Cella adalah seorang koki terkenal dengan wawasan luas dan kecerdasan yang luar biasa. Namun, hidupnya yang gemilang terhenti ketika ia tertabrak bus saat menolong seorang nenek menyeberang jalan. Bukannya masuk surga, jiwa Cella justru terbangun di tubuh Fifi Zara Kiana Gibson, seorang istri dari CEO kaya, Darius Armand Gibson.
Darius mencintai Fifi sejak kecil, tetapi pernikahan mereka penuh kebekuan karena Fifi tak pernah mencintainya. Fifi terperangkap dalam cinta buta terhadap Kelvin, pria yang memanfaatkan dirinya untuk merebut harta Darius. Dalam hidup sebelumnya, Fifi berkhianat, anaknya diracun, dan Darius bunuh diri setelah kehilangan keluarganya. Semua harta berpindah ke Kelvin dan Dara, adik tiri Fifi, yang menjadi dalang kekacauan itu.
Kini, dengan jiwa Cella di dalam tubuh Fifi, ia bertekad untuk mengubah segalanya. Cella berjanji untuk melindungi Darius dan Dinda, anak perempuannya, sekaligus membalas kejahatan Kelvin dan Dara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sup Ini...
Dari balik pintu, Darius mendengar setiap kata yang diucapkan oleh Fifi dan Dara. Setiap kata yang keluar dari mulut Fifi, setiap penjelasan Dara, semuanya terdengar jelas baginya. Darius berdiri terdiam, matanya tajam menatap ke depan, mencoba mencerna semua yang baru saja ia dengar. Pikirannya berputar, terombang-ambing antara kebingungan dan amarah yang tak tertahankan.
Saat Fifi bangkit dari kursinya, ia terkejut melihat Darius sudah berdiri di ambang pintu “K-kamu di sini?” Fifi bertanya, suara terkejutnya hampir tak terdengar.
Darius menatapnya dengan tatapan penuh ketegasan “Aku telah mendengar kalian berbicara tadi. Tapi Aku ingin tahu cerita yang sebenarnya langsung dari mu, Fifi” katanya, nada suaranya rendah dan tajam.
Fifi terdiam sesaat, bingung bagaimana harus meresponsnya. Kemudian ia menatap Darius dengan mata penuh kemarahan “Kenapa, Darius?!” ujarnya dengan suara sedikit meninggi “Bukankah dulu Aku sudah mencoba menjelaskan segalanya, tapi kamu lebih memilih mendengar dari orang lain!”
Darius menghela napas panjang, dan wajahnya yang sebelumnya penuh kekhawatiran kini berubah menjadi marah. “Harusnya kau lebih berusaha, Fifi!” serunya, emosi mulai meluap.
"Sampai berapa kali? Aku telah berkali-kali mengatakannya, tapi kau tak percaya. Tapi terimakasih karena kamu menyelamatkan reputasiku dengan menikahiku. Tapi kau tetap tak mempercayaiku dulu, kau berfikir jika aku yang membiusmu kala itu, bukankah begitu?" ucap Fifi sambil pergi berlalu meninggalkan Darius.
Anak mereka, Dinda, yang berada di dekat pintu, mendengar perdebatan itu. Ia menatap sang papa dengan wajah bingung “Papa, bukankah kalian saling menyukai? Papa menyukai Mama, dan Mama menyukai Papa, kan? Jangan Papa membuat salah Mama ber sedih, jika menyukai Mama” kata Dinda dengan suara yang lembut, mencoba menenangkan suasana.
Darius terdiam, menatap Dinda sejenak, lalu mengangguk pelan “Iya, Dinda... Papa tahu” katanya.
Setelah itu, Darius pergi ke kantornya, suasana mansion terasa sepi.
Malam hari nya, Fifi sedang menemani Dinda di Ruang Keluarga. Seorang pembantu tiba-tiba datang dengan membawa semangkuk sup panas “Nyonya, ini sup yang diminta Tuan Darius, katanya ingin Nyonya mengantarkannya langsung ke ruang kerjanya” ujar pembantu itu.
Fifi terdiam sesaat, menatap sup itu dengan tatapan kosong “Baiklah, aku akan mengantarkannya” katanya pelan, berusaha untuk tetap tenang meski hatinya masih dipenuhi rasa marah.
Fifi berjalan menuju ruang kerja Darius dengan semangkuk sup di tangannya. Ia mengetuk pintu, dan ketika Darius mengizinkannya masuk, Fifi melangkah masuk dan meletakkan sup itu di atas meja kerja sang suami.
Darius menatapnya dengan tatapan kosong, tak berkata apa-apa. Fifi merasa cemas melihat reaksinya, namun dia mencoba tetap tenang. “Ini untukmu, Darius” katanya, sambil memaksakan senyum di wajahnya.
Namun saat Darius hendak mengambil sendok untuk mencicipi sup tersebut, tiba-tiba Cella, yang berada di dalam raga Fifi, mengingat ingat alur novel. Perasaan tidak ada yang mengatakan ada pembantu yang memberikan sup dan disuruh Darius mengantarkannya . Cella teringat dengan jelas. Dalam novel ini, Fifi memang menaruh racun di dalam sup yang ia buat itu untuk membunuh Darius. Tapi bukan seorang pembantu yang membuatkan sup nya" Pikir Cella, dan Fifi mendadak terdiam, matanya terbuka lebar.
Fifi pun terkejut. Apakah plot ini benar-benar berubah? Apakah sup ini benar-benar mengandung racun? pikirnya dengan cemas. Aku tidak yakin...
Darius mulai bergerak untuk mengambil sendok, tapi Fifi segera menghentikannya. “Darius, tunggu...” katanya dengan terburu-buru, suara Fifi agak panik.
Darius menatapnya bingung “Ada apa, Fifi? Kenapa kamu menghentikanku?”
Fifi mencoba menyembunyikan kegelisahannya “Apakah pembantumu tidak kurang sesuatu?” tanyanya, dengan suara yang terdengar lebih terdengar seperti kebingungan daripada pertanyaan yang pasti.
Darius sedikit terkejut, lalu memandang Fifi dengan tatapan penuh tanya. “Apa maksudmu?” tanyanya, merasa ada yang tidak beres.
Fifi menghela napas panjang dan segera beranjak dari meja Darius. “Aku akan mencari sesuatu di dapur” katanya terburu-buru, sambil membawa mangkuk sup itu yang telah tumpah di meja Darius. Aku harus memastikan semuanya
Sedangkan disisi Darius, ia bingung. Pembantu? Bukankah itu sup buatan Fifi untuk nya? Sejak kapan ia meminta pembantu membuatkan sup dan memerintahkan Fifi yang membawa nya kesini. Sepertinya ada yang tidak beres.
Ia mengambil wadah, mengambil sampel sup yang tumpah di meja dan akan dibawa untuk di periksa asistennya nanti.
drama banget, anak udh berumah tangga dicampuri urusan nya..
di part ini kurang suka aq Thor, wibawa anak laki2 hilang Krn tokoh mamanya Darius..
kalo memang menyayangi anaknya kenapa gk dari dulu..
sekarang baru sibuk datang dan mukul orang seenaknya..