Hi hi hayyy 👋
Selamat datang di karya pertamaku... semoga kalian suka yaaa
Marchello Arlando harus mendapat julukan pria buruk rupa setelah insiden yang membuatnya mengalami banyak luka bakar.
"Aku tak sudi bersamamu lagi Chello. Aku malu memiliki pasangan yang buruk rupa sepertimu."
Marah, benci dan juga dendam jelas sangat dirasakan Marchello. Namun keadaannya yang lemah hanya bisa membuat dirinya pasrah menerima semua ini.
Hingga 7 tahun berlalu, Marchello dipertemukan oleh fakta tentang keluarga kandungnya dan membuatnya menjadi penerus satu-satunya. Menjadi CEO sekaligus pemimpin mafia yang selalu menggunakan topeng, Marchello bukan lagi pria berhati malaikat seperti tahun-tahun sebelumnya.
Hingga pada suatu hari, ia diminta menikah untuk bisa memberikan penerus bagi keluarganya. Wanita yang dijodohkan untuknya justru mengalihkan posisinya dengan adik tirinya sendiri setelah tahu keadaan Marchello yang memiliki rupa misterius. Mungkinkah perjodohan akan tetap berlanjut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qaeiy Gemilang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bebas
Vilme baru saja melangkahkan kakinya keluar dari mobil setelah selesai kuliah. Meski ia merasa kelelahan dan ingin segera beristirahat, namun kebahagiaan jauh lebih terasa untuknya. Bisa kembali kuliah dan bertemu teman-temannya lagi membuat Vilme tak lagi merasa jenuh.
“Biar saya yang membawakan tas anda Nona,” ucap Lucas yang diangguki oleh Vilme.
Vilme menyerahkan tasnya pada Lucas “Terima kasih” Vilme pun berlalu memasuki mansion lebih dulu.
Namun ketika sampai di ruang tamu, ia terkejut melihat sosok wanita yang tak asing lagi baginya.
Tanpa pikir panjang, Vilme berjalan cepat menghampiri wanita yang sedang duduk santai di sofa ruang tamu. “Kak Jessica!”
Jessica langsung menoleh dan tersenyum santai pada adik tirinya. “Hai Vilme. Kudengar kau kembali kuliah, apa ini hari pertamamu?”
Vilme tak berminat menjawab pertanyaannya. “Bagaimana bisa kau ada di sini? Dan bagaimana mungkin kau sudah bebas dari penjara?” tanya Vilme dengan nada penasaran.
Jessica hanya tersenyum sinis dan menjawab, “Itu bukan urusanmu Vilme. Yang jelas sekarang aku ada di sini.”
“Apa mommy Shena dan daddy juga bebas ?” tanya Vilme tajam.
“Kalau pun iya, apa kau bermasalah dengan hal ini?” balas Jessica dengan terkekeh.
“Tentu saja, iya. Bagaimana mungkin seorang pembunuh bisa tetap berkeliaran dengan sesantai ini?” tegas Vilme.
Lucas yang baru memasuki ruangan pula terkejut dengan adanya Jessica dan juga amarah Vilme.
“Siapa yang pembunuh dan siapa pula yang terbunuh Vilme? Kau ini terlalu melebih-lebihkan. Ayolah, santai saja,” ucap Jessica dengan santainya mengambil camilan ke dalam mulutnya.
“Santai katamu? Mommyku korban pembunuhan kalian dan kau memintaku untuk santai? Kau benar-benar tidak waras dan kembalilah ke penjara!” tegas Vilme dengan mata memerah.
Namun, tiba-tiba Marchel datang dan langsung melemparkan satu amplop tebal di atas meja. “Ambil itu dan pergilah dari sini,” ucap datar Marchel yang membuat bingung Vilme.
Dengan begitu santai, Jessica menghitung lembaran uang yang membuat matanya berbinar. “Baiklah, aku akan meminta lagi ketika ini sudah habis. Terima kasih banyak adik ipar,” ucapnya dengan diiringi tawa jahat.
Vilme menatap tajam Marchel “Kenapa kau memberikan Kak Jessica uang? Apa kau tahu, dia dan mommynya dibebaskan oleh oknum tak bertanggung jawab,” tanya Vilme.
“Pada dasarnya, kesalahannya tak begitu besar. Dan soal pembebasan mommynya, aku tak bisa menjebloskannya lagi ke penjara.” Jelas Marchel dengan nada bergetar.
“Tapi kenapa Marchel? Kau tahu kan kalau kesalahan mereka begitu besar? Bahkan grandpa juga mendukung penangkapan mereka. Kenapa kau tak bisa membuat mereka kembali ke penjara? Aku hanya ingin keadilan untuk mendiang mommyku, Marchel.” Vilme mengungkapkan kekecewaannya dengan terisak.
Muak dengan keberadaannya disini, Jessica berdiri dan menghampiri Marchello dan Vilme. “Sudahlah, aku mau pergi. Dan iya, kalian ini masihlah pengantin baru dan jangan banyak berdebat.” Ucap Jessica menoleh pada Vilme dan Marchello bergantian.
Jessica menatap Vilme “Dengar Vilme, aku datang ke sini memang untuk meminta uang pada Chello, bukan untuk membuatmu dan Chello bertengkar. Jadi, selesaikanlah masalah kalian dengan baik agar nantinya kau terbiasa jika aku datang lagi untuk meminta uang pada Chello.” Imbuh Jessica kemudian ia berlalu begitu saja dengan santai.
Jessica telah pergi meninggalkan mansion Marchello dengan wajah puas.
“Apa arti semua ini Marchel? Kau bahkan akan membiarkannya datang lagi dan meminta uangmu?” ucap Vilme penuh penuntutan penjelasan.
Namun, Marchel hanya diam seribu bahasa, tidak memberikan jawaban sedikit pun pada Vilme.
Vilme merasa jengkel dan bingung dengan sikap Marchel yang tiba-tiba berubah. “Aku kecewa padamu.” Vilme mengungkapkan isi hatinya dan langsung berlalu ke kamarnya.
Marchel menatap Ime yang telah menjauh, “Maafkan aku Ime” Gumam lirih Marchel.