NovelToon NovelToon
Bungee Jumpheart

Bungee Jumpheart

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Teen Angst / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Psikopat itu cintaku
Popularitas:152.6k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Sehat itu mahal harganya! Dan itu memang benar, keluarga Giovani Mahardika rela membayar seorang gadis untuk menikah dengan putra bungsu mereka demi menyembuhkan gangguan mentalnya.

Dialah Alleta Rindiani, setelah melewati beberapa pertimbangan dan penilaian akhirnya gadis inilah yang dipilih oleh keluarga Gio.

Di tengah usaha keras Alleta, secercah harapan akhirnya muncul, namun Gio nyatanya jatuh cinta pada Alleta.

Akankah Alleta membalas cinta Gio di akhir masa perjanjian? Terlebih sesuatu telah tumbuh di dalam sana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bungee~ Bab 7

Keduanya tidur benar-benar satu ranjang. Meski Leta tak tau sejak kapan Gio merangkak ke kasur. Tak sulit baginya untuk tidur di kamar Gio, tohhhh rumahnya pun tak jauh. Ya...masih ada bau-bau rumahnya lah!

Meski ia tau Gio begitu, tetap saja untuk jaga-jaga Leta masih memeriksa tali ko tanggnya, kancing, celana, karet celana? Aman!

Ia sejenak memperhatikan wajah damai Gio, masih dengan ketidakpercayaannya, "masa sih kamu gitu Yo, kok aku susah percaya ya..." monolognya menggelengkan kepala.

Daripada merhatiin anak bujang orang yang khawatirnya akan terjadi sesuatu dengan sang hati, Leta memilih menjaga kesehatan jiwa dan pikiran dengan segera turun dari kasur.

Terdengar sayup-sayup dari luar suara orang sudah sibuk kotrak-kotrek di dapur, termasuk percakapan beberapa orang di luar kamar.

Leta meraih bekal pakaian yang semalam sempat ia keluarkan dan ia gantung agar tak kusut. Sudah dengan handuk dan alat mandi, ia keluar dari kamar Gio ke arah kamar mandi dimana kamar mandi rumah ini ada 2 di dekat dapur. Tak seperti rumah orang-orang kaya dimana kamarnya memiliki toilet sendiri.

Langkah Leta ke arah dapur membawanya memperhatikan ke 4 orang penghuni rumah lainnya yang telah bangun sejak tadi.

Bapak bersama dua anak lainnya lagi kolaborasi ngopi sambil mengobrol santai, sementara bu Gendis kebagian susahnya nyiapin buat isian usus dan oleh-oleh.

"Tam, ini nanti sesampainya di rumah minta bojomu masukan saja ke kulkas. Bojomu jangan makan kebanyakan, tape ini banyak gasnya..." diangguki Tama. Ibu menyusun kotak makan dan beberapa besek rotan jadi dua baris, yang satu untuk dibawa pulang Tama dan yang satu untuk Rangga.

"Mas, sampaikan salam ibu sama cucu-cucu ibu...kalo kesini lagi tuh bawa Hanif dan Hanifa." diiyakan Rangga, "nanti kalo liburan sekolah bu, aku boyong semuanya kesini."

"Loh, mas Rangga sama mas Tama mau pulang, to?" tanya Leta membuat keempatnya menoleh.

"Eh Ta, sini ngopi bareng..." ajak Rangga.

"Iya Ta. Mas Tama sama mas Rangga ndak bisa lama-lama, titip ibu--bapak sama Gio."

"Lah, terus aku piye mas?" tanya Leta merasa takut jika keduanya tak ada, takut nanti sewaktu-waktu Gio melakukan sesuatu padanya.

"Kok piye," bapak menjawab, "ya begini saja, jalani...memangnya kenapa, nduk?"

