pada zaman dahulu kala, di semenanjung barat. terdapat sebuah kerajaan bernama kerajaan kamra, kerajaan itu di pimpin oleh bala kamra dan istrinya bernama Dwi kamra.
suatu hari, Dwi kamra melahirkan seorang anak bernama Ruy kamra, ia memiliki 3 kepribadian yang berbeda. sehingga, Ruy kamra di anggap ancaman oleh pamanya yang bernama Aden kamra. ia di buang oleh pamanya, yang di bantu istrinya ayu kamra. ia meminta bantuan penyihir kerajaan. mereka bekerja sama, untuk membuang Ruy kamra yang masih kecil itu, di sebuah hutan rimbun yang jauh dari kerajaan.
bagaimana kelanjutanya ?
apakah ruy kamra berhasil kembali ke kerajaan ?
simak novelnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesedihan Yang Mendalam
Kesedihan den Anyar, sang assasin bunga.
Pertarungan pun masih berlanjut. sin dan den anyar di kepung 80 perampok berpedang. Den anyar dengan cepat mengeluarkan jurus tarian bunga ke 3. membuat kelopak bunga-bunga berterbangan di udara ia menari indah di udara menangkis semua tebasan pedang musuh-musuh di semua sisi.
"kekuatanku meningkat. Namun, aku merasa aliran darahku berjalan begitu cepat." ucap den anyar.
"anyar. waktumu hanya 1 menit, jangan sia-siakan !" teriak sin.
namun anehnya. kelopak bunga-bunga itu bisa meledak, bagaikan bom-bom kecil. Suara ledakan itu ada di mana-mana dan sampai terdengar ke kerajaan.
"suara pertarungan ?" ucap Aden kamra.
Aden kamra bergegas pergi keluar kerajaan. Ia menuju hutan kecil yanng berada di belakang ke kerajaan timur.
Semua preman itu terpental, akibat ledakan yang di ciptakan den anyar. " sejak kapan aku bisa meledakan kelopak bunga ?" ucap den anyar bingung. Para preman yang terkena ledakan api berteriak kesakitan.
"itu karena kekuatanku !" teriak sin.
10 preman itu tumbang. "masih ada 70 orang lagi !" teriak den anyar.
"Sisa mu 30 detik lagi !" teriak sin.
pereman itu berlari maju. mereka tak gentar, walaupun den anyar telah menumbangkan 30 orang, dalam waktu singkat. Mereka menebaskan den Anyar dengan pedang, den anyar mengeluarkan tarian bunga ke 4. dimana tanah yang tandus tumbuh dan memekarkan bunga-bunga yang indah.
Sin maju bergerak memberikan ruang untuk den anyar. agar, ia lebih leluasa menyerang, sin menebaskan pedang api, membuat preman itu mundur kepanasan."sial. wanita penyihir ini !" teriak pereman-preman itu.
Seketika, pedang den anyar mengeluarkan lilitan akar bunga mawar yang berduri. Ia melompat memutarkan badanya di udara membuat cambukan di setiap sisi. Semua badan para pereman itu terluka, akibat duri-duri bunga, Ia berhasil menumbangkan 10 orang.
waktu telah habis, den anyar terduduk di tanah. ia kelelahan, Sin melihat ke belakang dan berteriak. "anyar..."
Para pereman itu mengepung dan ingin menebaskan pedang ke arah den anyar. Dengan cepat, sin mengambil sisa benang-benang yang ia beli, ia melempar benang itu dan melilitkan kepada den anyar.
lalu, sin menarik tubuhnya dan mengambil sebuah bom asap. "bom.." suara ledakan asap mengepul.
sin memanfaatkan waktu itu. ia bersembunyi di atas pohon yang tinggi, ia menggerakan den anyar seperti boneka. "tubuhku ? apakah kau menggerakkan nya ?" teriak den anyar.
sin tersenyum, den anyar berdiri dan terdiam sesaat.
"apakah kamu lelah gadis cantik haha.." ucap para pereman tertawa.
"katakan sekali lagi pecundang." ucap den anyar.
"hey. kenapa kau berlagak dingin seperti Fatimah !" teriak sin.
20 preman itu maju menyerang nya. mereka menebaskan pedang, sin dengan cepat menggerakan tubuh den anyar dan menangkis semua serangan mereka, ia berputar-putar di udara dengan cepat.
"gerakannya berbeda, ia lebih gesit dari sebelumnya !" ucap salah satu kelompok pereman itu.
Mereka tak menyadari. jika tubuh sang gadis penari pedang bunga itu, di kendalikan oleh sin, sang jin pemimpin hutan kerajaan barat.
Sin memutar-mutar tubuh gadis itu bagaikan angin, ia menangkis semua serangan pedang para pereman itu dengan cepat.
