Araa frendzone Berlin mau tak mau harus menukar posisi mengantikan kakak tirinya Catlin frendzone Berlin untuk menikah dengan CEO sekaligus mafia berdarah dingin🥶.
Aston zesnard Phoenix lelaki berusia 30 tahun yang kini duduk di bangku kebesarannya menawarkan pernikahan kepada Lelaki tua yang perusahaannya di ambang kebangkrutan.
Bima frendzone Berlin tidak memiliki cara lain menyelamatkan perusahaannya kecuali dengan menerima penawaran lelaki di hadapannya ini.
Haruskah dia menyerahkan satu putrinya??
Lalu siapa putri yang akan menjadi istri aston??
Bagaimana ceritanya? Yuk ikuti novel mom lin sekarang dan nikmati alurnya jangan lupa like komen dan vote💋💋💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Kedatangan tamu penting di pagi hari.
"Araaaaaaa!!!!!!!" Teriakan Dona menggema di lokasi parkiran khusus mobil.
sebelumnya, Dona memarkirkan motornya di Area khusus motor, namun, dirinya dibuat kaget berat. akibat melihat Araa, sahabatnya itu. keluar dari sebuah mobil mewah, yang terparkir dengan rapih di sana. hal yang membuatnya lebih syok, apalagi, itukan keluaran terbaru yang Ia nonton di iklan televisi semalam.
Dona berlari ke Arah Araa, sesampainya, dia malah memutar mengelilingi mobil super mewah yang dinaiki Araa itu. mulutnya tidak berhenti berkagum, melihat mobil didepannya, tangannya menyentuh kaca mobil itu berkali-kali. tak sadar, Dona sampai meneteskan Air mata bahagia.
bagaikan mimpi dipagi hari, semalam dia berdoa kepada Tuhan. untuk mengabulkan permintaannya suatu saat dia ingin memiliki mobil didepannya ini. dengan kuasanya juga, Dona diberi kesempatan menyentuh mobil itu.
"Araa, sini! sini! sini dulu! " Dona menarik tangan Araa menjauhkannya dari Carine, saat menyadari ada wanita lain di samping Araa.
"itu mobil siapa?" Dona berbisik di telinga Araa, sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan.
"Itu mobil sepupuku" Tunjuk Araa pada Carine, dengan senyum meyakinkannya kepada Dona, kemudian Araa berbelok kepala menatap Carine, Araa mengedipkan sebelah matanya. meminta Carine mengiyakan ucapannya.
"Aku kira tadi itu punyamu tau, padahal sepupumu ya hihihi" Dona menjadi malu, sepupu Araa pasti menertawakan kenorakannya dalam hati.
"Carine, kenalin ini sahabatku Dona, Dona juga. ini carine sepupuku" ucap Araa memperkenalkan keduanya.
"Hai, aku Dona, sahabat kesayangan Araa" Ucap dengan menjulurkan tangan dengan perasaan bangganya.
"A-ku Carine" Balas Carine kikuk menerima uluran tangan Dona.
'apa dia jijik dengan tanganku!' Batin Dona menatap tangannya, sikap Carine terlihat kaku dimata Dona.
"Oh ya, Btw, Araa. tumben dianterin sepupu lo, biasanya juga mandiri, pakai motor sendiri" Tanya Dona menatap Araa.
"Jadi gini Don, motorku lagi di bengkel, sedang diperbaiki. jadinya, Carine yang nganterin aku. sampai motorku selesai dibenerin" ucap Araa beralasan.
"oh gitu, apanya yang rusak?" tanya Dona lagi.
"memangnya kamu pikir aku mekaniknya, ngak tahu kalau itu, soalnya pamanku yang bantu ngurusinnya Dona" balas Araa pada Dona, begini sudah kalau berbicara dengan Dona. wanita itu akan selalu tanya dan bertanya.
"Yasudah kalo gitu, pamanmu baik ya. sepupumu juga" Dona terharu dengan kebaikan mereka kepada Araa.
'Baik Dona, sangat baik, jadi bisakah aku menangis sekarang? huhuhu, motorku dimana aku saja tidak tahu' Araa membatin menikmati kepolosan Dona.
"makasih Carine, sudah baik pada sahabatku ini" Dona berterimakasih pada Carine.
"Sama-sama Nona, itu memang tugas saya" balas Carine hormat.
"Carine, Carine, hehehe, santai aja. jangan kaku gitu sama Dona. anggap aja sahabatmu juga" Araa menatap tajam yang hanya bisa dilihat oleh Carine.
"Dona, sepupuku ini terlahir kaku. jadi kamu jangan heran kalau sikapnya modelan gitu ya, biar dia tidak tersinggung nantinya" bisik Araa di telinga Dona.
