Araa frendzone Berlin mau tak mau harus menukar posisi mengantikan kakak tirinya Catlin frendzone Berlin untuk menikah dengan CEO sekaligus mafia berdarah dingin🥶.
Aston zesnard Phoenix lelaki berusia 30 tahun yang kini duduk di bangku kebesarannya menawarkan pernikahan kepada Lelaki tua yang perusahaannya di ambang kebangkrutan.
Bima frendzone Berlin tidak memiliki cara lain menyelamatkan perusahaannya kecuali dengan menerima penawaran lelaki di hadapannya ini.
Haruskah dia menyerahkan satu putrinya??
Lalu siapa putri yang akan menjadi istri aston??
Bagaimana ceritanya? Yuk ikuti novel mom lin sekarang dan nikmati alurnya jangan lupa like komen dan vote💋💋💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Terlalu jujur tuan.
"kakak ipar, sakit sendiri masa ngak tahu sih" Brian dibuat bingung dengan jawaban Araa. masa ada dokter di panggil untuk memeriksa orang sehat, sekalian saja panggil Ahli sehat. biar yang diperiksa makin sehat.
"T-tapi aku memang ngak sakit Dok" Jawab Araa sama bingungnya.
"panggil saja Brian, kakak ipar" jawab Brian mengusahakan senyumnya.
"Bro! jujur saja, kerjaanku sangat banyak sekarang. dan bisanya kamu malah gabut begini memanggilku padahal tidak ada orang sakit di sini" keluh Brian memandang Aston yang saat ini terlihat datar menatapnya.
"Periksa istriku. kulitnya!, apa dia mengidap penyakit kulit" suruh Aston kemudian.
Araa melongo tidak percaya dengan perkataan Aston. maksud pria ini apa?, sejak kapan aku punya penyakit kulit. dikirinya aku ini ngak pernah mandi dan ngak steril apa, astaga yang benar saja.
"Jadi kakak ipar punya penyakit kulit, ngak usah malu kakak ipar" Ucap Brian menghela nafas panjang, kemudian dia mengeluarkan beberapa alatnya dan mulai memeriksa kondisi Araa.
'Dih! siapa yang penyakitan. Bromu kali' Batin Araa pasrah.
"pakai sarung tanganmu Brian, jangan menyentuh kulit istriku" ucap Aston pada Brian.
"Iyaa tuan yang perkasa" jawab Brian bahkan baru mulai memeriksa Araa.
"Kakak ipar merasakan gejala tertentu ngak, misalnya gatal atau ruam dikulit dan gejala lainnya seperti bisul" tanya Brian sudah memakai sarung tangannya.
"Tapi saya sehat Dok, kondisi kulit saya baik-baik Aja" Araa menjawab seadanya sambil menunjukkan kedua lengannya juga menepuk-nepuk wajahnya pelan.
Brian menangguk paham, jika dilihat dari penampilan Araa saat ini. bagian tubuhnya yang terekspos memang tidak menunjukkan adanya penyakit kulit. malah wanita itu terlihat sangat cantik dengan setelan kaos oblong lengan pendeknya memperlihatkan beberapa bagian tubuhnya yang sehat dan putih seperti susu.
"keliatannya kakak ipar memang baik-baik saja. baiklah kalau begitu, bolehkah saya minta diambilkan segelas air putih hangat. kakak ipar?" tanya Brian memaksa senyumannya.
Araa hanya menangguk kemudian keluar dari kamar itu untuk mengambil segelas Air hangat buat Brian. sepeninggalan Araa, Brian memicingkan matanya kearah Jack. meminta Jawabannya pada pria itu.
Brian memangku kakinya dengan berani dihadapan Aston juga Jack. kalau sampai dua sosok dihadapannya ini menjadikannya bahan gabut untuk urusan seperti ini, dia ingin buat perhitungan.
sebab, kerjaannya di rumah sakit memang agak banyak. ditambah sebelumnya dia membatalkan kunjungannya selaku kepala rumah sakit untuk mengunjungi pasien-pasiennya itu.
