Rania, dua puluh tahun memiliki paras yang cantik yang menurun dari Mama nya. kehidupan nya berubah sejak kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang membuat nya menjadi seorang yatim piatu disaat usianya menginjak empat belas tahun.
Dan lebih parah nya Rania dipaksa menikah oleh bibi nya dengan seorang pria lumpuh yang telah beristri.
Raka pria berusia tiga puluh tahun setelah selamat dari kecelakaan mengakibatkan kaki nya lumpuh sementara. setelah kaki nya lumpuh pria itu mendapat kenyataan pahit, istrinya berselingkuh dengan beberapa laki laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4. Bertemu mertua
Di tengah keresahan hati nya, Tiba-tiba saja seseorang memegang pundak nya dengan lembut sehingga membuat Rania sedikit terkejut.
"Kamu pasti istri kedua Raka bukan"? tanya Mana Hilda tanpa expresi membuat Rania semakin takut.
"Iy,, iya Nyonya"
"Sepertinya kamu wanita baik" bisik Mama Hilda seraya bangkit dari tempat duduk nya.
Wanita paruh baya itu mengambil beberapa paper bag dari koper nya.
"Siapa nama mu? ini oleh oleh untuk mu"
"Terima kasih, nama saya Rania Nyonya"
"Ini untuk Gea dan ini untuk mu Sayang" Sebuah paper bag di berikan pada Raka dan Gea oleh wanita paruh baya itu.
Gea yang mendapatkan itu langsng membuka nya saat itu juga.
"Ini bagus sekali Ma, kalung berlian keluaran terbaru" dikeluarkan nya sebuah kalung berlian dari kotak perhiasan.
"Kamu suka"?
"Tentu Ma" wanita itu menatap Rania dengan sinis.
"Rania, debat bawa aku ke mobil kita harus segera ke kantor"
"Baik tuan" Rania segera akan membawa Raka pergi.
"Sayang, kamu gak sarapan dulu"? tanya Mama Hilda.
"Nanti saja di kantor"!
"Permisi Tuan dan Nyonya" pamit Rania dan langsung mendorong kursi roda Raka keluar menuju mobil nya.
Saat melihat Raka keluar didorong oleh istri muda nya. Gea langsung berlari menghampiri Raka.
"Sayang, siang nanti aku ada syuting ke luar kota, mungkin selama dua hari aku gak pulang" ucap Gea.
"Berangkat lah, lakukan pekerjaan an mu dengan profesional"
" Cup, Makasih sayang. kamu memang paling pengertian "
Rania yang melihat itu pun merasa risih.
Didalam mobil suasana nya menjadi hening, antara Raka dan Rania tak ada pembicaraan apa pun.
Kruuuucuukk.... Tiba-tiba perut Rania meraung.
"Kamu lapar"?
Rania tidak menjawabnya, ia memalingkan wajahnya ke arah luar.
Pria itu baru menyadari jika wanita disamping nya ini belum makan sejak malam kemaren.
"Johan, nanti setelah kita sampai dikantor, tolong kamu belikan sarapan untuk Rania" titah Raka.
"Tidak usah Tuan" Sahur Rania.
"Kamu yakin perut mu tidak lapar"?
"Bukan begitu tuan. kalau boleh saya mau minta ijin untuk ke kampus saja, hari ini aku ada kelas"
"Baiklah, tapi setelah kuliah mu selesai kamu harus langsung ke kantor. karena tugas mu adalah melayani ku, kamu juga harus mengutamakan kewajiban mu melayani ku.
Tidak boleh pergi tanpa se ijin ku, dan satu lagi jaga sikap mu diluar sana"
"Kenapa banyak sekali peraturan nya tuan"?
"Itu terserah kamu, kalau masih ingin kuliah ya kamu harus teeima peraturan nya"
"Baiklah tuan, tapi apakah aku boleh minta sesuatu?
" Apa? pasti uang kan?
Dasar semua wanita itu sama saja"
"Bukan, saya hanya ingin minta tolong agar asisten tuan ini mengantarkan ku ke kampus. karena aku akan telat jika harus naik angkutan"
Raka menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya, waktu sudah menujukan pukul delapan.
"Johan, turun kan aku di lobby kantor saja. setelah itu kamu antar dia ke kampus" titah Raka pada sang asisten.
"Baik tuan" jawab Johan.
"Dan kamu! tunjuk Raka pada Rania.
" Kamu bilang saja dikampus mana kamu kuliah biar Johan antarkan"
"Terima kasih tuan" jawab Rania sambil menangkup kan kedua tangan nya di dada.
Tak berselang lama kendaraan yang mereka tumpangi tiba di lobby kantor.
