Demi bakti ku kepada Ayah aku bersedia memenuhi keinginannya untuk menikah dengan lelaki pilihan Ayah ia juga alah satu orang kepercayaan Ayah, namun kini ia membawa mawar lain masuk kedalam rumah tangga kami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EVI NOR HASANAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Sepuluh
Di kota I
Hujan menguyur sejak semalam membuat sang pemilik tubuh lebih suka berdiam diri di dalam selimut, tanpa memikirkan penghuni rumah lainnya yang khawatir akan dirinya yang sejak.kemaren mengurung diri.
Kejadian ini tak luput dari laporan sang asisten rumah tangga kepercayaan Seno.
Sejak kemaren Seno bahkan tidak mematikan komputernya hanya untuk melihat aktivitas apa saja yang di lakukan oleh sang istri sehingga ia betah mengurung diri di rumah.
Ting...
"Sayang jangan lupa makan yaa doa kan urusan di sini selesai hari ini aku akan segera pulang love you my sweety" pesan yang dikirim oleh suaminya terpampang di layar telepon genggam milik Ambar.
Ia hanya membaca pesan dari suaminya tersebut tanpa berniat membalas.
Entah mengapa sejak kepergian suaminya dinas di luar negara menjadikan ia sosok tertutup dan lebih senang menyendiri.
Bahkan lapar pun tak ia rasakan saat ini, padahal sudah dua hari ia tak memakan apapun.
Di kamar hanya tersedia air putih yang selalu disiapkan oleh suaminya saat akan menjelang tidur, Seno paham jika istrinya terbangun malam pasti akan mencari air minum.
Ambar beranjak dari ranjang empuk nya lalu berniat untuk membersihkan diri, ia segera bersiap untuk pergi keluar hanya sekedar mencari hiburan.
Sesampainya di ambang pintu keluar Pak Dadang selaku supir pribadi menanyakan apa perlu jika ia mengantar nona nya tersebut? Namun nona nya menolak dan berkata akan menyetir sendiri, ia hanya akan pergi makan di luar dan mencari buku di mall terdekat.
Jadilah Pak Dadang sang supir pribadi tidak dapat melarang atau mencegah.
Namun percakapan kedua manusia beda umur tersebut tidak luput dari laporan yang Bik Inem sampaikan pada tuan mereka yang sekaligus suami dari nona kesayangan mereka.
Seno menenangkan hati Bik Inem bahwa Ambar akan baik- baik saja karena Seno sudah memasang GPS di bandul kalung Ambar.
Setelah menerima pesan tersebut wanita paruh baya itu mengelus da da nya sembari mengucap sukur dan selalu berdoa untuk keselamatan nona dan tuannya itu.
Ambar tidak pergi ke mall terdekat namun ia pergi ke suatu tempat yang bahkan suaminya itu tidak mengetahui apakah keperluan sang istri di tempat tersebut.
Di negara A
Seno yang baru saja selesai meeting dengan pemegang saham yang lain, baru memantau kembali komputer dan GPS yang berada di kalung istrinya.
Setelah ia melihat istrinya sudah sampai di rumah dan berada di dalam kamar, ia berharap tidak melewatkan sesuatu karena perdebatan dalam rapat sangat sengit.
Namun akhirnya menemukan jalan keluar dan hari ini juga sesuai janji Seno pada istrinya ia akan pulang ke tanah air.
Tok tok tok...
Bik Inem dan Pak Dadang mengetuk pintu kamar nona nya ingin memberitahukan jika tuannya itu sudah sampai di bandara dan ingin di jemput oleh istrinya, pada awalnya Seno ingin mengabarkan kepulangannya hanya dengan sang istri namun setelah menelpon beberapa kali tapi tak ada jawaban dari sang istri.
Jadilah Seno mengabari Bik Inem untuk memberitahukan istrinya, namun saat sampai di kamar nona nya Bik Inem yang penasaran pun mau tidak mau membuka pintu dan dilihatnya sang nona sedang tidur dengan memegang buku yang baru saja di belinya tadi pagi.
Sesampainya di rumah Seno pun langsung berlari menapaki tangga dan membuka pintu kamarnya, ia tidak melihat adanya sang pujaan hati di ranjangnya. Namun dari kamar mandi terdengar gemericik air menandakan jika ada seseorang di kamar mandi.
Seno sengaja duduk dan berdiam diri di depan meja rias milik istrinya untuk mengamati apa saja yang di lakukan istrinya setelah mandi.
