Apa arti hidup bagi Ashkar...
Sepanjang perjalanan di kehidupan ini, tidak ada hal baik terjadi...
Seakan dunia tidak pernah menerima dirinya...
Keadilan tidak pernah datang untuk menyelamatkan...
Dan orang-orang hanya menganggap bahwa hidupnya adalah kesalahan...
Memang apa yang salah dengan hidup sebagai seorang pengangguran...
Hingga kematian datang dan iblis memberi penawaran...
"Bantu kami mengalahkan para pahlawan...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shina Yuzuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
An jing besar
An Jing hutan memang tidak lebih binatang buas kategori rendah, tapi mereka berburu di dalam kelompok dan menyerang secara keroyokan.
bahkan kepala geng an Jing liar di sana tidak lebih kuat dari iblis tingkat jenderal, meski begitu serangan secara berkelompok jelas membuat mereka unggul dalam segi kuantitas.
"Ini salahmu karena membuatku dalam masalah." Ron meneriaki Ashkar dengan kesal.
"Mereka terlalu banyak, sulit untuk kita berdua melawan." Ucap Ashkar rumit.
"Aku sendiri tidak berniat melawan mereka." Balas Ron selagi berlari sekuat tenaga.
Satu An jing semakin dekat, hingga ketika berjarak beberapa langkah dia melompat, menggunakan cakar tajam dan taring untuk menangkap Ron dari belakang.
Jeritan keras saat pundak Ron terkoyak dengan darah hitam mengucur deras. Melihat kejadian itu, cepat Ashkar menarik kapak dan menghantam ke tubuh An jing hutan hingga terlempar.
Ashkar terlalu sibuk dalam pikirannya sendiri sehingga membuat Ron menjadi korban.
Tapi masalah belum selesai, masih ada banyak An Jing lain datang mengelilingi mereka tanpa memberi jalan untuk pergi.
Ashkar hanya berpikir, bahwa jika dia harus menghadapi semua an Jing sendirian, tentu akan lebih efisien, meski dengan cara kasar dan menyakitkan, tapi itu masih lebih baik daripada pasrah.
Sedangkan saat ini Ron ada bersamanya, tidak bisa dipungkiri bahwa dia hanya menjadi beban, karena mustahil bertarung dan melindungi dalam satu waktu.
"Sebagai permintaan maaf, aku akan membuatmu pergi dari sini." ucap Ashkar memikirkan rencananya.
"Itu tidak melunasi kesalahan mu, tapi bagaimana caranya ?."
"Apa kau masih bisa berlari." Tanya Ashkar.
"Aku bisa, tapi masalahnya bagaimana cara untuk melewati An jing - An jing ini." Jawab Ron bingung.
"Itu bukan masalah." Tersenyum Ashkar memikirkan rencana.
"Tunggu apa kau ingin melawan semua binatang buas ini sendirian."
Ron seakan tahu makna dari senyum yang tersirat di wajah Ashkar, dia ingin mengorbankan nyawa untuk membawanya pergi.
Mengetahui hal itu, seakan-akan membuatnya tampak seperti pecundang, tapi dirinya pun tidak ingin mati konyol.
Ashkar menarik kapak miliknya dan mengambil pula kapak dari pinggang Ron.
"Tapi...." Ron coba menolak dan berlagak seperti pejantan sejati, hanya saja, perkataan itu berat untuk keluar dari tenggorokan.
"Kau tidak perlu memikirkan ku, saat kau kembali ke desa, carilah bantuan dan aku akan berusaha kabur dari mereka." Ungkap Ashkar.
"Baiklah." Ron tidak sepenuhnya yakin.
Tidak ada iblis yang bisa kabur dari serangan kelompok an jing hutan, bahkan iblis pemburu sekali pun akan memilih pergi jika harus berhadapan dengan mereka.
"Sekarang..." Ashkar memberi aba-aba untuk Ron berlari.
Cepat dua ekor an jing menghadang Ron, namun kedua kapak meluncur dan membunuh mereka hingga kepala yang terbelah.
Dari belakang Ashkar tujuh an jing datang, seketika itu, Ashkar menghadang atau lebih tepatnya, dia sendiri lah yang diterkam oleh mereka.
Gigitan taring menembus kulit dibagian pundak kanan serta pinggang kiri. Rasa sakit luar biasa, tapi kuat Ashkar bertahan dan menjaga tubuhnya untuk tetap berdiri tegak.
Cakar hitam yang keluar dari jari-jari mengoyak perut dan membelah leher an jing tersebut, tanpa perlu menahan cengkraman mereka terlalu lama, kehilangan banyak darah akibat luka Ashkar, sudah cukup membunuh keduanya.
Masih belum berakhir, Ashkar yang berdiri dengan luka di tubuh, harus kedatangan dua An Jing lain. Kemampuan regenerasi perlahan memperbaiki, tapi luka baru dibuat oleh An Jing lain.