Dengan benang itu. sin mengalirkan energi api, menyambungkan nya ke tubuh den anyar, ia mengeluarkan tarian percikan bunga api. dan meledakan seluruh sisi area pertarungan, Semua terpental, akibat tarian percikan api yang indah itu.
Sin menumbangkan 20 orang sekaligus, akibat tarian bunga api itu. Tiba-tiba, benang itu putus, akibat terkena percikan api ledakan. "gawat !" gumam sin.
Lagi-lagi den anyar terduduk di tanah, ia kehabisan tenaga. "andai saja aku sekuat cut Fatimah, aku tak selemah ini." gumam den anyar.
Di sisi lain. Tora yang berada di dekat Ruy Kamra, ia ketakutan setengah mati. "Ruy aku tak kuat, jika bertempur di daratan, aku butuh perairan !" teriak Tora.
Ruy kamra teringat. peta yang di berikan oleh den anyar. "Tora, lari lah ke arah selatan." sambil menunjuk.
"ha apa ? Kau menyuruhku terus berlari, kau ingin aku mati sendirian !" teriak Tora.
"Di arah selatan ada sungai yang besar !" teriak Ruy kamra.
"kau mau menipuku ? Darimana kau tau ? Jika di sana ada sungai ?" teriak Tora bertanya.
mendengar ocehan Tora, Ruy kamra menendangnya hingga terpental ke arah selatan. "maafkan aku, cepat pergilah." teriak Ruy kamra.
Tora tersungkur di gundukan tanah. " wah.. Kejam kamu Ruy." teriak Tora kesakitan.
"kalian kejar anak itu !" teriak para pereman itu.
Tora di kejar. mereka yang berjumlah 50 orang. dengan cepat, ia berlari menyusuri hutan di bagian selatan, Ia berlari tanpa henti. tak lama kemudian, benar saja, ia mendengar arus aliran sungai.
Tora berhenti di dekat sungai besar itu. ia mengangkat kedua tanganya, seperti ingin menyerah.
"haha.. Kau terpojok bocah sakti." teriak pereman itu mengacungkan pedangnya.
Tora tersenyum kepada mereka. "Siapa yang terpojok maksudmu ?"
Mereka menyerang Tora dengan anak panah. dengan cepat, Tora menghentakan kakinya di air, Munculah buntut buaya raksasa me lindungi Tora, buaya raksasa mengibaskan ekornya, membuat semua busur anak panah yang menuju Tora terpental dan jatuh.
"apa itu tadi ?" tanya pereman.
Ia melihat sesosok mata memerah dengan taring yang panjang berdiri di belakang Tora.
"kau mengecoh kami, dengan sihirmu ? Kami tidak bodoh, Hajar anak itu." ucap salah satu preman.
Para preman itu berlari. ingin menebaskan pedangnya kepada Tora, Tora mengangkat tanganya dan berteriak. "serang..!"
Ratusan buaya itu muncul berlari ke daratan, menarik ke 50 pereman itu. "apa tidak... !" semua berteriak ketakutan.
Mereka di seret buaya-buaya sungai dengan cepat. mereka tak bersisa sedikitpun, semua tenggelam ke dalam sungai.
"Beres.." ucap Tora menepuk kedua tanganya.
Pada malam yang gelap. suasana menjadi tegang, den anyar yang terduduk di tanah, ia di kepung oleh 50 preman yang tersisa. Mereka mengepung den Anyar dan ingin menebaskan pedang, ke arah tubuh den Anyar.
"tamatlah riwayat mu gadis manis." ucap pereman.
"Aku tak bisa menggerakkan tubuhku." ucap den anyar.
Dengan cepat. sin merasuki tubuh den Anyar yang lemas itu, Ia menepis memakai kedua telapak tangan, mengentikan ayunan pedang yang ingin mendarat ke tubuh den anyar.
"maaf nona, aku pinjam sementara tubuhmu." ucap sin kepada den anyar.
"apa ! Dia menepis dengan kedua tangannya ?" teriak para pereman itu.
Den anyar mengangkat kepalanya, menatap mereka semua. Sorotan mata den anyar memerah dan sedikit bertaring.
"gadis ini iblis, sama seperti bocah ingusan itu !" teriak mereka.
El pemimpin pasukan preman itu datang, menghampiri den anyar yang di rasuki sin. " oh kau gadis 10 tahun yang lalu ya ?" kau ingat aku tidak ?" ucap El tersenyum.
"Kau siapa ?" ucap den anyar.
"haha..akulah yang membantai keluargamu. saat kau di perjalanan itu, dan beruntungnya, wanita sial itu menyelamatkanmu." ucap El dengan tertawa.