 2 hari lagi." Tuan Sam lalu berdiri. "Segera pakai pakaian kalian dan ikut kami pulang," titah Tuan Sam.
"Kate, ayo kita tunggu di bawah," ajak tuan Sam.
"Baik Ayah." Ibu Sean melirik Claire dan Sean sebelum mengikuti langkah ayah mertuanya keluar dari kamar tersebut.
Setelah kepergian ibu dan kakeknya, Sean langsung menoleh ke samping kirinya. "Claire, aku tidak menyangka kau selicik ini. Apa kau semurahan itu? Demi menikah denganku, kau sengaja menjebakku dan menggunakan Kakek dan ibuku untuk menekanku agar aku menikahimu?"
Tuduhan Sean dan kata-kata tajamnya langsung menusuk tepat di hati Claire. Bagaimana bisa dia yang mrencakan ini semua. Dia bahkan tidak tahu apa-apa.
"Sean, terserah padamu mau percaya atau tidak. Aku tidak pernah merencanakan ini. Kau tenang saja. Kejadian ini tidak akan merubah apapun. Aku akan bilang pada Kakek kalau aku tidak mau menikah denganmu."
Mana mungkin Claire mau melanjutkan pernikahan dengan Dean setelah mendapatkan penghinaan dan tuduhan kejam darinya, meskipun sudah terjadi sesuatu pada mereka.
"Sebaiknya kau tepati kata-katamu."
*******
Selama dalam perjalan pulang, Sean dan Claire nampak hanya diam. Mereka larut dalam pikirannya masing-masing. Mereka bahkan duduk saling berjauhan. Kenz merasakan aura di sekitarnya menjadi dingin dan tidak berani mengeluarkan kata-kata sampai tiba di kediaman tuan Sam.
Setibanya di kediaman tuan Sam, Claire langsung pergi menemui Kakek Sam di kamarnya, sementara ibu Sean berbicara dengan anaknya di kamar Sean. "Kakek, maafkan aku. Aku tidak bisa menikah dengan Sean," ucap Claire dengan wajah bersalah.
"Claire, kakek mohon pikirkan lagi. Sean, sebenarnya dia baik. Dia memang dingin dan nampak acuh tak acuh, tapi percaya pada kakek, lambat laun dia pasti akan berubah jika kau bisa masuk ke dalam hatinya."
Bagaimana bisa dia masuk ke dalam hati Sean, kalau dari awal. Sean sudah menutup diri darinya. Bahkan dia sudah menilai buruk dirinya sejak pertemuan pertama mereka.
"Kakek, maafkan aku. Aku sungguh tidak bisa menikah dengannya. Aku akan kembali ke kotaku hari ini. Terima kasih untuk semuanya."
Setelah berpamitan dengan Kakek Sean, Claire pergi mengemasi barangnya dan pergi dari rumah Sean tanpa berpamitan dengan Sean dan ibunya. Kakek Sean terlihat sangat kecewa dengan kepergian Claire. Dia kemudian menemui menantu dan cucunya di kamarnya.
"Claire sudah pergi. Cepat susul dia. Jangan sampai dia kembali ke desanya," perintah Kakek Sean pada cucunya.
"Pergi?" tanya ibu Sean dengan wajah terkejut.
"Iyaa, anak bodohmu ini sudah membuat Claire pergi. Dia tidak mau menikah dengannya," jelas Kakek Sean dengan wajah marah.
Sean memandang auh tak acuh pada kakeknya yang sedang berdiri di depan tempat tidurnya. "Kakek, kenapa kau menyalahkan aku? Dia sendiri yang ingin membatalakan pernikahan ini. Aku tidak pernah menyuruhnya."
Kakek Sean mendengus. "Jangan kau pikir aku tidak tahu. Kau sengaja memperlakukannya dengan buruk sampai dia tidak tahan denganmu dan memilih untuk membatalkan pernikahan ini. Apa kau tidak memiliki hati turani sedikit saja? Kau sudah menidurinya, tapi kau bahkan tidak mau menikahinya. Apa keluarga Louris ada yang sebrengsek dirimu?"
Mendengar hal itu, seketika wajah Sean mengeras. Dia sudah dijebak, tapi kakeknya berikir kalu dirinyalah yang sudah berbuat sesuatu pada Claire.
"Kakek, bahkan jika aku mabuk berat pun, aku tidak akan meniduri seseorang, kecuali ada yang mencampurkan sesuatu keminumanku. Kejadian semalam, bukanlah kesalahanku."
"Ayah, masalah ini, jangan semua kau limpahkan kesalahan pada Sean. Claire juga salah dala masalah ini. Bagaimana bisa dia ada di hotel tersebut dan dalam keadaan mabuk sehingga semuanya terjadi."
Kakek Sean terlihat masih kesal. "Jika kau tidak mau menikahinya, maka aku akan menikahkannya dengan Felix dan jangan pernah bermimpi untuk menjadi ahli warisku kelak. Aku akan menjadikan Felix sebagai penerusku jika dia yang menikah dengan Claire."
Kakek Sean kemudian keluar dari kamar Sean dengan amarah yang memuncak. "Ayah tunggu!" Ibu Sean menyusul langkah Kakek Sean keluar dari kamar.
Tangan Sean mengepal secara tidak sadar, tatapan matanya seperti dilanda hujan badai. Ekpresinya suram, nampak sepercik amarah dalam matanya.
Bersambung....
suka semua watak2 dalm novel ini... perannya
clair biar d tindas tp tidak lemah.happy ending.
semoga terus succes berkarya thor