NovelToon NovelToon
The Secret Behind Love

The Secret Behind Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: jhnafzzz

"The Secret Behind Love." adalah sebuah cerita tentang pengkhianatan, penemuan diri, dan pilihan yang sulit dalam sebuah hubungan. Ini adalah kisah yang menggugah tentang bagaimana seorang wanita yang bernama karuna yang mencari cara untuk bangkit dari keterpurukan nya, mencari jalan menuju kebahagiaan sejati, dan menemukan kembali kepercayaannya yang hilang.

Semenjak perceraian dengan suaminya, hidup karuna penuh dengan cobaan, tapi siapa sangka? seseorang pria dari masa lalu karuna muncul kembali kedalam hidupnya bersamaan setelah itu juga seorang yang di cintai nya datang kembali.

Dan apakah Karuna bisa memilih pilihan nya? apakah karuna bisa mengendalikan perasaan nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jhnafzzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35. Hari H.

Hari yang dinanti akhirnya tiba. Suasana di gedung pernikahan mulai ramai dengan para kru yang mempersiapkan segala sesuatunya. Matahari belum sepenuhnya terbit, tapi semua orang sudah sibuk memastikan semuanya berjalan lancar. Dekorasi fairy-style yang megah terlihat sempurna, seolah membawa siapa pun yang masuk ke ruangan itu ke dunia dongeng.

Dirga duduk di sofa panjang di salah satu ruangan VIP gedung itu. Ia sudah mengenakan jas pengantin hitam yang pas membalut tubuhnya, membuatnya tampak gagah sekaligus tenang. Namun, perhatiannya saat itu bukan pada dirinya sendiri, melainkan pada Ethan yang tertidur lelap di pangkuannya.

"Dasar bocah," gumam Dirga sambil tersenyum kecil. Ia mengelus lembut kepala Ethan, memastikan anak itu tetap nyaman meski mereka sedang di tengah suasana sibuk. Ethan, yang mengenakan setelan kecil khas pengiring pengantin, terlihat damai dalam tidurnya, tak terganggu oleh hiruk-pikuk di luar ruangan.

Sesekali, Dirga melirik jam tangan di pergelangan tangannya. Waktu masih menunjukkan pukul setengah lima pagi. "Masih lama," pikirnya. Ia tahu Karuna sedang dipersiapkan di ruang makeup, tapi ia tak sabar untuk melihatnya. Dalam benaknya, ia membayangkan bagaimana cantiknya Karuna dalam balutan gaun pengantin yang mereka pilih bersama beberapa minggu lalu.

Seorang pelayan masuk membawa secangkir kopi untuk Dirga. "Pak Dirga, ini kopinya. Kalau ada yang perlu, tinggal panggil saja, ya," ucap pelayan itu sopan.

"Terima kasih," balas Dirga singkat sambil mengambil cangkir itu. Ia menyesapnya pelan, mencoba mengusir rasa kantuk yang sedikit tersisa. Sambil memandangi Ethan, ia membayangkan bagaimana hari ini akan menjadi salah satu momen paling berharga dalam hidupnya.

Sementara itu, di ruang makeup, Karuna sedang dipersiapkan. Beberapa penata rias sibuk memastikan setiap detail riasannya sempurna. Gaun pengantin putih gading dengan aksen renda berkilauan menggantung rapi di sampingnya, menunggu untuk dikenakan. Rambutnya telah ditata dengan gaya sederhana namun anggun, dihiasi tiara kecil yang mempertegas kecantikannya.

Karuna duduk diam, membiarkan para penata rias bekerja. Sesekali ia melirik pantulan dirinya di cermin. Hatinya berdebar, bukan hanya karena hari ini adalah hari pernikahannya, tapi juga karena semua yang telah ia lalui untuk sampai ke titik ini. Dari menjadi seorang ibu tunggal yang penuh perjuangan hingga menemukan kebahagiaan baru bersama Dirga, semuanya terasa seperti mimpi.

"Kak Karuna, bisa kita bantu pakai gaunnya sekarang?" tanya salah satu penata rias.

Karuna mengangguk, berdiri pelan. Mereka mulai membantunya mengenakan gaun pengantin itu, memastikan setiap detail pas di tubuhnya. Saat semuanya selesai, Karuna menatap dirinya di cermin sekali lagi. Ia hampir tak mengenali dirinya sendiri.

"Cantik banget, deh kak," puji salah satu penata rias dengan senyum lebar.

Karuna tersenyum kecil, pipinya memerah. "Terima kasih. Semoga Dirga suka," ucapnya pelan.

Kembali di ruangan tempat Dirga menunggu, Ethan mulai menggeliat pelan di pangkuan ayah tirinya itu. "Om Dirga…" panggil Ethan dengan suara serak khas bangun tidur.

"Bangun, jagoan? Udah siap buat lihat Mama kamu jadi pengantin tercantik hari ini?" tanya Dirga sambil membetulkan posisi anak itu.

Ethan mengangguk pelan, matanya masih setengah terbuka. "Mama bakal cantik banget, ya?"

"Banget," jawab Dirga dengan yakin. Ia mencubit pelan pipi Ethan, membuat bocah itu tertawa kecil. "Ayo, kita siap-siap buat jadi pria yang jagain Mama kamu hari ini."

Ethan tersenyum lebar, semangatnya mulai terlihat. Dirga membantu Ethan berdiri, lalu membetulkan dasi kecil yang melingkar di leher anak itu. "Udah ganteng banget. Siap buat jadi pengiring pengantin?"

