Kirana pernah tak sengaja melakukan sebuah kesalahan yang membuatnya di usir oleh suami dan mertuanya lalu ia juga di pisahkan dari sang buah hati. Empat tahun berlalu kini Kirana kembali lagi untuk bertemu buah hatinya tersebut.
Kirana sekarang bukan seperti wanita di sebuah novel yang tiba-tiba kaya lalu kembali untuk membalas dendam, namun Kirana tetaplah seperti Kirana yang dahulu hanya seorang gadis panti asuhan yang tak memiliki pendidikan tinggi maupun kekayaan.
Hanya bekal sebuah tekad dan rasa rindu yang menggebu terhadap putranya membuatnya rela menyamar menjadi seorang pembantu di kediaman mantan suaminya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~14
Siang itu Kirana yang sedang menyiapkan makan siang nampak berlari saat mendengar dering telepon rumah.
"Halo, selamat siang." ucapnya setelah mengangkatnya.
"Bawa berkas-berkas yang ketinggalan di kamar saya ke kantor !!" perintah Kendra dari ujung telepon dengan tegas.
"Baik pak, lalu siapa yang akan mengantarnya ?" tanya Kirana.
"Tentu saja kamu." sahut Kendra lagi.
"Tapi pak...."
"Kamu bisa baca tuliskan? sekarang catat alamat kantornya, nanti ongkos taksinya saya ganti." tegas Kendra tak ingin di bantah, kemudian memberikan alamat kantornya lalu setelah itu menutup teleponnya secara sepihak.
Kirana nampak sangat kesal, mantan suaminya itu memang suka sekali memaksa. Lagipula tanpa di kasih tahu pun ia sudah tahu kantor pria itu karena dahulu ia sering kesana.
Pada akhirnya Kirana mau tak mau mengambil berkas di kamar pria itu lalu tanpa mengganti pakaiannya ia segera pergi, Kirana tak begitu peduli dengan penampilannya karena ia memang sedang tak ingin menggoda siapapun. Baginya memiliki putranya saja sudah cukup, karena ia dulu pernah mencintai begitu dalam seorang pria tapi pada akhirnya di patahkan juga.
Beberapa saat kemudian Kirana telah sampai di kantor Kendra lalu wanita itu segera menuju pos security. "Pak Ali ?" gumamnya saat melihat mantan security rumahnya dahulu yang rupanya telah pindah ke kantor.
"Cari siapa mbak ?" security yang bernama pak Ali itu langsung mendatangi Kirana yang berada di depan posnya, sepertinya pria itu juga tak mengenalinya.
"Saya pembantu di rumahnya pak Kendra, pak. Saya di suruh mengantar berkas yang ketinggalan sama beliau." terang Kirana seraya melirik ke arah tumpukan berkas yang ia bawa tersebut.
"Baiklah, ayo saya antar ke dalam." Pak Ali langsung membawa Kirana masuk ke dalam kantornya.
Saat pertama kali menginjakkan kakinya di dalam kantor, Kirana sudah menjadi bahan perhatian semua karyawan yang ada di sana. Kulitnya yang terlalu hitam membuat mereka nampak menatapnya aneh belum lagi pakaian yang di kenakannya serba kedodoran.
"Mbak Nita, ini pembantunya pak Kendra mengantar berkas beliau yang ketinggalan." terang pak Ali.
"Sebentar saya hubungi pak Kendra dahulu." ucap seorang wanita yang sedang duduk di belakang meja resepsionis.
"Maaf pak, ini pembantu bapak sudah datang." ucap wanita itu kemudian.
"Suruh dia masuk ke ruangan saya !!" perintah Kendra dari ujung telepon.
"Baik, pak."
"Silakan langsung naik saja ke ruangan pak Kendra ya mbak, di lantai 15." terang wanita itu pada Kirana.
"Terima kasih." sahut Kirana, lantas segera berlalu.
"Apa mau saya antar mbak ?" tawar security yang terlihat kasihan melihat Kirana membawa tumpukan berkas, lagipula wanita itu juga pasti kebingungan dengan letak ruangan bosnya.
"Tidak usah pak, liftnya di sanakan ?" tolak Kirana seraya menunjuk ke arah lift yang berada tak jauh darinya itu.
"Benar mbak." sahut sang security.
Kirana nampak mengangguk sopan lantas segera berlalu menuju lift, tanpa di antar pun ia sudah hafal dengan tempat tersebut karena 3 tahun menikah dengan Kendra hampir setiap hari pria itu membawanya ke kantor.
Suaminya dahulu sangatlah bucin padanya, namun nyatanya hubungan mereka tak bertahan lama.
"Mbak, pak Kendranya ada? saya di suruh mengantar berkas ini." tanya Kirana pada sekretaris mantan suaminya sesampainya ia di lantai atas.
"Ada mbak tapi pak Kendra sedang bersama kekasihnya dan tidak bisa di ganggu, lebih baik mbak taruh di meja sini saja nanti saya kasihkan ." tukas wanita tersebut.