Kulit dada Ashkar tersayat oleh cakar, tangannya putus akibat gigitan salah satu anjing dari arah lain, dia dilempar dengan kasar, berguling di tanah dan kesadarannya menjadi abu-abu.
An jing- an jing itu tahu, Ashkar belum tewas, mereka datang kembali, sedangkan Ashkar mengambil kapak dari tubuh An Jing yang tewas sebelumnya.
Ketika semakin dekat, Ashkar mengambil satu kesempatan, melayangkan kapak tepat ke arah kepala an Jing, satu ekor tewas dan satu An Jing lain terlempar jatuh.
Kawanan An jing hutan lain menjadi waspada, insting binatang buas mereka seakan mengatakan kalau Ashkar adalah lawan kuat dan mustahil dikalahkan. Sehingga an Jing lain yang jauh lebih lemah tidak berani bertindak.
Dia sudah banyak kehilangan darah, luka di tubuhnya pun masih memberi rasa sakit luar biasa, kesadaran yang samar-samar pudar, tapi semangat hidup membuat Ashkar tidak bisa pasrah untuk memejamkan mata.
Kali ini, sosok pemimpin kelompok an jing hutan berjalan maju penuh wibawa, tubuhnya yang setinggi tiga meter, bulu lebat berkibar oleh angin, serta erangan suara menunjukkan intimidasi.
Jujur saja, Ashkar takut kalau tubuhnya dicabik-cabik dan ditelan oleh an jing besar itu, kengerian semakin menjadi-jadi, mana kala, sosok pemimpin An jing hutan bergerak maju dengan kecepatan tinggi.
Saling berhadapan...
Ashkar menggenggam erat kapak dengan satu tangan, dia coba mengayunkan sekuat tenaga ketika jarak mereka semakin dekat. Apa daya, tubuh an jing tersebut terlalu besar, sekedar membuka mulut saja, itu sudah cukup menelannya tanpa perlu dikunyah.
Kapak menancap di leher an jing besar, sedangkan separuh tubuh Ashkar sudah ada di dalam mulut An jing itu.
Kuat rahang an jing besar tidak main-main, gigi taringnya, menembus hingga organ dalam dan mematahkan tulang rusuk serta tulang punggung Ashkar.
Meronta-ronta, berusaha melawan, mengayunkan kapak yang masih digenggam berulang kali ke leher an jing, tapi itu tidak membuat An jing menyerah.
Melepas kapak dan kini Ashkar mendorong paksa mulut An Jing meski pun hanya menggunakan satu tangan dan memberi ruang untuk Ashkar melepaskan diri.
Nyatanya, kekuatan lengan Ashkar mampu membuka mulut An jing dan dia pun terlempar keluar meski tubuhnya sudah tertekuk akibat tulang punggung yang patah.
Regenerasi dalam tubuh bekerja keras, memperbaiki luka dan menyusun kembali tulang rangka yang remuk oleh gigitan an jing besar.
Ashkar kembali berdiri, secara mental dirinya sudah tidak sanggup menahan rasa sakit akibat semua luka yang dia terima berulang kali. Akan tetapi, dia pun tidak mau pasrah dan menerima kematian begitu saja.
Hingga ketika tatapan mata Ashkar dan An jing besar bertemu, erangan An jing seketika berhenti, dia sedikit mundur dan berbalik pergi.
Ashkar tidak tahu apa yang terjadi, tapi bisa dipastikan untuk sekarang dirinya selamat. Sedikit bernafas lega dan menjatuhkan tubuhnya ke atas tanah.
"Apa ini artinya aku menang ?." Ashkar tertawa, tawa getir karena dia masih bisa merasakan sakit di tubuhnya.
Tidak berselang lama setelah kelompok an jing hutan pergi meninggalkan Ashkar bersama dengan mayat-mayat an Jing lain.
Lima iblis dari kelompok pemburu mulai berdatangan.
Tampak takjub atas kehadiran seekor iblis yang duduk bersila di samping tumpukan mayat An jing - An jing hutan.
Mereka segera mendekati dan salah satu iblis dari kelompok pemburu adalah Reu, dia tentu mengenal Ashkar yang kini duduk disana, bagaimana pun mereka saling berkenalan karena Ron.
"Kau.... Apa yang terjadi ?."
"Apa yang terjadi ?, Itu tidak penting." jawab Ashkar acuh.
"Tidak penting... Kau bicara seakan semua baik-baik saja." Reu merasa heran.
"Lupakan itu, apa kau tahu cara menyambung tangan ku, jika begini aku tidak bisa bekerja besok." Ucap Ashkar saat menunjukkan satu tangannya yang dia pegang.
Reu, tidak tahu harus berkata apa, karena di hadapan tumpukan mayat An Jing hutan, dia sulit untuk bisa percaya, bahwa seekor iblis pekerja mampu bertahan hidup dari serangan kelompok an jing hutan meski telah kehilangan satu tangan.
oiya kapan2 mampir di ceritaku ya..."Psikiater,psikopat dan Pengkhianatan" makasih...