"Siap, Om!" jawab Ethan penuh semangat.

Dirga tertawa kecil, merasa hari itu benar-benar dimulai dengan sempurna. Hatinya dipenuhi kebahagiaan, tak sabar untuk melihat Karuna dan memulai hidup baru mereka bersama.

Siang hari yang cerah, gedung pernikahan telah dipenuhi para tamu yang berdandan anggun dan elegan. Dekorasi fairy-style memenuhi ruangan, dengan lampu-lampu kecil yang berkilauan di antara bunga-bunga segar, cahaya di ruangan di gedung itu remang-remang membuat suasana menjadi lebih intimate. Jam baru menunjukkan pukul 9 pagi, tapi semua orang sudah siap menyaksikan momen bahagia Dirga dan Karuna.

Dirga berdiri di altar pelaminan yang berada di tengah ruangan, mengenakan jas hitam yang dipadukan dengan dasi putih elegan. Wajahnya tampak tenang, meski matanya terus melirik ke arah pintu masuk. Di sisi altar, sahabat-sahabatnya berdiri sebagai pengiring pria, memberikan dukungan dengan senyuman.

"Deg-degan, ya, Ga?" bisik salah satu sahabatnya, menepuk bahunya pelan.

Dirga tersenyum kecil, mengangguk. "Lumayan. Tapi lebih nggak sabar sih buat lihat Karuna," jawabnya jujur.

Ethan yang berdiri tak jauh dari altar dengan setelan jas kecilnya ikut tersenyum semangat. "Om Dirga, Mama udah cantik banget tadi pagi!" serunya, membuat beberapa orang tertawa kecil.

Dirga menatap Ethan dengan lembut. "Makanya, kita tunggu, ya. Nanti Ethan jalan duluan sama bunga-bunga itu," katanya sambil menunjuk keranjang bunga yang akan dibawa Ethan saat prosesi berlangsung. Ethan mengangguk penuh antusias.

Saat musik lembut mulai dimainkan, semua tamu langsung memperhatikan pintu masuk. Suasana mendadak hening, hanya suara alunan piano yang mengiringi. Semua mata tertuju ke pintu, termasuk Dirga. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha mengendalikan debaran di dadanya.

Pintu besar itu terbuka perlahan, memperlihatkan Karuna yang berdiri dengan anggun. Ia mengenakan gaun pengantin putih gading dengan hiasan renda dan payet berkilauan. Sebuah veil panjang menjuntai di belakangnya, memberikan kesan anggun bak seorang putri. Di sampingnya, Ethan berjalan perlahan sambil membawa keranjang bunga, menaburkan kelopak mawar putih di sepanjang lorong.

Dirga terpaku, matanya tak bisa lepas dari Karuna. "Cantik…" gumamnya pelan, hampir tak percaya bahwa wanita itu akan segera menjadi istrinya.

Karuna melangkah perlahan, menggandeng lengan seorang kerabat dekat yang mewakili keluarganya. Senyumnya mengembang, meski sedikit gugup, tapi matanya penuh kebahagiaan saat bertemu pandang dengan Dirga di ujung altar. Semua tamu berdiri, memberikan penghormatan pada momen sakral itu.

Saat Karuna akhirnya sampai di altar, kerabatnya menyerahkan tangannya pada Dirga. "Jaga dia baik-baik," ucapnya sebelum mundur perlahan.

Dirga menggenggam tangan Karuna dengan lembut, matanya menatap langsung ke mata wanita itu. "Kamu cantik banget," bisiknya, membuat Karuna tersenyum malu.

"Dan kamu kelihatan lebih deg-degan dari yang aku bayangin," jawab Karuna dengan nada menggoda, mencoba menyembunyikan debaran di hatinya.

Ethan berdiri di samping mereka, senyum lebar menghiasi wajah kecilnya. "Mama, Om Dirga, kayak putri sama pangeran!" katanya polos, membuat semua orang tertawa kecil.

Pendeta yang berdiri di depan mereka tersenyum hangat. "Hari ini kita berkumpul untuk menyaksikan penyatuan dua jiwa yang saling mencintai…" ujarnya, memulai prosesi pernikahan itu.

Dirga dan Karuna saling berpandangan sepanjang upacara, seolah hanya mereka berdua yang ada di ruangan itu. Kata-kata janji suci mereka mengalir dengan penuh ketulusan, diiringi senyum Ethan yang tak pernah pudar. Ketika cincin disematkan di jari masing-masing, suara tepuk tangan riuh menggema di seluruh gedung.

"Aku sekarang sah jadi istri kamu," ucap Karuna pelan, matanya berkaca-kaca.

"Dan aku bakal pastiin kamu bahagia setiap hari," balas Dirga sebelum akhirnya mencium kening Karuna dengan lembut.

Ethan bersorak kecil, "Mama, Om Dirga, peluk aku juga dong!" Kedua pengantin itu langsung tertawa dan merangkul Ethan bersama-sama, membuat suasana semakin hangat.

Hari itu, tak hanya menjadi awal baru untuk Dirga dan Karuna, tapi juga sebuah keluarga kecil yang akhirnya sempurna.

1
Santi Husain
Buruk
Kei Kurono
merasa terhubung dengan tokoh-tokoh dalam cerita.
Alhida
Terpesona☺️
Alucard
Nggak sabar nunggu kelanjutannya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!