"Ah, aku berada di mana?"
Sebuah tempat yang mengesankan! Sial, tapi ini bukan duniaku. Ini adalah dunia sihir! Tunggu, aku terjebak di dalam tubuh seorang pemuda hina yang memiliki sihir sama sekali.
Bodoh, kenapa aku ini mencintai seorang putri kekaisaran sedangkan aku bukan siapa-siapa?
Ahahaha tidak masalah, mari kita genggam dunia ini menggunakan sebuah kecerdasan yang luar biasa. Tidak apa-apa aku tidak memiliki sihir, tapi aku memiliki sebuah seni yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Ini adalah dunia yang dipenuhi oleh pedang dan juga sihir. Kau tidak punya sihir? maka kau akan dikucilkan. Tapi mari kita lihat, bagaimana pemikiran dunia modern diterapkan di dunia yang tidak pernah menyentuh sains yang menakjubkan. Juga, mari kita taklukkan dunia ini dengan sebuah kecerdasan dan perkembangan teknologi yang luar biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arachanaee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Belerang dan Bijih Besi
Rasanya begitu menyenangkan. Kalium Nitrat, Sulfur. Ah, dua senyawa itu bisa digunakan untuk menguasai dunia. Tidak, ini baru permulaan.
Tidak bisa dibayangkan, seseorang yang tidak memiliki sihir seperti dirinya, yang selalu ditindas, kini bisa bertarung dengan setara oleh seorang penyihir.
Tidak bisa dibayangkan pula, seorang yang tidak bisa sihir bisa menyombongkan diri kepada ahli sihir yang menindasnya. Paling tidak ketika pelatuk ditarik, peluru yang bersarang tidak akan cukup mampu jika hanya disembuhkan menggunakan sihir.
Bagaimana tidak? Sekuat apapun sihir penyembuhan, jika orang tidak mengerti bahwa peluru masih bersarang di tubuh, maka jelas tidak akan bisa disembuhkan. Kecuali dengan operasi terlebih dahulu untuk mengangkat peluru yang bersarang, maka sihir akan bisa menyembuhkannya. Sekalipun itu ada di jantung.
Tujuan Kazuto di dunia ini adalah, juga membuat orang yang tidak bisa menggunakan sihir, bisa bertarung dengan mudah tanpa diremehkan.
Saat ini dia baru saja berkenalan dengan seorang naga, yang dia kenal dengan sebutan nama Ryugard. Kazuto memang tidak tahu dia berasal dari mana, tapi mendengar bahwa naga ini telah diracun, pastilah naga ini baru saja mendapatkan sebuah konflik yang begitu berat.
Kazuto tidak begitu penasaran, darimana naga itu berasal, siapa yang meracunnya sehingga terkena efek penyakit kulit seburuk ini, ini bukan urusannya.
“Jadi ini namanya belerang, ya? Darimana kamu mengerti akan hal ini? Aku saja baru mendengar tentang nama tersebut.” Ucap Ryugard penasaran, saat Kazuto mulai memecah bebatuan berwarna kuning di pinggiran mata air panas.
Ketika Kazuto mengangkatnya, baunya begitu khas dan menyengat. Aromanya seperti telur busuk tapi tidak begitu parah.
“Ah itu tidak perlu dicari tahu. Hanya saja ini harus diolah terlebih dahulu menjadi sebuah salep.”
“Salep?”
Kata kata Kazuto tidak bisa dicerna lagi. Terkadang Ryugard sering mendengar kata Kazuto yang tampak asing baginya. Namun, Kazuto sendiri juga tidak tahu harus berkata apa selain memberikan sebuah kata asing yang orang-orang tidak akan mengerti.
“Semacam obat oles. Anda akan mengerti. Tapi belerang ini aku juga akan mengolahnya menjadi barang lain.”
“Apa itu?”
“Lihat nanti beberapa hari ke depan.” Ucapnya begitu meyakinkan.
Mereka kembali ke dalam gua. Dimana Ryugard memang mengikuti atau mengekor kemana Kazuto akan pergi. Lagipula kata-katanya begitu meyakinkan seolah dia mengerti rahasia apapun yang ada di dunia ini. Hanya saja dia yang tidak mengerti apa yang Kazuto memang katakan.
Saat ini, Kazuto kembali ke mulut gua. Di sana hanya ada Helen yang duduk termenung sendirian di mulut gua. Dia mungkin sedih karena akan sangat sulit untuk kembali ke desa, Kazuto mengerti hal itu. Sementara Laura, Kazuto melihat sekeliling, akan tetapi dia sama sekali tidak melihat dimana keberadaan Laura.
“Helen.”
Helen menoleh ke belakang sembari terkejut. Lebih terkejut lagi ketika Kazuto datang dari dalam gua bersamaan dengan naga tersebut. Kini, sosok naga memang tampak berwujud lebih jelas dibandingkan sebelumnya yang tampak hanya seperti siluet hitam. Dan memang benar, bahwa naga itu kini tengah mengidap sebuah penyakit kulit yang begitu menjijikan.
