Tentang seseorang siswa laki-laki bernama Yunan, dia adalah pewaris dari Angkasa Grup. Namun, dia merasa diperlakukan tidak adil oleh ayahnya, semenjak sang ayah menikah lagi. Ayahnya lebih berpihak kepada ibu tiri dan kakak tirinya, yang berambisi mengusai perusahaan. Sementara ibu kandungnya telah meninggal dunia saat dia masih kecil.
Yunan hidup urak-urakan, dia sering mengikuti balapan motor liar di jalanan, bahkan dia sering bermasalah di sekolah. Saat ini dia menjadi siswa kelas 3 SMA di sekolah milik ayahnya. Banyak gadis-gadis yang memuja ketampanannya, mereka menyebutnya pangeran sekolah.
Tidak ada guru yang berani menghukumnya, selain guru biologi, guru cantik itu sama sekali tidak segan kepada Yunan yang notabenenya anak dari pemilik sekolah. Sehingga Yunan sangat kesal kepada guru itu.
Namun bagaimana jika ada sebuah kejadian tak terduga yang membuat Yunan dan guru biologi itu tiba-tiba menjadi sepasang suami-istri? Dan mereka harus merahasiakannya dari siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bocah Tajir
Dara sedang menarik uang dari ATM milik suami bocahnya, di ATM Centre yang ada di dekat halte bus.
Matanya membulat saat melihat berapa nominal uang milik Yunan di ATM tersebut.
"Astaga, banyak banget uangnya. Itu bocah emang benaran tajir, padahal uang dari hasil kerja kerasnya sendiri."
Mungkin bisa mencukupi kebutuhan hidupnya selama tiga tahun.
"Kenapa dia mempercayakan kartu ATM nya untuk dipegang olehku? Apa dia tidak takut aku akan membawa kabur semua uangnya?"
Sampai setan dalam hati Dara membayangkan bagaimana kalau dia bawa kabur saja uangnya, dia bisa gunakan uang itu untuk membuat usaha di luar kota, jadi dia tidak perlu lagi bertemu dengan Novan.
Novan menolak cintanya, tapi dia tetap saja masih mendekatinya, pria itu membuat Dara bimbang.
Dara menghalau pikiran jahatnya, dia tidak mungkin sejahat itu. Dara hanya membawa seperlunya saja.
Dara segera keluar dari ATM Centre. Kemudian dia melihat mobil Yunan berhenti tepat didepannya.
Dara segera masuk ke dalam mobil milik suami bocahnya itu.
"Kita mau kemana?" tanya Yunan pada Dara, setelah dia menjalankan kembali mobilnya.
"Ke pasar."
Yunan mengerutkan keningnya, seumur hidupnya dia tidak pernah menginjakkan kakinya ke pasar. "Buat apa?"
"Mau belanja lah masa mau nonton."
Yunan menggelengkan kepala, "Gak, aku gak mau ke pasar. Kita belanja di Mall aja."
"Kita harus berhemat."
"Aku tidak menyuruhmu untuk berhemat."
"Disana ada Malik, Malik setiap pulang sekolah membantu ibunya berjualan di pasar."
Yunan menatap takjub pada Dara, "Wah mengapa kamu bisa tau tentang Malik?"
"Karena Malik adalah muridku, aku memang seperti ini, selalu memperhatikan murid-muridku."
Yunan juga tau diri apa yang dilakukan oleh Dara padanya bukan karena Dara menyukainya, tapi karena dia adalah muridnya Dara. Tidak mungkin wanita dewasa seperti Dara memiliki perasaan pada laki-laki bocah seperti dirinya.
Yunan menurut saja, dia terpaksa harus pergi ke pasar bersama Dara.
...****************...
Malik sangat gugup sekali saat melihat Yunan dan Dara datang ke pasar, bahkan mereka berbelanja di lapaknya, karena ibunya Malik setiap hari berjualan sayuran disana.
Dari dini hari sampai sore ibunya Malik yang berjualan, sore sampai malam digantikan oleh Malik setelah pulang dari sekolah.
"Ibu borong semua jualan kamu, Malik." Dara menggunakan uang Yunan untuk memborong aneka sayuran yang di jual oleh Malik.