Setelah menurunkan Raka di lobby dan memastikan tuanya sudah aman, masuk dengan di bantu oleh satpam yang mendorong kursi roda nya. Johan langsung mengantarkan Rania ke kampus yang sudah dia sebutkan.
* * *
Sesampainya di kampus Rania langsung menuju ke kantin, perutnya yang sedari pagi sudah meraung raung minta untuk di kasih makan.
"Masih ada waktu untuk aku makan terlebih dulu" gumam Rania sambil terus menuju ke kantin.
Di kantin Rania hanya memesan satu pop mie rebus dan air hangat.
Wanita iu melihat uang di dalam dompet nya hanya tinggal beberapa lembar saja.
Dia sekarang harus sedikit berhemat. Setelah dirasa Kenyang Rania masuk untuk mengikuti perkuliahan di kelas nya.
Rania melangkah dengan pasti menuju kelas nya.
"Rania,,, Seru wanita cantik seusia nya yang sudah duduk dibangku kelas nya. Diana teriak sambil melambaikan tangan nya ke arah Rania.
Rania terus melangkah menghampiri Diana lalu duduk disebelah sahabat nya itu.
"Hai,, Rania, kenapa semakin hari kamu semakin tambah cantik saja. gue kan jadi tambah ngiri lihat nya" ujar Diana sambil menatap Rania dari atas sampai bawah.
Rania memang sudah cantik natural, namun hari ini bagi Diana Rania semakin tambah cantik dengan dress mewah yang dia kenakan hari ini.
Diana adalah sahabat dekat sekaligus teman seperjuangan Rania dari awal masuk kampus tersebut hingga saat ini.
Tak berapa lama dosen pun masuk dan keduanya kini tengah fokus dengan pelajaran nya.
"Rania,,,, tungguin gue.!
Pekik Diana sambil menarik tangan sahabat nya itu kala mereka telah keluar dari kampus.
"Hari ini lo libur kerja kan? gimana kalau kita ke mall dulu? ajak Diana.
"Gue memang libur hari ini, tapi gue gak bisa ikut lo ke mall gue harus segera pulang hari ini"
"Kenapa? apa mak Lampir dan nenek sihir itu memarahi mu lagi"
tanya Diana yang memang gadis itu tau semua tentang kejahatan tante Widi dan juga anak nya kepada Rania.
"Bukan itu, lo tenang aja. hari ini aku ada keperluan jadi harus segera pulang" jawab Rania, dia engan untuk menceritakan apa yang ia alami saat ini.
"Ok kalau gitu hati hati"
"Kamu juga Diana"
Keduanya akhirnya berpisah di depan kampus. Diana mengendarai sepeda motor nya untuk pulang. sementara Rania yang sudah memesan taxi online harus segera pulang ke rumah Raka.
Sesampainya di depan rumah Bimantara, Rania langsung berlari kecil masuk ke kediaman Bimantara.
Jantung nya terus berdetak kencang, Rania takut jika Raka sang suami sudah terlebih dulu pulang sebelum dirinya berada di rumah.
Deg!
Kala Rania masuk dan mendapati Hilda mama nya Raka tengah duduk di ruang tamu.
"Rania,, kamu sudah pulang? apa kamu baik baik saja? ujar Hilda yang melihat Rania terlihat begitu cemas.
"Sa-saya baik baik saja Nyonya"
"Suami mu mana, apa kamu pulang sendiri" tanya nya membuat Rania sedikit lega. pertanyaan wanita paruh baya itu menandai jika Raka belum pulang.
Wanita paruh baya itu menghampiri Rania, membuat Rania sedikit gemetar karena takut.
"Mulai sekarang jangan panggil Nyonya, panggil mama sama seperti Raka. kamu wanita yang baik, aku sudah bisa melihat nya saat pertama bertemu tadi.
Raka memanglah berwatak keras, tapi Mama sangat berharap secara perlahan kamu bisa merubahnya.
Selama ini Gea istri pertama nya belum bisa merubah watak keras nya. Tapi mama percaya kamu pasti bisa.
Tolong Terima dia dan cintai dia sepenuh hatimu.
"Tapi,, Nyonya, Em.. ma-mama saya" ucap Rania terbata.
"Mama tidak memaksamu, karena cinta memang tidak datang secara tiba tiba" potong mama Hilda yang bisa melihat kegelisahan dari pancaran mata Rania.
"Satu hal lagi, jangan panggil mertuamu ini dengan sebutan Nyonya. karena sekarang kamu sudah menjadi bagian dari keluarga ini" sambung nya lagi.
Rania yang mendengar itu hanya bisa menggangu.
yolo typonya banyak amat da...