Pertanyaan bapak diangguki Rangga dan Tama serta bu Gendis, ditatap begitu Leta akhirnya menggeleng, "ya engga gimana-gimana sih padhe." Leta memilih masuk saja ke dalam kamar mandi daripada ia juga bingung sendiri.

Leta sudah duluan mandi, namun sewaktu masuk ke dalam kamar nyatanya Gio pun sudah terlihat bangun dan sedang mengotak-atik ponselnya di tepian ranjang.

Leta mengurut dadanya, untung saja ia memakai baju di kamar mandi. Tanpa berkata apapun Gio melengos dengan menyambar handuk miliknya bersama baju ganti juga. Jika semalam ia masih refleks memakai baju di kamar, maka kini...karena ada Leta ia memilih melakukannya di kamar mandi.

Gio hanya menatap Leta sekilas untuk selanjutnya ia menyugar rambut acak-acakan itu dan keluar.

Leta mengeluarkan pelembab, bedak, eyeliner dan liptin. Dengan handuk yang masih melilit di rambutnya Leta menggusur kursi kayu ke depan lemari dimana cermin sebesar dirinya menempel.

Awalnya gerakan tangan Leta begitu luwes mengusapkan pelembab di kulit wajah namun gerakan itu berhenti sejenak ketika ia mendengar berkali-kali ponsel Gio bergetar-getar menggelepar persis ikan kekurangan air. Ia menggeleng demi mengusir rasa penasaran dan melanjutkan kegiatannya.

Namun getaran itu tak mau berhenti begitu saja, membiarkan Leta tak acuh padanya hingga akhirnya jiwa maling Leta meronta-ronta.

*Liat, jangan, liat, jangan*...

"Jangan Leta! Itu namanya ngga sopan," ia menggeleng, namun rupanya mulut terkadang menghianati hati dan pikiran. Leta sudah beranjak ke arah kasur dimana ponsel itu Gio geletakan begitu saja disana seraya ia yang celingukan ke arah pintu kamar.

Diambilnya ponsel yang masih dalam keadaan hidup cahayanya mengingat baru saja sebuah notifikasi pesan masuk, terlihat beberapa pesan terpampang belum dibaca si empunya.

Notif grup tak ia indahkan, Leta lebih fokus melihat pesan pribadi.

Matanya langsung membesar manakala melihat satu pesan pribadi paling atas, meski hanya bisa sekedar mengintip saja. Namun ia langsung bergidik jiji, bukan pada nama kontak yang menampilkan nama Rompis saja melainkan pada isi pesannya.

*Oke hati-hati sayang di jalannya*.

Arghhh! Gatal sekali hatinya persis lagi di garuk-garuk sama garpu rumput! Jujur saja Leta semakin penasaran dengan isian chat keduanya. Karena ia yakin Rompis ini lelaki, "naudzubillah, dunia emang udah di penghujung...pisang jadi lembek begini."

"Iki berapa passwordnya? Ndak mungkin tanggal kemaren kan?" monolognya namun tetap saja Leta penasaran dan mencoba, dan benar saja! Password tanggal kemarin itu salah besar.

"Ah udahlah, salah terus nanti malah keblokir..." Leta memilih mengubur dalam-dalam keinginannya untuk tau dan menyelesaikan kegiatannya pagi itu.

Rangga dan Tama sudah pergi ke stasiun menggunakan ojek online. Dan ia, mulai beredar dulu ke rumah ibu di samping.

"Nanti ta bikin akses jalan saja, yo nduk...ini tanaman pagarnya biar bapak sambit..." ucap bapak diangguki Leta, "iya padhe."

Dan panggilan itu seperti sudah menda rah daging untuk Leta, namun bapak ataupun ibu Gendis tidak berusaha meminta Leta merubahnya, apapun panggilannya sing penting status sebenarnya saja.

"Bu!!" Leta masuk ke dalam.

//

Drttt....

Pesan dari Rangga masuk ke ponselnya.

