Viola Maharani, wanita berusia 27 tahun ini terkenal karena profesi nya sebagai seorang wanita penghibur. Pekerjaan ini sudah di geluti nya sejak Vio, begitu panggilan nya, masih duduk di bangku kuliah..
Tidak main main, semua client nya bukanlah orang sembarangan. Selain di kenal sebagai primadona nya para kupu kupu malam, vio juga di kenal sangat selektif dalam menerima pelanggan nya. Wanita itu hanya akan menerima tawaran dari client yang bisa membayarnya dengan nilai yang fantastis..
Sebenarnya kenapa seorang Viola yang memiliki paras cantik dan hidup yang nyaris sempurna itu bisa terjerumus ke dalam dunia malam, lalu bisakah vio terlepas dari kehidupan nya yang kelam ini ??
💜
Hai..
Selamat datang di karya ke-7 dari Autor ratu_halu
Menerima kritik dan saran dengan bahasa yang sopan 🙏
Happy Reading 🥳
Enjoy 🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7
Saat keluar dari ruangan zafi, tak sengaja mama hani dan anna berpapasan dengan azka yang sedang menuju ke ruangan sang tuan..
"Kebetulan bertemu dengan mu. Ikut aku! Ada yang ingin aku tanyakan padamu.."
Belum sempat azka menyapa ibu dari bos besar nya, dia sudah di paksa untuk ikut entah kemana..
Tentu azka tak bisa menolak, dia pun mengikuti kemana nyonya hani membawa nya..
"Anna.. Masuklah ke mobil! Mama ingin bicara berdua dengan azka.."
Ternyata mama hani membawa azka ke parkiran. Alih alih bicara bertiga dengan anna, mama hani malah menyuruh calon menantu nya masuk ke dalam mobil lebih dulu..
"Baik, mah.." kata anna langsung mengiyakan seperti gadis baik yang penurut..
"SIAL! Kenapa sih mama hani malah nyuruh gue untuk nunggu di mobil ? Ck! Emang apa sih yang mau dia omongin sama si azka ??" Anna melayangkan protesnya dalam hati. Dia sedikit kesal karena mama hani main rahasia rahasiaan dengan nya. Seharusnya mama hami mengajak nya untuk ikut bergabung dalam pembicaraan itu, mengingat pasti ada hubungan nya dengan zafian, calon suami nya..
Setelah memastikan anna sudah masuk ke dalam mobil dan tidak akan mendengar percakapan antara diri nya dan azka, mama hani pun mulai bertanya perihal apa yang di katakan zafi tadi di ruangan nya..
"Apa benar Zafian sudah memiliki calon istri yang lain selain anna ?" tanya mami hani sambil bersidekap dada dan menyandarkan punggung di badan mobil..
Azka gelapan, dia bingung harus menjawab dengan kalimat yang seperti apa..
"Siapa ? Wanita mana ? Apa pekerjaan nya ? Dari keluarga baik baik atau tidak ?" Rentetan tanya kembali di ajukan, namun azka masih belum bersuara. Hanya saja raut nya terlihat pucat. Sejujurnya jika di banding berhadapan dengan zafian yang dingin, azka lebih takut berhadapan dengan mama hani. Wanita berumur itu sangat bawel sekali. Terkadang tak segan memaki jika tak sesuai kehendak nya..
"Kenapa kau mendadak menjadi bisu, AZKARA ?"
"Hah..emm.. M-maaf, nyonya.. e... Sepertinya untuk masalah itu saya tidak bisa memberitahu anda sebab itu urusan pribadi tuan zafian.."
"Apa kau mau di pecat ?" mama hani yang tak sabaran langsung memberikan ancaman pada azka.
"T-tidak, nyonya.. Tapi saya tetap tidak akan memberitahu apapun pada anda. Silahkan anda tanyakan langsung pada tuan zafian.." Meski sudah di ancam, azka tetap menutup rapat mulutnya..
"Jika bisa kutanyakan langsung pada anak durhaka itu, menurut mu untuk apa sekarang aku bertanya pada mu, hah ? Ck! Sudahlah, pergi sana! Dasar tidak berguna!!" Mama hani mengibaskan tangan mengusir azka. Terlihat sama persis dengan kelakuan zafi yang sering menyuruhnya pergi tiba tiba..
Azka membungkuk hormat, kemudian membalik badan dan melangkah meninggalkan parkiran mobil..
Setelah azka pergi, mama hani langsung masuk ke dalam mobil..
"Maaf membuat mu menunggu lama, sayang.. Ayo kita langsung ke butik teman mama.." Wajah mama hani berubah ceria di hadapan anna. Meskipun hatinya sangat dongkol, tapi sebisa mungkin dia tak menunjukkan nya pada anna. Mama hani tak mau membuat anna stres menjelang pernikahan gadis itu dengan sang putra tercinta..
