Nathan merasa dirinya tidak normal. Sudah banyak gadis yang dia pacari mulai dari lokal, sampai internasional. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa membuatnya bergairah. Sampai akhirnya, orang tua Nathan memaksanya menikah dengan wanita pilihan mereka.
Sayangnya, takdir membawa Nathan bertemu dengan Sheren, gadis malang yang dikhianati pacar dan kakak tirinya saat baru kembali dari luar negeri. Akibat jebakan ibu tiri Sheren, membuat pertemuan pertamanya dengan Nathan harus berakhir dengan cinta satu malam.
Akankah Sheren benar-benar menjadi penyembuh untuk kelainan Nathan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HTI | Bab 17
Pertanyaan yang keluar dari mulut Sheren itu membuat Nathan jadi serba salah menjawabnya. Awalnya, dia memang sengaja menggoda Sheren dengan tidak mengelak saat wanita itu menganggapnya sebagai laki-laki penghibur untuk wanita-wanita kesepian. Namun, sekarang dia harus mengatakan kebenaran tentang kelainan yang dideritanya itu.
“Kalau aku bilang bahwa aku impoten, apa kamu akan percaya?”
Ekspresi Nathan saat ini terlihat sangat serius. Dia tidak bercanda dengan apa yang ditanyakan saat ini, karena pemikiran Sheren saat ini akan menentukan apakah dia harus jujur atau terus berbohong.
Mata Sheren berkedip-kedip saat mendengar pengakuan dari Nathan tersebut. “Aaa, gimana ya, bukankah waktu itu kita ....”
“Kalau aku bilang aku normal waktu sama kamu, apa kamu juga percaya?” Kali ini Nathan mencengkeram pundak Sheren dan menatapnya dengan sangat intens. Dia sangat penasaran dengan reaksi Sheren, apakah wanita itu mau membantunya?
Melihat tatapan dari atasannya di kantor itu, Sheren jadi percaya bahwa pemikirannya tentang Nathan selama ini sudah salah. Yang jadi pertanyaannya sekarang adalah kenapa harus dia yang membuat Nathan normal?
“Jadi Pak Nathan ingin memanfaatkan saya?” tanya Sheren. Dia menatap Nathan dengan tatapan yang tak kalah tajam.
Nathan menghela napas berat. Dia bukan ingin memanfaatkan Sheren sebenarnya.
“Aku ingin coba memulai hubungan yang baik dengan kamu,” jawab Nathan setelah diam cukup lama memikirkan kata-kata yang tepat.
Mendengar jawaban Nathan itu, Sheren merasakan sesuatu yang berbeda. Dia seperti dibawa masuk ke dalam hati Nathan.
Tiba-tiba saja, orang tua Nathan menghampiri mereka dan mengajak keduanya untuk masuk. Padahal, baik Nathan maupun Sheren sama-sama belum membuat keputusan untuk hubungan mereka selanjutnya.
“Kita masuk dulu nanti atau besok kita bahas di apartemen!” kata Nathan sembari mengajak Sheren untuk masuk ke rumahnya.
Orang tua Nathan terlihat sangat bahagia. Mereka begitu antusias saat tahu bahwa Sheren bisa menyembuhkan kelainan yang diderita oleh Nathan sejak kecil.
“Jadi, bagaimana ceritanya kalian bisa melakukan hubungan itu? Apa itu karena kalian sering bersama dalam pekerjaan?” tanya Pak Winata saat mereka berempat kumpul di ruang keluarga.
Nathan dan Sheren duduk berdampingan di hadapan Pak Winata dan Nyonya Lita. Keduanya sudah seperti tersangka yang sedang diinterogasi.
Nathan memandangi Sheren, dia seolah meminta persetujuan untuk menjawab apa yang ditanyakan oleh kedua orang tuanya saat ini. Dengan yakin Sheren mengangguk, memberi persetujuan pada Nathan.
“Jadi waktu itu, aku tinggal di hotel. Tiba-tiba, Sheren datang meminta pertolongan. Saat itu dia sedang dikejar-kejar oleh seseorang yang ternyata menaruh sesuatu dalam minumannya. Karena efek obat itulah, Sheren meminta pertolongan lagi dan secara spontan aku membantunya. Dari situlah aku tahu kalau milikku bereaksi karena sentuhan Sheren,” jelas Nathan sambil mengingat apa yang terjadi di malam istimewa itu.
Mama dan papa Nathan malah senyum-senyum mendengar anaknya melakukan sebuah hubungan di luar nikah. Akan tetapi, fokus Pak Winata tertuju pada Sheren yang sepertinya masih bingung dengan hubungannya dengan Nathan. Laki-laki tua itu seolah tahu, bahwa sepertinya Sheren belum menyukai putranya.
“Kalian sudah melakukan sebuah kesalahan. Jika terjadi sesuatu yang tidak kita kehendaki, misalnya Sheren hamil, bukankah itu sesuatu yang akan sangat memalukan? Mungkin anak kalian nanti akan dicemooh orang karena lahir di luar nikah.”
Sheren dear Nathan merenungkan apa yang dikatakan oleh Pak Winata. Sheren tentu tahu kalau dia hamil di luar nikah seperti kakak tirinya, maka dia tidak ada bedanya dengan Scarlet dan Kenzo.
“Nathan, sebagai laki-laki apa kamu tidak mau bertanggung jawab?” tanya Pak Winata pada putranya yang saat ini sedang menundukkan kepala.
Nathan langsung mengangkat kepala dan menatap sang ayah, dengan tegas dia menjawab, “Aku bersedia menikahi Sheren, tapi aku juga tidak mau memaksanya, kalau dia sendiri tidak mau menikah denganku.”
“Kenapa kamu tidak mau anak saya bertanggung jawab, Nona Sheren? Atau jangan-jangan kamu sudah sering melakukannya, sehingga tidak menuntut pertanggungjawaban dari Nathan?”
sebagai perempuan, pertanyaan itu seolah menyakiti hati Sheren. Belum sempat dia menjawab, Nathan sudah menyahut.
“Papa jangan menghinanya seperti itu! Aku yang tahu apa yang terjadi dengan kami. Jadi, Papa jangan menuduh Sheren seperti itu!”
Sekali lagi sikap Nathan itu membuat Sheren terpukau meski tidak disadari wanita itu. Hingga tiba-tiba sekretaris Nathan itu berkata, “Kalau Pak Nathan memang serius ingin bertanggung jawab, lebih baik Pak Nathan berbicara langsung dengan papa saya.”
***
Terima kasih semuanya yang sudah kasih rate bintang 5 ❤️❤️❤️