"Ada Alexa rupanya." gumam Kirana, ia jadi penasaran apa yang mereka lakukan saat berduaan di dalam sana.
"Tapi pak Kendra menyuruhku untuk langsung memberikan padanya." ucap Kirana lantas segera melangkah ke ruangan mantan suaminya itu.
"Tapi mbak...." sekretaris tersebut nampak keberatan.
Setelah mengetuk beberapa kali Kirana segera membuka pintunya tanpa menunggu jawaban dari sang pemilik ruangan, namun matanya langsung melebar saat melihat pemandangan di hadapannya tersebut.
Tak ingin melihat sesuatu yang membuat hatinya panas, Kirana langsung menunduk. "Maaf pak, saya membawa berkas anda yang ketinggalan di rumah." ucapnya tanpa menatap ke arah pria itu.
Melihat kedatangan Kirana, Kendra langsung mendorong tubuh Alexa dari pangkuannya hingga membuat wanita itu dengan berat hari beranjak dari sana.
"Ck, mengganggu saja." umpat Alexa kesal.
"Bawa sini !!" perintah Kendra kemudian seraya menegakkan duduknya lantas merapikan kemejanya yang sebenarnya masih rapi, entah kenapa pria itu mendadak salah tingkah saat pembantunya itu memergokinya dengan Alexa.
"ini pak berkasnya, kalau begitu saya permisi pulang." ucap Kirana seraya meletakkan berkas yang ia bawa di atas meja.
Kemudian wanita itu segera berbalik badan lalu melangkah pergi. "Tunggu, siapa yang mengizinkan mu pergi ?" cegah Kendra hingga membuat Kirana langsung menghentikan langkahnya.
Sebenarnya apa yang di inginkan oleh pria itu? apa ingin memamerkan kemesraan mereka?
"Saya ada meeting di luar jadi sekalian saya antar." ucap Kendra kemudian.
"Astaga sayang, biar saja pembantumu itu naik taksi." protes Alexa tak terima.
"Kebetulan kami satu arah, lebih baik kamu pulang Lexa." saran Kendra seraya menatap wanita itu.
"Siapa yang mau pulang ?" tiba-tiba Kaizar datang membuka pintu.
"Den Kai." Kirana langsung mengangguk sopan saat melihat kedatangan Kaizar.
"Loh Ira kamu di sini juga ?" Kaizar nampak terkejut.
"Saya mengantar berkas pak Kendra yang ketinggalan di rumah." terang Kirana.
"Jadi kamu mau pulang sekarang? yaudah ayo sekalian." ajak Kaizar kemudian.
"Boleh Den." Kirana langsung mengangguk setuju, lebih baik ia pulang bersama pria itu dari pada bersama mantan suaminya yang brengsek.
Ia yang sekian tahun menjaga cintanya, namun pria itu justru dengan mudahnya berpaling ke lain hati.
"Kalau begitu saya permisi." ucap Kirana lalu bergegas meninggalkan ruangan tersebut bersama Kaizar.
Sementara Kendra nampak terdiam, entah kenapa dadanya tiba-tiba bergemuruh seakan tidak rela jika pembantunya itu pulang bersama sang adik.
"Sial." umpatnya dalam hati, ia tidak mungkin menyukai wanita itu. Ia pasti hanya terbawa perasaan karena pembantunya itu sangat mirip dengan istrinya kecuali warna kulitnya tentu saja.
Malam harinya Kirana yang baru selesai membersihkan dapur nampak terkejut saat mendengar bel berbunyi, kemudian wanita itu segera berlalu pergi untuk melihat siapa yang datang.
"Pak Kendra." ucapnya saat melihat mantan suaminya itu berdiri di depan pintu.
Malam lumayan larut dan pria itu baru datang dalam keadaan yang lumayan berantakan. "Silakan masuk, Pak." ucap Kirana kemudian, namun mantan suaminya itu justru nampak menatapnya dengan dingin dan itu membuat Kirana mendadak takut.
"Silakan masuk pak, apa bapak mau saya buatkan makan ?" ucap Kirana lagi berbasa-basi.
"Siapkan air panas untuk saya !!" perintah Kendra kemudian, suaranya masih terdengar dingin dan pandangannya penuh amarah.
Ada apa dengan pria itu ?
"Baik, pak." setelah mengunci pintunya, Kirana segera berlalu pergi ke kamar pria itu.
Sementara Kendra nampak menghempaskan bobot tubuhnya di atas sofa ruang tamu, alkohol yang sebelumnya ia konsumsi sepertinya telah membuat tubuhnya merasa kepayahan.
Setelah memenuhi bathub dengan air hangat, Kirana segera meninggalkan kamar mandi tersebut. Namun ia langsung terkejut saat melihat mantan suaminya itu sudah berada di kamarnya hanya dengan mengenakan handuk sebatas pusarnya dan membiarkan tubuh kekarnya tak tertutupi oleh apapun.
makasih nofel nya bagus