NovelToon NovelToon
Sleep With Tuan CEO

Sleep With Tuan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / One Night Stand / Aliansi Pernikahan / Crazy Rich/Konglomerat / Idola sekolah
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: agen neptunus

Attention!! Lapak khusus dewasa!!
***
Vincent tanpa sengaja bertemu dengan Valeska di sebuah bar. Niat awalnya hanya untuk menyelamatkan Val yang diganggu laki-laki, namun akhirnya malah mereka melakukan 'one night stand'.
Dan ketika paginya, Vincent baru sadar kalau gadis yang dia ambil keperawanannya tadi malam adalah seorang siswi SMA!
***
Tolong bijak dalam memilih bacaan. Buat bocil gak usah ikut-ikutan baca ini, ntar lu jadi musang birahi!
Gak usah julid sama isi ceritanya, namanya juga imajinasi. Halu. Wajar saja kan? Mau kambing bertelor emas juga gapapa. :"D

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon agen neptunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2: Mahkota Yang Diserahkan

“Thanks, Mr. Harold. Nanti saya bayar untuk kamarnya,” kata Vincent begitu pintu tertutup di belakang pemilik bar, mencoba terdengar sopan meski sebenarnya lebih dari sekadar canggung.

Mr. Harold, pria paruh baya yang selalu rapi dengan jas hitamnya, melambaikan tangan santai. “Santai saja, Pak Vincent. Kamar ini memang khusus tamu VIP yang tidak bisa pulang. Anda tahu lah, tempat seperti ini memang selalu ada yang kebablasan.”

Vincent tersenyum lega. Ada untungnya juga ia kenal baik dengan pemilik bar Black and Beat ini. Meminta satu kamar untuk gadis yang pingsan di pelukannya tadi tidak jadi urusan besar.

“Kalau begitu saya permisi dulu. Kalau anda membutuhkan sesuatu, panggil saja.” Setelah pamit, Mr. Harold berbalik dan menghilang di balik lorong.

Vincent menghela napas panjang. Dia mendorong pintu kamar pelan, memastikan gadis yang terbaring di tempat tidur tidak terganggu. Kamar VIP ini tidak besar, tapi cukup nyaman—dengan dinding kedap suara, sofa kecil, dan pencahayaan hangat. Sempurna untuk seseorang yang butuh istirahat.

“Hhh... benar-benar merepotkan.” Vincent bergumam pelan sambil melonggarkan kerah kemejanya. Ia menarik kursi ke sisi tempat tidur, duduk, dan merogoh ponselnya. Ada beberapa notifikasi masuk, tapi satu pesan menarik perhatiannya.

Chat dari Megan. -Besok siang aku ke kantor, kita lunch bareng.-

Vincent mengerutkan kening sambil membaca pesan itu. Megan, perempuan yang dipilihkan orang tuanya sebagai calon pasangan hidup, selalu memiliki cara untuk mengambil kendali. Dan, Vincent tidak punya energi untuk membalas saat ini. Ia hanya menghela napas panjang dan menyimpan kembali ponselnya ke saku.

Perhatiannya teralihkan ke gadis yang terbaring di depannya. Val, begitu pria mabuk tadi memanggilnya. Wajahnya terlihat damai sekarang, meski ada jejak kelelahan di sana. Namun, detik berikutnya, ketenangan itu lenyap.

Vincent terperangah saat melihat gadis itu mulai menangis dalam tidurnya.

“Dia menangis?” gumam Vincent pelan.

“Jangan … jangan pergi. Kumohon ….” suara Val pecah, lirih, tapi cukup membuat Vincent memusatkan perhatiannya. Air mata mengalir di pipi gadis itu, membuat Vincent penasaran tentang mimpi Val.

“Hey … bangun,” ujar Vincent pelan, tidak ingin membuatnya terkejut. Ia menyentuh bahu Val dengan hati-hati.

Gadis itu membuka mata perlahan. Napasnya masih tidak beraturan, dan butuh beberapa detik sebelum ia fokus pada Vincent. "Lo… siapa?” tanyanya dengan suara lemah.

“Gue—” Vincent membuka mulut, tapi kalimatnya terpotong saat Val tiba-tiba meraih tangannya dan menariknya ke dalam pelukan erat.

“Eh—!!” Vincent membelalak, kaget luar biasa.

“Jangan pergi … aku takut … kamu di sini aja … kumohon, Sam,” kata Val, tangisnya kembali pecah di bahu Vincent.

Sam?

Nama itu membuat alis Vincent terangkat. Tapi sebelum dia sempat bertanya lebih jauh, sesuatu yang lebih mengejutkan terjadi.

Bibir Val menyentuh bibirnya.

Apa-apaan ini?! seru Vincent dalam hati, panik.

Namun, entah kenapa tubuhnya membeku. Val mencium dengan penuh perasaan, bibirnya bergerak lembut tapi juga mendalam. Vincent merasa dirinya tenggelam dalam momen itu, sesuatu yang seharusnya tidak terjadi.

Dia bisa saja menolak, menarik tubuhnya dan pergi. Tapi alih-alih melakukannya, Vincent membiarkan dirinya hanyut. Bibir mereka bertemu lebih lama, bergerak seolah saling mengenal meski mereka adalah dua orang asing. Napas mereka bercampur. Val membuka mulutnya sedikit, dan tanpa sadar Vincent merespons. Lidah mereka bertemu, dan ciuman yang awalnya lembut mulai berubah menjadi sesuatu yang lebih liar, lebih mendesak.

Waktu seakan berhenti, tapi logika Vincent perlahan kembali. Ia menarik diri dengan cepat, menghentikan segalanya.

