Pacaran bertahun² bukan berarti berjodoh, begitulah yang terjadi pada Hera dan pacarnya. Penasaran? Ikuti terus karya Hani_Hany hanya di noveltoon ☆☆☆
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB DUA PULUH DUA
Kini semua sudah pulang dari rumah Hera. Rika yang harus kembali ke desa terpencil demi pengabdiannya kepada manusia. Menolong orang melahirkan adalah pekerjaan mulia, meski gajinya tidak seberapa.
Hera disibukkan dengan Skripsi karena sudah semester delapan. Rudi dan Hasyim masih sibuk dengan kuliah semester empat yang sebentar lagi Ujian Akhir Semester (UAS). Mereka berdua tidak hanya kuliah tapi harus kerja, makanya sibuknya lebih banyak.
"Alhamdulillah, kini saatnya sholat." usai mandi, Hera menjalankan aktivitasnya sebagai muslimah. Usai sholat, Hera berniat mencuci di sore hari.
"Kamu mau mencuci nak?" tanya ibu heran. "Jangan mencuci sore nak, sebaiknya besok pagi saja." ucap sang ibu melarangnya mencuci sore.
"Besok ingatkan ya bu!" ucap Hera penuh harap. Dia biasa lupa jika harus mencuci pagi hari, yang ada dipikirannya saat ini menyelesaikan Skripsi.
"Iya, besok ibu ingatkan." ucap Ibu Ros. Ibu Ros hanya khawatir apalagi pakaian cewek sebaiknya jangan disimpan di luar rumah jika malam hari.
"Terima kasih ibu." jawab Hera tersenyum senang, dia kembali ke kamarnya dengan membawa kembali pakaian kotonya di keranjang. Setibanya di kamar, Hera menyimpan pakaiannya pada tempatnya.
Hera memang jarang mencuci, bisa dibilang seminggu hanya sekali saja. Apalagi mencuci pakaian orang tuanya! Bisa dikatakan malas mencuci. Untung Hera rajin mandi.
"Lanjut kerja deh, tapi capek juga." gumamnya pelan, bukan membuka laptop tetapi malah asyik berbaring dipinggiran ranjang. Tidak baik tidur di sore hari karena akan mengundang penyakit.
Begitu juga setelah subuh, sebaiknya mencari kegiatan untuk menyegarkan tubuh. Orang sakit saja disarankan untuk istirahat seperlunya, tetapi harus bangkit supaya cepat sembuh. Dalam artian semangat sesuai kemampuan tubuhnya!
Malamnya Hera makan malam bersama keluarga, tidak lupa shalat sebagai kewajiban muslimah. Kemudian Hera melanjutkan menyelesaikan skripsinya yang tinggal olah data.
"Alhamdulillah selesai juga penelitian, kini saatnya mengolah datanya. Semoga Allah mempermudah jalannya." gumam Hera pelan, penuh harap.
Lembar demi lembar Hera dapat kerjakan Skripsinya dengan sendirinya. Dapat dukungan dari diri sendiri, orang tua, dan juga para sahabat.
"Alhamdulillah dapat beberapa lembar, besok lagi dilanjut." ucapnya sambil menguap tanda mengantuk. Jelas saja! Karena waktu menunjukkan pukul 23.30 wita.
"Saatnya istirahat." imbuhnya merapikan laptop dan lainnya. Hera merebahkan badannya di kasur kesayangannya. Ditemani boneka dia mulai terlelap, tidak lupa membaca doa.
Malamnya Hera bermimpi seperti nyata. Hera bertemu dengan seorang lelaki tidak asing baginya. "Siapa kamu?" tanya Hera penasaran.
"Kenapa kamu harus mengakhiri hubunganmu dengan Aldo?" tanya pria misterius itu. Dia terlihat tampan, gagah berani, macho dan tinggi. Dia bahkan lebih tampan dari Aldo, hanya wajahnya lebih sangar.
Deg...
"Siapa dia? Kenapa dia membahas hubunganku dengan Aldo yang telah lalu?" batin Hera bertanya-tanya. Dia menatap lelaki itu dengan tajam, berusaha mengingat. Siapa kah dia? Tapi tetap saja, ingatan Hera seolah hilang begitu saja.
"Kenapa kamu diam saja cantik?" tanyanya lagi. Wajahnya menyeramkan, suaranya seksi dengan khas serak-serak basah. Tatapannya tajam seperti akan membelah dada Hera.
"Kamu siapa? Kamu tidak menjawab pertanyaanku." ujar Hera ketus. Lelaki tersebut mendekat, makin mendekat. Hera mundur sesuai dengan langkah majunya lelaki itu.
"Stop." teriak Hera hingga ke alam nyata. Dia terbangun dengan ngos-ngosan. "Astaghfirullah." gumamnya pelan. Untung selalu sedia air putih didalam gelas, di atas nakas.
"Siapa itu?" tanyanya pada diri sendiri setelah meneguk air putih hingga menyisakan setengah gelas. Hera simpan kembali gelasnya di atas nakas.
"Huft." Hera menghembuskan nafas dan segera mengeluarkannya, seolah stok oksigen habis. "Alhamdulillah semua hanya mimpi." gumam Hera pelan setelah mengambil dan meminum air putih di dalam gelas yang disediakan di atas nakas.
