Hanaya, wanita cantik yang harus rela menjual tubuhnya dengan pria yang sangat ia benci. Pria yang telah melukai hatinya dengan kata-kata yang tak pantas Hana dengarkan.
Mampukah Hana hidup setelah apa yang terjadi padanya?
Atau bagaimana kah nasib pria yang telah menghina Hana saat tahu kebenaran tentang Hana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"Siapapun yang terlibat dengan kak Kana maka aku tidak akan memaafkannya." Ucap Hana sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Kau sudah tahu tentang apa yang terjadi dengan kak Kana?" tanya Widia.
"Sedikit lagi." Jawab Hana.
"Han. Hana." Panggil Widia saat Hana berjalan mendahului Widia. "Tunggu!" Ucapnya sambil menyusul langkah Hana.
"Kau yakin mau ikut?" Tanya Hana.
"Tentu." Widia merangkul bahu Hana dan keduanya tertawa sambil berjalan menuju kelab malam, tempat dimana Hana biasanya bekerja..
•••••
"Bukan kah sudah aku peringatkan jangan bekerja di tempat itu lagi. Tapi kenapa dia tetap saja keras kepala." Ucap Elang dengan tegasnya, dengan wajah dingin yang sangat sulit untuk di baca.
Ya, Elang mengetahui informasi jika saat ini Hana sedang menuju kelab malam untuk bekerja kembali.
"Tutup kelab itu. Sekarang juga!!" Titah Elang yang tidak ingin terbantahkan lagi.
Roy yang mendapatkan perintah, langsung bergegas melaksanakan perintah tuannya sebelum ia mendapatkan amukan.
Dan beberapa saat kemudian saat Hana sudah tiba di kelab tersebut. Hana di buat heran. Lagi-lagi kelab sunyi, dan bahkan kali ini lebih sunyi dari dahulu saat Elang membooking tempat tersebut.
"Ada apa ini?" Gumam Hana lalu melangkah masuk kedalam ruangan Mami, di susul oleh Widia yang ikut berjalan menemaninya.
"Mami.. Apa yang terjadi? Kenapa kelab begitu sunyi? Apa tuan kaya itu datang lagi?" Tanya Hana.
"Mulai malam ini kelab sudah tidak menjadi milik mami lagi. Karena mami sudah menjualnya" Kata Mami.
"What?? Mami... Maksud mami?"
"Mami menjualnya." Ulang mami.
"Mami.. Mami tahu sendirikan kalau aku sedang berusaha..." Ucapan Hana terputus kala Mami langsung menyelah.
"Maafkan mami.." Mami pun langsung keluar dari ruangan meninggalkan Hana dan juga Widia.
"Aaaaaaaaa......" Teriak Hana sambil mengusap wajahnya. Kakinya langsung terasa lemas. Kejadian yang di alamai oleh sang kakak, dan sebentar lagi akan terungkap kini sirna semua. Karena mulai malam ini, ia sudah tidak bisa bekerja di kelab ini.
"Hana, sabarlah. Tenangkan dirimu." Kata Widia sambil mengusap pundak Hana.
"Sabar? Widia, sudah ada titik terang, tapi kenapa harus kembali seperti ini." Ucap Hana, dan berjalan dengan cepat keluar mengejar mami. Ingin bertanya siapa yang sudah membeli kelab malam tersebut.
Dan saat Hana keluar tanpa sengaja Hana melihat Roy ada di sana. Dan tanpa pikir panjang Hana pun mengambil minuman dan menuangkan tepat ke baju Roy.
"Ini pasti ulah tuan mu itu kan.."
"Hana.." Teriak Widia memanggil.
"Bilang sama tuan mu itu. Dia pengecut! Mentang-mentang dia kaya, seenak jidat dia bisa mempermainkan hidupku."
"Hana cukup." Ucap Widia menenangkan Hana.
"Maaf nona." Ucap Roy setengah menundukkan badannya.
"Maaf? Berarti aku tidak salah duga. Benar tuanmu yang membeli tempat ini." Kata Hana lalu berjalan dengan sangat cepat keluar dari kelab malam.
"Kau!" Tunjuk Widia pada Roy. "Jangan lakukan hal buruk pada sahabatku."
Roy langsung memengang telunjuk Widia.
"Jangan menunjukku, jika jarimu tidak ingin patah."
"Rasakan ini." Widia langsung menginjak kaki Roy dengan sekuat tenaga. Dan saat Roy merintih kesakitan, Widia langsung berlari keluar mengejar Hana.
"Hana tunggu.."
Hana langsung naik taxi tanpa menunggu Widia. Dan Widia yang melihat Hana, langsung juga menghentikan taxi.
"Ikuti mobil itu pak." Kata Widia saat sudah duduk di kursi belakang
"Baik bu."