"jelaskan Jack seperti apa detailnya kamu memanggilku kesini" Brian bertanya dengan suara dinginnya menatap Sekertaris Tuannya itu. kalau berhadapan dengan dua sosok ini, Brian memang selalu serius. dia akan bercanda pada kondisi tertentu saja.
"Tuan memanggil Anda memang untuk memeriksa kondisi Nona. tetapi, yang Anda lakukan hanya bertanya dan bertanya" jawab Jack santai, tatapan matanya tetap datar seperti biasanya.
"bukan itu Jack. Kondisi kakak ipar baik-baik saja, kalian lihatkan tadi, berikan setidaknya alasan paling masuk akal" Brian sungguh kesal melihat sekertaris menyebalkan itu, dia memang memusuhi Jack sejak lama. bukan tentang apanya, tapi pria itu selalu datar tanpa ekspresi layaknya robot sungguhan saja.
"Dia menyentuh pundaku, sentuhan itu berarus listrik Brian. makanya Jack memanggilmu untuk memeriksa istriku apakah ada penyakit tertentu" Jawab Aston serius mengadukan gejalanya pada Brian.
'Terlalu jujur tuan' Jack.
Brakkk!
"bwahaahahahahah, yang benar saja seorang Aston menjadi bodoh setelah menikah. jangan bilang kamu sengaja menikahinya tanpa dasar cinta" Brian memukul meja keras kemudian dia tertawa lepas kontrol di hadapan dua manusia itu.
"Mau mati kamu Haaa!!!!, Jack! seret dia keluar dari sini" Perintah Aston dengan amarahnya, berani sekali Brian mengejeknya seperti itu.
"Baik Tuan" Jack melangkah menarik kerah kemeja Brian.
"Lepaskan!, aku bisa sendiri" Brian menepis tangan Jack.
Brian berdiri dari duduknya dan melangkah mendekati pintu, dia berbalik menatap Aston yang masih menatapnya penuh kekesalan.
"semoga Tuan Aston yang perkasa menyadari rasa sukanya, cepatlah jatuh cinta agar kakumu itu berkurang Tuan" Timpal Brian kemudian menarik handle pintu dan keluar dari sana.
"Buat dia melayani pasien di Antartika Jack!!!" Teriak Aston.
Brian tidak menghiraukan ucapan Aston. semoga pria itu tidak sungguh-sungguh dalam ucapannya, bisa mati kalau dia dikirim ke wilayah tanpa penghuni itu. mau jadi dokter apa disana nantinya, mustahil kan kalau periksa pinguin, dia kan bukan dokter hewan.
Araa berpapasan dengan Brian yang hendak menuruni tangga.
"Eh, Dok. mau kemana?, ini saya bawakan segelas Air hangatnya" Araa menatap Brian, ditangannya ada segelas Air hangat untuk laki-laki itu.
"terimah kasih" ucap Brian.
"saya mau balik ke rumah sakit, sebaiknya kakak ipar segera ke kamar sekarang. saran saya, sering-sering ya sentuh suami kakak ipar" ucap Brian lagi.
"Biar daya setrumnya berkurang atau kalau bertambah sepertinya tidak masalah. permisi kakak ipar! " timpalnya kemudian meneguk habis segelas Air itu dan melangkah begitu saja dengan senyuman penuh arti melewati Araa.
'maksudnya apa sih' Batin Araa tidak mengerti maksud ucapan Brian.
sesuai perkataan Brian, dia menuju kamarnya dimana ada Jack dan Aston didalam sana. Araa masuk kedalam.
"saya ada urusan, kamu tetap disini jangan kemana-mana. saya akan pulang waktu makan malam nanti, tapi kalau saya tak kunjung datang. kamu bisa makan dan istrahat lebih dulu" ucap Aston memberitahu Araa.
"Baik tuan" balas Araa.
Aston dan Jack meninggalkan Araa begitu saja didalam kamarnya. mereka melangkah keluar, dibalik punggung keduanya. Araa menatap hingga hilang dibalik pintu besar milik Aston begitu saja.
'Balik besok pun lebih bagus' gumam Araa.
bersambung.........