Tepat pukul 02.00 dini hari, Hera terbangun karena mimpi buruk yang mengganggu. Dia keluar kamar untuk berwudhu di kamar mandi, demi menenangkan hati serta pikirannya. Mungkin pengaruh skripsinya yang membuat dia mimpi buruk, pikirnya.
Usai sholat malam, Hera kembali tertidur setelah 30 menit berlalu. Tidak lupa berdoa memohon perlindungan pada Tuhan yang maha Esa. "Bismillah." menyamankan diri pada posisi tidurnya supaya mimpi yang indah.
Pagi hari seperti biasa, Hera terbangun tepat saat waktu subuh tiba. Tidak lupa melaksanakan kewajiban serta membantu ibu Rosita di dapur.
"Kamu jadi mencuci pakaian nak?" tanya Ibu sekaligus mengingatkan. Mereka sedang memasak, untuk sarapan nanti pagi.
"Iya sebentar bu kalau selesai memasak." jawab Hera singkat. Tidak banyak yang dimasak karena ibu Rosita rencana mau pergi pengajian sorenya di rumah tetangga.
"Sana mencuci saja supaya tidak kesiangan. Ibu titip pakaian di atas kursi itu nak." ujar sang ibu, Hera mengangguk dan menuju kamar mandi untuk mencuci. Tidak lupa mengambil pakaiannya dan pakaian ayah ibunya yang telah disediakan.
Usai urusan mencuci, Hera menjemur, sarapan, dan bersiap melanjutkan mengolah data penelitian. Hari demu hari berlalu kini waktunya bimbingan.
"Bu, aku mau ke kampus dulu. Mau bimbingan Skripsi, mohon doanya ya ibu." pamit Hera sebelum ke kampus.
"Iya nak. Hati-hati, semoga lancar dan sukses. Aamiin." doa ibu tulus. Usai mencium punggung tangan kanan ibu, Hera berangkat.
"Wah, kebetulan sekali nih. Mau berangkat ada Hasyim." batin Hera sumringah. Tidak lupa menampilkan senyum dengan percaya dirinya. Tapi semua luntur ketika melihat Hasyim tidak sendiri, melainkan ada sang adik keluar dari rumahnya.
Hera masih bersiap di teras rumahnya, memantau Hasyim yang akan berangkat. Niat hati mau berangkat bersama gagal sudah. "Ternyata Lastri ikut." gerutunya kesal. Helaan nafas kasar terdengar.
Setelah Hasyim dan Lastri akan berangkat, Hera pun berangkat dengan berjalan kaki untuk mencari angkutan umum.
"Mau berangkat tetangga?" tanya Hasyim sebelum betul-betul pergi meninggalkan rumah. Sempat-sempatnya menyapa! Pikir Hera dengan seyum manisnya.
"Iya saudara. Mau kemana nih berdua?" tanyanya basa basi. Hera mulai berjalan kaki keluar pagar.
"Antar Lastri sebentar ketemu temannya di Memart. Tunggu saja disini, kita berangkat sama-sama." ujar Hasyim meninggalkan Hera yang terbengong.
"Yes akhirnya dapat tebengan." batinnya senang. Hera tetap berjalan meski pelan, untuk meninggalkan lorong yang siap bergosip ria.
Berselang sekitar sepuluh menit Hasyim datang. "Kenapa sudah sampai disini tetangga?" tanya Hasyim santai memutar kendaraan roda duanya.
"Ish kamu ini kayak gak kenal tetangga saja. Biasa lah, menghindari gosip!" jawabnya mendekat pada Hasyim yang duduk santai di atas kendaraannya.
"Ayo naik." ajak Hasyim. Hera naik di atas boncengan tanpa helm. Begitu lah kebiasaan Hasyim yang sudah Hera hafal diluar kepala. "Mau apa ke kampus?" tanya Hasyim.
"Iya, mau bimbingan teman. Gimana sih!" seru Hera kesal. Sudah tahu jika Hera semester akhir masih bertanya lagi, pikirnya. Beberapa menit kemudian mereka tiba di kampus Kurnia Jaya.
"Aku lanjut ya." pamit Hasyim yang akan menuju kampusnya. Hera hanya mengangguk melambaikan tangan. Saat di kampus Hera langsung menuju ruang dosen pembimbing.
"Mau bimbingan ya de?" tanya stafnya ramah. Sepertinya staf baru sehingga ramah pada mahasiswa. Jika staf lama juteknya banget! Pikirnya.
"Iya bu, bapak ada?" tanya Hera ramah kembali sambil tersenyum manis.
"Oh, iya tunggu sebentar karena masih ada tamu." jawabnya kemudian melanjutkan pekerjaannya di depan laptop.
Bimbingan berjalan lancar, meski ada yang harus dicoret-coret untuk diperbaiki itu hal biasa. Saat bimbingan memang Hera membawa laptop, jadi mengoreksi dalam bentuk file.
"Tidak masalah dicoret-dicoret demi perbaikan, untungnya di file jadi lebih hemat." batinnya meninggalkan kampus untuk kembali pulang.
***
Terima kasih sudah singgah dikarya Hani yang sederhana ini ♠︎
cocok