Duit jajan Leta mas kirim lewat kamu, awas jangan kamu tilep Yo! Amanah!

Dengan emot tinju Rangga mengirim itu bersamaan dengan notifikasi m-banking yang telah ditambahkan.

Gio berdecih, "kan cuman nambahin beban aja!"

"Ini sehari jajan dia berapa?" ia bertanya pada dirinya sendiri. Gio sudah siap dengan stelan casualnya untuk pergi ke kampus, tak lupa menyalami ibu dan bapak ia mencari si pelk racing yang telah menjadi istrinya itu. Tak susah mencarinya toh omelannya sudah terdengar dari jarak ruang tengah rumahnya.

Gio sudah tak aneh lagi jika gadis itu akan ngobrol sendiri tiap paginya.

Leta membungkuk melihat si bejo, ia tak cukup mengerti kenapa pagi ini kekasih besinya itu ngadat dan tak mau menyala.

"Jo, Jo...kenapa sih kamu, sakit? mogok gara-gara minta cah wedhok to?" ocehnya.

"Kenapa Ta?" tanya ibu keluar, begitupun bu Gendis yang kini sudah keluar ikut bertanya, "belum berangkat nduk?"

"Belum bu."

"Ndak tau bu, ini tiba-tiba ngga mau nyala...kayanya mesti masuk bengkel...ngga ngerti aku soal begini!" ia merengut, lasut! Bagaimana ia pergi ke sekolah. Ia melirik jam di tangannya, mana dasi di leher belum ia simpulkan.

Gio keluar dari rumahnya, "Nah, bareng suamimu saja Ta," bu Gendis langsung meminta Gio untuk mengantar Leta terlebih dahulu sembari melihat masalah di motor Leta siapa tau mengerti, kalo cah lanang.

Pandangan ibu Wulan dan Leta ikut menyorot pemuda yang baru saja keluar dari gawang rumah. Bu Wulan mengukir senyum sementara Leta, ia sudah menatap malas, apalagi ingat pesan tadi pagi, jijik!

"Nah Yo, barangkali ngerti..."

"Kenapa to?" berhubung disana ada ibu dan bulek Wulan, jadinya mau tak mau Gio menurut untuk menghampiri dengan melompati tanaman pagar, sama halnya dengan yang dilakukan Leta.

Ia mempertahankan tas di sebelah pundaknya yang hampir merosot lalu berjongkok menggeser si empunya motor.

"Ngerti ora? Kalo kamu ngga ngerti ngga usah deh nanti malah tambah rusak!"

Gio menoleh pada istrinya itu, "kalo aku niat rusakin udah dari dulu aku gantung nih motor di pohon nangka depan kantor Karta..." ia berdiri dari jongkoknya lalu menyetel si motor entah apa yang Gio cek yang jelas ia terlihat seperti sedang memeriksa beberapa spare partnya.

"Yo wes, nanti kalo ndak bisa ngikut saja Gio, nok...ibu antar pesanan dulu kalo gitu..." ibunya melengos berlalu, begitupun bi Gendis yang sudah mewanti-wanti, "sudah, berangkat bareng saja."

Sepeninggal keduanya Gio tak menghentikan kegiatannya, ia masih mengecek dengan seksama sesekali ia menyugar rambut basahnya yang terlihat lebih gondrong, maklumlah mahasiswa! Aroma wangi maskulin menguar darinya begitu memenuhi bikin nyaman.

"Gimana? Aku wes telat iki..."

Kini tatapan Gio menyerbu begitu malas dan terlihat kesal, "ini kapan kamu isi bensin?!"

Dan pertanyaan itu sontak membuat Leta membeliak dan menepuk jidatnya, "ah lali aku, hahaha!"

"Bensinnya kering, semprul!" Gio mendorong jidat istrinya yang kemudian tak mau kalah dengan membalas menepuk punggungnya kencang.