🖤
"Kau darimana saja ? Aku menghubungi melalui interkom berkali kali kau tidak mengangkat nya ?" tanya zafi pada azka saat asisten nya itu baru masuk ke dalam ruangan nya..
"Maaf, tuan.. Tadi nyonya besar mengajak saya untuk bicara.." Jawab azka langsung berterus terang..
Terdengar helaan nafas lelah dari zafian..
"Lalu kau menjawab apa ?" Zafian tak bertanya apa yang di tanyakan mama nya pada azka. Justru yang menjadi kekhawatiran nya adalah jawaban azka..
"Saya mengatakan tidak akan memberitahu apapun, dan meminta nyonya besar untuk menanyakan nya langsung pada anda.."
Zafi manggut manggut, "Bagus! Ya sudah.. Selesaikan tugas mu, urusan mama biar aku yang menghadapi!"
Azka hendak keluar namun langkah nya terhenti ketika zafi kembali memanggil nya..
"Apa kau tau nomor ponsel Viola ?" tanya zafi tiba tiba. Tidak ada angin tidak ada hujan, seorang zafi yang hanya memiliki kontak terbatas di ponsel nya tiba tiba saja meminta nomor ponsel seorang wanita..
"Saya tau, tuan.. Nomor ponsel nona viola tercantum di surat kontrak yang anda simpan.."
"Benarkah ?" tanya zafi tak percaya.
Azka mengangguk mantap..
"Baiklah, kau boleh pergi.."
Azka sudah keluar dari ruangan..
Zafi segera membuka laci meja kerjanya, mencari surat perjanjian yang belum sempat dia masukkan ke dalam brangkas pribadi nya..
"Viola Maharani..." gumam zafi membaca nama lengkap viola sambil mengetuk ngetukkan ujung pena nya di atas surat itu..
Garis bibirnya terukir, rasa lelah yang sempat mendera seketika hilang saat membayangkan wajah viola yang teduh..
"SH*T! Kenapa pikiran ku terus saja berputar pada nya ? Sadar, zaf.. Wanita itu bukanlah wanita baik baik. Kau tau, kan, dia itu anak emas mami norma, yang artinya dia sama saja dengan wanita malam alias pel*cur! Jangan tergoda! Tubuh nya pasti sudah di nikmati oleh puluhan bahkan ratusan lelaki b*jingan di luar sana. Ingat! Jangan gunakan hati mu!!"
Zafian menggelengkan kepala nya berkali kali untuk menepis pikiran pikiran tentang vio. Niat awal ingin menyimpan nomor viola di kontak nya langsung dia urungkan. Zafi membuka berangkas kemudian melempar surat kontrak itu ke dalam nya..
"Satu bulan! Hanya satu bulan..." batin nya kemudian..
🖤
Di lain tempat...
"Selamat datang, kak vio.."
Vio di sambut hangat oleh adik adik nya saat menyambangi kediaman mami norma. Vio datang sendirian..
Vio tersenyum ramah..
"Kalian senggang ?" tanya vio bergabung dengan mereka duduk di sofa sebuah ruangan..
"Ya. Kami tidak ada jadwal bertemu client siang hari, kak.. Nanti malam barulah kami berpencar seperti biasa.." Sahut salah seorang wanita muda yang kisaran usia nya 5 tahun di bawah vio..
"Bagaimana kuliah mu ? Apa ada kendala ?"
"Aurel malas kuliah, kak.. Dia sudah dua minggu tidak masuk kampus." Jawab seorang wanita mengadukan aurel, wanita berusia 22 tahun yang baru saja menjadi mahasiswa beberapa bulan lalu..
Vio menghampiri wanita bernama aurel, kemudian merangkul bahu nya dan mengajak aurel untuk berbincang di taman belakang..
"Kenapa ?" tanya vio saat mereka sudah berduaan di pinggir kolam renang..
Aurel menunduk dalam..
Vio mengusap bahu aurel lembut..
"Apa ada yang bisa kakak bantu ?" tanya vio begitu perhatian seperti seorang kakak sungguhan..
Aurel menggeleng..
"Kak.. Aku ingin fokus membayar hutang hutang keluarga ku. Jika aku tetap kuliah waktu ku mencari uang menjadi terbatas dan itu akan membuat ku semakin lama melunasi nya.."
Vio tersenyum getir. Dia jadi teringat kehidupan nya yang perih di masa lalu. Memang sebagian besar para wanita pekerja se* itu terpaksa masuk ke dalam dunia hiburan tersebut untuk melunasi hutang keluarga nya, termasuk viola juga..
🖤