“Hey—stop it!" seru Vincent dengan salah tingkah.

Val membuka matanya, bingung dan masih setengah mabuk. Mata mereka bertemu, dan untuk beberapa detik, hanya keheningan yang mengisi ruangan.

“Gue bukan Sam,” kata Vincent pelan, mencoba menenangkan gadis itu. Tapi di balik kata-katanya, jantungnya masih berdetak kencang, seolah belum siap meninggalkan momen yang baru saja terjadi.

Val menatap kosong ke arahnya, seakan mencoba memahami sesuatu. Napasnya masih tersengal, mata yang berkaca-kaca membuat Vincent sedikit tidak nyaman—antara kasihan dan bingung harus bereaksi bagaimana.

“Lo terlalu mabuk. Lo harus istirahat,” tambah Vincent sambil berdiri, berharap bisa mengakhiri situasi yang semakin aneh ini. Tapi, tangan Val yang kecil dan dingin tiba-tiba meraih pergelangan tangannya.

"Tolong disini saja," ucap Val lirih.

Vincent berhenti, menatap gadis itu dengan ekspresi dilematis. Ia bisa saja menolak, tapi melihat cara Val menggenggam tangannya, seolah hidupnya bergantung pada kehadirannya, membuat Vincent tidak tega.

"Gue mohon," lanjut Val.

Val mencoba duduk tegak, meski gerakannya masih lemah. Kini mereka saling berhadapan, hanya beberapa inci memisahkan mereka. Mata Val yang basah oleh air mata, memancarkan sesuatu yang sulit dijelaskan. Kesedihan, kelelahan, atau mungkin ... ketakutan?

Tangan Vincent, hampir tanpa sadar, bergerak menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Val. Sentuhannya lembut, refleks membuatnya terkejut sendiri.

Apa yang gue lakuin, sih? Batin Vincent.

"Boleh gue minta sesuatu?" tanya Val lirih.

"Apa?" tanya Vincent.

"Cium gue lagi," pintanya dengan nada memohon.

“Hah?” Vincent kaget, memastikan ia tidak salah dengar. Tapi Val tidak menjelaskan lebih lanjut. Sebelum Vincent sempat menolak atau bertanya, Val sudah bergerak maju.

Lagi.

Val menyatukan bibir mereka lagi, tapi kali ini Vincent tidak menolak. Setelah ciuman pertama tadi, terus terang Vincent menginginkan lebih.

Sebagai laki-laki normal, tentu saja dia menginginkan hal yang seperti ini. Dia tidak munafik atau sok suci. Selain pengaruh alkohol, zat feromonnya juga menguar.

Ciuman liar dan panas itu terus terjadi. Tangan Val bergerak membuka satu persatu kancing kemeja Vincent. Sedangkan Vincent entah kenapa tangannya tak bisa dikontrol untuk menelusup masuk ke dalam baju model crop top yang dipakai Val.

Tak butuh waktu lama, Vincent mulai bergerak meremas dua bagian indah Val yang tertutup bra berenda yang entah berwarna apa.

Ciuman di bibir terus terjadi, lalu Vincent menurunkan bibirnya ke leher Val. Gadis itu mengangkat wajah, memberikan akses pada Vincent agar bisa leluasa menjelajah di area sana.

Disertai dengan embusan napas dan desah berat, jari telunjuk Vincent berhasil masuk ke dalam bra Val. Ujung kulit telunjuknya bertemu dengan sesuatu area yang sensitif. Detik itu juga napas Val semakin memburu seolah memberikan titah pada Vincent untuk memenuhi segala keinginannya.

Tanpa Val tahu, sesuatu di dalam celana Vincent mulai mengeras, menuntut untuk keluar. Vincent menarik tangannya keluar dari crop top dan mulai melepaskan ikat pinggangnya.

Val hanya memerhatikan dengan mata sayu. Namun, detik berikutnya dia terperangah ketika celana itu lolos dari pinggang Vincent dan turun ke bawah. Matanya menangkap sesuatu yang besar dan tegang dibalik itu.

Tanpa banyak bicara, Val melepaskan pakaiannya hingga tak terlapisi sehelai benangpun. Begitu juga dengan Vincent.

Malam ini tanpa Vincent ketahui ... Gadis yang tidur bersamanya telah menyerahkan mahkota sucinya tanpa sadar.

***

1
🌟
Gilakkk gak espect woiiii🙃
niee
awkwk besti jd ipar, siap² aja sii🤣
Anne Soraya
lanjut
🌟
Lahh sapa tuch yg datengg
Inay Febrie
prasaan kmarin cuma dianggep adek?🙄🙄
agen neptunus: cowok gitu yakan. giliran ada yg naksir ceweknya, baru deh sok panik.
total 1 replies
ulzzangcute
ᜊᜊᜊ
ulzzangcute
jgn sm megaaan
ulzzangcute
bego lo vid 🤣
ulzzangcute
hoooot
ulzzangcute
alurnya bagus
Nagittaa
🤣
Anne Soraya
lanjut
Inay Febrie
si anjiirrr🤣🤣 gue pun trkaget"🤣
agen neptunus: Heeeyy kamu ada disini juga ternyata 😭 makasih loh udh mau bacaaa
total 1 replies
diegodirga111
megan bipolar kayanya
diegodirga111
lanjut
diegodirga111
gw dukung lo trs thor 👍
Anne Soraya
lanjut
agen neptunus
thanks bnget buat yg udh bersedia mampir~♡ semoga kalian betah sampai epilog yaww ...
diegodirga111
suka sama tokohnya
diegodirga111
tulisannya rapi. prolognya oke 👌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!