"Ya udah, naik! Kenapa juga ibu sama bulek nyuruh aku nganterin kamu...buruan, telat juga aku!" geramnya namun Leta tak peduli dengan gengsi apalagi kekesalan Gio, ia lebih memilih menurunkan egonya daripada terlambat datang ke sekolah. Begini saja, Gio sudah berbaik hati menurutnya.

"Beneran?Aku ngga akan nanya ikhlas engganya, karena udah jelas dari mukamu saja keliatan ndak ikhlas. Tapi janji ngga ditinggal di pinggir jalan?" tanya nya membuat Gio tak acuh dan lebih memilih memakai helmnya.

"Mau ndak? Kalo ndak yo wes, berangkat dewean..."

"Ih mauuu!" seru Leta. Gadis itu naik di boncengan Gio, "yu berangkat, udah." ucap Leta namun Gio masih diam, ia justru sedikit berdiri dan merogoh saku belakang celananya.

Sejurus kemudian ia menjepit uang 20 ribu dan menyerahkannya pada Leta membuat gadis ini mengernyit.

"Opo? Kamu nyuruh aku beli rokok?"

"Mau duit jajan ora?" tawar Gio sedikit menolehkan lehernya.

Leta masih memandang uang jajan pertamanya dari Gio yang kusut itu, bukan masalah nominal dan tampilan kusutnya namun----hatinya ikut bergetar memandangnya.

"Awet-awet duitnya. Aku masih kuliah..."

"Aku punya duit jajan sendiri, Yo." Jawabnya tak konsisten, semalam ia membubuhkan kata mas, namun pagi ini ganti lagi.

"Jadi ngga mau?"

"Eh, bukan berarti aku ngga mau! Moso uang nafkah ditolak, pamali..." ia langsung merebutnya saat Gio baru saja hendak menurunkan tangannya itu, "uhhh semprul!" hardik Gio namun gadis itu justru tertawa disebut semprul begitu.

"Matur suwun mas Gio..." ucapnya manis.

Keduanya berangkat pagi itu.

.

.

.

.

.

1
Wandi Fajar Ekoprasetyo
beuh..... minta d kubur si gio ini.....jgn dlu lah...tunggu SMP leta yg ngasih kan jd nya enak
Wandi Fajar Ekoprasetyo
gila bener....mas Hanoman......
rheisha
persosa aja,orang udah halal ini yo...😄
Maymayarni
lanjut thor
Deuis Lina
itu lebih baik Yo karena gak berdosa juga kamu kan suaminya yg sah
MunaRizka
bener yaa mas gio,,diperkose ataupun enggak tetap aja disalahin🤣🤣
MunaRizka
bertengkar hanya alibi yaa gio
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣🤣
kusumaning ati💕
gio...gio....susah sembuh itu si rompis kalo ga dari dirinya sendiri mau...
nunggu letta sadar pasti seru ngamuk2 nya ma gio...
Er
ayo yo tak dukung kalau kamu mau perkosa bojo mu
ndak ada juga yang bakal masukin ke penjara
kusumaning ati💕
suruh ospek sama mas hanomanmu goi ...biar dididik laki2 sejati
MunaRizka
astaga kenapa jadi kebetulan,kebenaran yg benernya leta🤣🤣🤣🤣
MunaRizka
salah paham si pak polisi🤣🤣🤣🤣🤣
ieda1195
pokosa aja gpp yoo,, udah ada lebel halalnya,,
biar si letta gk pergi2 dri kmu
ieda1195
nahh,, siippp mus
Nurhayati Nia
monggo mas gilo wong udah halal ini tohh
Zee Zee Zubaydah
waduuh,si gio main perkosaa aja
jangan to yo,kasian si leta masih gadis
UfyArie
heee gio glamak😂😂😂
Denok 82
hahaha honeymoon nich crtanya...sampe nginep dihotel ..wes terserah koe Yo .arep mbok apakne bojomu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!