Tentu saja tidak cuma-cuma karena sayuran itu bisa digunakan untuk makan sehari-hari Dara dan Yunan di apartemen.
Kalau Yunan tidak masalah Dara mau memborong sayuran itu, asalkan jangan setiap hari dia makan sayur, bisa-bisa di mabok sayur.
"I-iya, Bu." Malik sebenarnya ingin melarikan diri, namun dia tidak bisa karena harus membungkus semua sayuran yang dibeli oleh Dara, apalagi Dara belum memberikan uang padanya.
Malik nampak gugup melihat Yunan menatap tajam padanya, wajar saja jika Yunan marah padanya, karena dia telah berbohong memitnah Yunan demi keselamatan dirinya sendiri.
Orang miskin seperti Malik, dia akan mudah dikeluarkan dari sekolah. Dia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya. Apalagi Angga mengacamnya akan memberikan perhitungan yang mengerikan, makanya dia tidak memiliki pilihan lain, walaupun mungkin harus menyakiti orang yang sudah menolongnya.
Dara tau Malik bekerja disana karena dulu Malik pernah hampir mau dikeluarkan gara-gara tidak bisa membayar uang SPP, karena itu dia ingin melihat sendiri bagaimana kehidupan Malik. Sehingga dia meminta pada Novan untuk memberikan keringan pada Malik, karena Malik adalah siswa yang berprestasi.
...****************...
Dara, Malik dan Yunan sekarang sedang berada di belakang pasar, mereka memilih tempat yang nyaman dan agak sepi agar bisa bebas membicarakan masalah yang mereka hadapi.
"Malik, ibu ingin kamu bicara dengan jujur tentang kejadian yang sebenarnya, jangan takut, ibu pasti akan melindungi kamu!"
Dara mengusap-usap punggung Malik, dia ingin bisa menenangkan muridnya yang terlihat gugup sekali.
Yunan hanya bisa menghela nafas melihatnya, Dara tidak pernah menyusap punggungnya. Dara lebih sering menjewer kupingnya.
"A-aku... aku takut, Bu."
"Jangan takut, ibu akan melindungi kamu."
Yunan menarik tangan Dara, sehingga dia yang berada di tengah-tengah diantara Malik dan Dara. Dia menepuk punggung Malik, "Cepat katakan yang sejujurnya kalau tadi di sekolah aku menolong kamu."
Dara tidak mengerti mengapa Yunan malah menjauhkannya dari Malik.
"Aku minta maaf, Yunan. Aku terpaksa berbohong. Angga mengacam aku, dan aku gak mau dikeluarkan dari sekolah. Kamu tau sendiri kan Angga sangat dispesialkan di sekolah walaupun dia sering berbuat ulah, sama seperti kamu." lirih Malik.
Angga dan Yunan memang sangat dispesialkan di sekolah. Walaupun sekarang Pak Tomi menyuruh guru-guru di SMA Angkasa agar tidak membedakan Yunan dengan murid yang lainnya, karena Yunan sering berbuat ulah. Novan sering melaporkan kelakuan Yunan di sekolah pada ayah tirinya.
Mungkin bedanya, Yunan jarang mengikuti pelajaran, dia sering bolos, sering terlambat datang ke sekolah. Kalau Angga, dia meraja di sekolah, sering melakukan pembullyan dan juga pemalakan.
Dara sangat bernafas lega, ternyata dugaannya memang benar, Yunan tidak bersalah.
"Kalau begitu apa kamu mau besok berkata jujur? Biar ibu yang akan melin..."
Yunan memotong perkataan Dara, "Aku yang akan melindungimu, aku akan menjamin Angga tidak berbuat macam-macam lagi padamu. Karena itu kamu harus mengatakan yang sebenarnya besok."
Dara menatap takjub pada Yunan, suami bocahnya mengatakannya dengan begitu tegas, mungkin jika dia dilahirkan di usia yang sama dengan Yunan, dia juga akan jatuh hati dengan pesona seorang Yunan.
Siapa yang tidak terpesona, Yunan memang memiliki wajah yang begitu tampan. Namun, karena Dara sadar diri dia adalah gurunya Yunan, dan dia jauh lebih dewasa dari Yunan, jadi dia tidak mungkin memiliki perasaan pada suami bocahnya