“Tu-tuan? Anda darimana? Aku pikir Anda sedang keluar mencari makanan. Laura juga keluar mencari makanan pula. Dan dia ….”
“Tenang, dia tidak akan membunuh kita.” Ucapnya pelan. Kemudian dia akan melanjutkan ucapannya, “Kita akan pulang dalam beberapa hari ke depan. Aku akan menyembuhkan naga ini, sekaligus menciptakan sebuah senjata yang begitu hebat.”
Helen menundukkan wajahnya. Tampangnya dia sedikit ada rasa sungkan terhadap Kazuto. Dia merasa bersalah atas nada suaranya yang begitu tinggi kemarin. Hanya saja, dia tampak begitu diam dan bingung untuk bereaksi bagaimana.
Kazuto pun yang mengerti, dia mendekat dan mengelus kepala Helen. Dia tahu bahwa Helen tampak begitu bersalah atas nada bicaranya kemarin. “Aku mengerti, itu adalah reaksi yang begitu normal. Kamu ingin pulang tidak? Bantu aku membuat senjata hebat.”
Helen terdiam dan membeku sejenak. Dia tidak menyangka bahwa Kazuto akan melakukan hal demikian hingga membuatnya salah tingkah. Kemudian, dia bergerak, bergerak ke arah tas Kazuto yang berisi bijih besi.
“Pertanyaanku sederhana tuan, apa yang Anda lakukan dengan batu yang anda sebut bijih besi ini?” Tanya Helen pemasaran. Pasalnya, kemarin Kazuto benar-benar berpikiran untuk mengambil bijih besi ini. Dan dia penasaran, memang apa yang akan dia lakukan dengan ini?
“Ah ya. Aku rasa karena kemarin aku berpikir bahwa tidak mungkin untuk mengalahkan beast itu. Jadi selama kita bersembunyi, kita bisa membuat senjata yang lebih besar lagi. Untungnya, kita bersembunyi di tempat ini.”
“Maksudnya?”
“Ya, kita akan membuat sebuah senjata yang bahkan kalian berdua belum pernah melihatnya. Dan salah satu bahannya adalah belerang ini. Yang secara kebetulan, ini juga menjadi bahan untuk menyembuhkan mas mas naga ini.”
“Ha?” Ryugard mengerenyitkan dahinya.
Saat bersamaan, Laura kembali setelah dia keluar beberapa waktu yang lalu. Dia berhasil mengumpulkan berbagai jamur yang untung saja Kazuto mengetahui bahwa jamur itu layak untun dimakan.
Juga, ada tiga buah kelapa yang tampak hijau dan juga segar.
“Laura, untung saja kamu kembali.”
Usai menyapa Laura, Kazuto tertegun saat Laura membawa tiga buah kelapa. Ini menjadi suatu hal yang begitu berharga. Dan sepertinya, dewe keberuntungan sedang memberkati dirinya.
Tapi pertanyaannya, bagaimana Laura bisa mengambil sebuah kelapa? Ah itu bukan hal yang perlu dipertanyakan. Paling tidak, dia bisa mengobati Ryugard dengan minyak kelapa yang akan dia campur pada belerang ini. Walau memang minyak kelapa tidak memiliki efek tertentu, hanya saja ini menjadi salah satu bahan untuk membuat sebuah salep.
“Helen, cobalah untuk melelehkan bijih besi itu. Buat menjadi sebuah panci.”
“Ta-tapi, aku belum bisa melelehkan besi.”
Ryugard yang mendengar hal itu, dia mengerutkan dahinya. Kemudian dia berjongkok dan melihat bijih besi yang begitu berlimpah di dalam wadah tas milik Kazuto.
“Perempuan, coba panaskan bijih besi ini.”
Helen mengangguk dan menuruti perkataan Ryugard. Meski dirinya agak takut dengan Ryugard ini yang pasalnya memang seorang naga. Apalagi tubuhnya yang penuh dengan penyakit kulit, bohong apabila Helen tidak begitu jijik.
Tapi mau bagaimana lagi.
Api keluar di tangannya. Tapi titik terpanasya hanya cukup mampu untuk membuat bijih besi itu hanya bisa menyala merah. Ini tentu saja membuat Helen pesimis karena dia tidak bisa melelehkan besi tersebut.
“Cobalah untuk fokus pada titik apinya. Maksudku, api yang kamu keluarkan terlalu menyebar keluar.” Ryugard memberikan sebuah arahan.
“Bagus, kamu sudah punya mentor. Aku akan mencari sebuah kayu.” Ucap Kazuto sambil menjentikkan tangannya senang.
“Aku akan membantu.” Sahut Laura dengan semangat.
ayo mampir juga dinovelku jika berkenan