Ambar yang masih belum sadar ada nya manusia di dalam kamar selain diri nya itu pun dengan santai keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan handuk sebatas lutut yang bagian dadanya hampir terlihat.
Ia melorotkan handuknya karena akan memakai pakaian dalam berwarna hitam, ia yang masih belum merasakan keberadaan sang suami pun tetap melanjutkan aktifitasnya hingga memakai pakaiannya selesai.
Tanpa ia sadari kegiatan itu mengundang hal yang ingin memangsa nya, namun lagi -lagi Ambar yang belum menyadari adanya Seno di kamar tersebut.
Ia melangkahkan kakinya ke arah ranjangnya, mengambil minum dan meminumnya hingga setengah.
Belum lagi sempat menaruh gelas yang masih berisi air setengah nya ia merasa tubuhnya di peluk dari belakang dan pyaaar...
Gelas pun jatuh karena Ambar yang terkejut akan perlakuan suaminya.
Seno yang terkejut itu langsung mengangkat tubuh Ambar dan meletakkannya di sofa yabg berada di dekat pintu kamar.
Seno meraba seluruh bagian tubuh istrinya ia takut pecahan kaca gelas tadi mengenai tubuh istrinya.
Ambar yang sejak tadi mematung tersadarkan oleh goncangan di tubuhnya yang pelakunya adalah suaminya.
"M-mas?" ucap Ambar sambil mengerutkan dahinya heran.
Pasal nya ia tidak di beritahu akan kepulangan suaminya dan kini malah ia yang terkejut akan kehadiran suaminya yang sudah di dalam kamar mereka.
Tanpa ba bi bu be bo Ambar langsung memeluk tubuh kekar suaminya itu dengan erat seakan tak ingin lagi terpisah oleh orang terkasihnya.
Ia pun menangis tersedu -sedu namun ia juga heran apakah yang membuat ia ingin menangis?
Seno mengusap perlahan tubuh belakang istrinya dan mengecup pucuk kepala pujaan hatinya itu, yang membuatnya selalu cemas dana tiga hari ini.
Seno yang merasa tidak ada lagi suara tangis malah tergantikan dengan suara dengkuran halus, ia pun memiringkan sedikit kepala sang istri untuk melihat keadaan istrinya, ia pun terkekeh mendapati istrinya yang tertidur di saat sedang memeluknya.
Seno mengangkat tubuh istrinya dan membaringkan ke ranjang, lalu Seno keluar meminta Bik Inem membersihkan pecahan gelas dan mejelaskan apa yang sudah terjadi.
*****
Seno menatap komputernya ia hanya sedang mengecek email yang di kirim kan oleh sekretarisnya untuk pekerjaan besok, ia memeriksa nya di ranjang dengan bersandar pada sandaran ranjang.
Ia pun di kejutkan oleh tangan mungil nan lembut yabg memeluk perutnya dari belakang, ia tahu siapa pemilik tangan mungil tersebut. Ia pun mencium punggung tangan wanita yang sangat ia rindukan.
"Kapan pulang? Kenapa nggak ngabarin aku? Mau bikin suprise? Nggak lucu tau mas" ucap Ambar dengan segudang pertanyaannya membuat Seno gemas dan mencubit kecil hidung pesek istrinya.
"Kamu nggak liat ponsel kamu?" tanya Seno yang hanya di jawab dengan gelengan oleh istrinya.
"Pantas aku ada telepon beberapa kali minta di dijemput di bandara tapi nggak ada kamu angkat teleponnya"
"Hah? Yang bener mas?" ucap Ambar yang langsung mencari ponselnya yang ternyata tertindih bantal yang ia gunakan.
Setelah mengusap layar ponsel dan benar saja banyak sekali panggilan dan pesan yang dikirim oleh suaminya.
Ambar menatap wajah suaminya dengan sendu.
"Maaf mas aku nggak dengar, terus mas pulang sama siapa?"
"Dijemput Pak Dadang sayang, nggak papa yabg penting aku tau kamu sehat- sehat aja. Oh ya ke bawah yuk kita makan kamu kan baru makan sekali hari ini, kamu kenapa nggak mau makan selama dua hari aku tinggal? Hem... Mau diet?"
"Aku ngerasa nggak laper mas juga malas mau ngapa-ngapain kalo nggak ada kamu" ucap Ambar mengungkapkan apa yang ia rasa selama di tinggal dinas oleh suaminya.
"Ya sudah ayo kita turun kita makan" ucap Seno menggandeng lengan istrinya.
Dan sesampainya di meja makan Ambar tergiur dengan banyak nya menu makanan di meja dan Huuuuuwekk....