Dona hanya mengiyakan dengan anggukan kepalanya, tanda ia mengerti yang dikatakan Araa.
memang dari segi gelagatnya dan penampilannya, Carine terlihat mencurigakan. dominannya tidak seperti anak orang kaya lainnya, yang menggunakan baju, tas, dan sepatu branded. wanita ini justru terlihat sangat rapi dengan setelan jas kantornya.
dia pasti pekerja kantoran, walau begitu, semua itu tertutupi dengan Mobilnya yang mewah, nan cantik itu.
'mungkin benar yang dikatan Araa, dia orang kaya tidak sombong' Batin Dona.
"Carine, aku sama Dona ada kelas sekarang. makasih ya udah ngasih tumpangan, kita masuk dulu. Daaa!!" Araa menarik tangan Dona dan berlalu begitu saja meninggalkan Carine.
'Anda pandai sekali berakting Nona, Anda juga begitu pendek dan menggemaskan, Tuan pasti sangat mencintai Anda. Tuan ternyata sukanya menikahi Daun muda.... bisa mati saya kalau tuan bisa mendengar suara batin manusia' batin Carine.
Carine kemudian masuk kedalam mobil menunggu Araa di sana.
******
Di gedung utama perusahaan Phoenix grup.
Aston berada didalam ruangannya bersama Jack, Aston sedang menandatangani beberapa proyeknya. sedangkan Jack juga mengurus beberapa dokumen untuk presentasi mereka satu jam kedepannya dengan klien penting mereka.
kedua pria itu terlihat begitu giat dan profesional, tentunya hal itu membuat keduanya disegani para kolagennya.
poinnya, pesona keduanya tersebar kemana-mana, bahkan di kantor. Aston memiliki sejumlah besar penggemar yang rata-rata adalah karyawan wanitanya sendiri. begitu pula dengan Jack. sebagian dari mereka adalah anak dari para kolagennya sendiri.
Brakkkk!!
pintu ruangan Aston dibuka dengan sangat keras, terlihat sosok pria yang merupakan adik kandungnya itu berjalan dengan tatapan menusuknya pada Aston. pria itu tak lain adalah Reno Zesnard Phoenix, putra kedua dari pemilik utama Phoenix Grup.
Aston hanya memberikan tatapan datarnya pada sang Adik.
"Urusan apa yang membawamu kesini!!" Tanya Aston remeh.
"Sudah kukatakan Aston, jangan ikut campur urusanku" Tegas Reno melemparkan beberapa lembar kertas di meja Aston.
"Mencampuri katamu?, tepatnya, Aku memperbaiki kecerobohan yang kamu lakukan" Balas Aston sinis.
"Proyek itu keuntungannya yang bisa kita dapat ratusan milyar brader, tapi kau malah mengacaukan semuanya" Timpal Reno.
"Dengan angka segitu membuatmu bangga Reno?,cih!!!!!!. banyak pekerjamu tumbang sebelum sukses. para masyarakat kehilangan Rumah-rumah mereka, apa pernah pikiranmu kesana?. jangan konyol!, tindakanmu bisa berdampak buruk bagi perusahaan terutama nama baik kita" Ucap Aston dengan tegas sambil melayangkan tatapan sinis kepada Reno.
"So?, kita bisa menutup mulut masayarakat Aston. jika itu yang kamu takutkan!, dimana sosok Mafia yang bahkan mengambil nyawa dan organ-organ orang tidak berdosa?. jangan menasehatiku karena kamu juga sama" Ucap Reno balik menyudutkan Aston.
"hahahahaha, yang bisa menilai mangsaku itu adalah Aku. bukan kamu anak kecil" cibir Aston tertawa puas.
'Kamu memang bangsat Aston' geram Reno merasa dipermainkan.
"kalau urusanmu sudah selesai, keluar sekarang juga. mengenai proyekmu, mulai sekarang aku menghentikannya Reno" Ucap Aston kemudian.
Reno sudah sangat geram sekarang, dia berdiri kasar dari tempat duduknya dan melangkah ingin keluar dari ruangan itu. Aston memang selalu berkuasa di atasnya.
"Kamu masih berhubungan dengan wanita itu?" Tanya Aston menatap punggung Reno yang hendak meraih handle pintu.
"Cukup Aston, jangan ikut campur urusan Asmaraku. sebaiknya urus dirimu sendiri" balas Reno kemudian meninggalkan Ruangan itu.
'Kamu sudah sangat berani sekarang Reno, suatu saat fakta itu akan terungkap. kembalilah seperti dulu, aku selalu memperlakukanmu sama adikku' Batin Aston mengingat sepenggal kisah dimasa lalu.
Lima belas menit berlalu.
Tok Tok!!
pintu ruangan kerja Aston kembali diketuk dari luar, Jack menghampiri dan membuka pintu tersebut. melihat sosok didepannya, Jack membungkuk hormat.
"Silahkan masuk Tuan besar" Ucap Jack pada posisinya.
mendengar itu, Aston menatap sosok yang sudah masuk kedalam ruangannya.
"Wahh, aku kedatangan beberapa sosok penting pagi ini" Ucap Aston berdiri menghampiri sang Ayah, dan berpelukan dengan pria paru baya itu.
bersambung..........