Terima kasih narin, kamu sudah menepati janjimu" Ucap sari didalam hati.
Sari seorang gadis desa yang memiliki kelebihan dapat melihat sosok tak kasat mata mendapatkan beasiswa untuk bersekolah dikota. Hari-harinya selalu kesepian namun kesepian itu menjadi sirna setelah narin datang ke hidupannya. sari berteman baik dengan sosok tak kasat mata itu. Namun sayang mereka harus berpisah karna sesuatu
walaupun begitu tetap narin ingat dan menepati janjinya kepada sari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gitafiq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lega
Hari-hari pun berlalu ujian kenaikan kelas pun sudah selesai. Pada hari ini, minggu yang sendu lantaran mendung penutup matahari yang menandakan hari akan segera turun hujan.
Pagi ini karena hari minggu, saat pagi tidak banyak yang mau keluar kamar. Anak asrama banyak memilih untuk berdiam diri didalam kamar, menghabiskan waktu libur sekolah untuk beristirahat.
Namun berbeda dengan sari, selepas solat subuh menuju pagi dia memilih mencari udara sejuk diluar asrama walaupun kondisi cuaca tidak secerah yang diharapkan.
Tentu saja sari tidak sendiri. Sari tentu pasti akan selalu diikuti oleh sahabatnya yaitu ratna. Sambil bersantai bercengkrama didepan asrama duduk berdua di kursi tepat dibawah pohon rindang.
"sar kok aku rasa ada yang aneh ya sama sonya semenjak dia pasang rambut sambung." ungkap ratna kepada sari.
"aneh gimana maksudnya na?" tanya sari bingung.
"kamu ngeh gak sih semenjak sonya pasang rambut sambung wajah sonya berubah kayak bukan dia gitu sar" ungkap ratna.
"iya berubah lah na kan makin cantik, rambutnya juga makin bagus makanya wajahnya tentu juga berubah" jawab sari menepis ucapan ratna.
"tapi beda sar!! Bukan malah cantik tapi jadi pucet gitu. Terus mukanya juga kayak bukan dia. Apa jangan-jangan rambut sambung sonya itu punya orang sudah meninggal ya? Jadi yang punya rambut marah gitu".
Sari yang mendengarkan ucapan ratna tidak bisa mengelak, karena sari sendiri melihat dengan matanya sendiri kalau sonya tampak berbeda. Terlebih lagi sari memang akhir-akhir ini melihat sosok yang di salon waktu itu selalu mengikuti sonya, bahkan tempo lalu sari juga melihat sosok tersebut masuk ke kamar sonya.
"ahh sembarangan kamu na. Buktinya sudah beberapa hari berlalu si sonya baik-baik aja" ungkap sari meyakinkan ratna baik-baik saja walaupun sari merasakan memang ada yang janggal.
Tak lama terasa ada tetesan air mulai turun mengenai sari. "ratna hujan, ayok cepat kita masuk" ajak sari sambil dengan tangan kecilnya menutupi kepalanya agar tidak terkena air hujan.
Saat baru saja sari dan ratna masuk ke asrama tiba-tiba dikejutkan dengan sonya yang tengah duduk sendirian di ruang tv, dengan rambut yang terurai menutupi wajahnya.
Melihat sonya yang duduk seorang diri. Sari dan ratna pun saling bertatap dan sama-sama merasa seperti ada sesuatu yang aneh.
Masih dengan mata saling beradu tatap. Dari kejauhan datang dina dengan handuk yang masih melingkar dilehernya datang menghampiri sari dan ratna yang masih berdiri dekat ruang tv.
"Na, sar kalian udah ada rencana balik kampung libur kenaikan kelas ini? Tanya dina.
Sambil berjalan perlahan dina pun mengkerutkan alisnya kebingungan melihat ekspresi sari dan ratna " ehh kalian kenapa kayak panik gitu?.
"tuh lihat sonya di sofa!!" ucap ratna sambil memandang lurus ke dina namun lirikkan matanya seolah menyuruh dina melihat ke arah sofa diruang tv.
Dina pun langsung tanpa ragu menoleh ke arah lirikan yang ratna maksud "mana nggak ada si sonya. Halu kau berdua"
Mendengar ucapan dina sontak sari dan ratna juga menoleh ke arah sofa. Dan benar saja seperti yang dikatakan dina tidak ada seorang pun yang duduk di sofa.
"Ta tapi benar na ada sonya tadi disini tapi dia cuma duduk. Aku yakin itu pasti sonya orang yang duduk pakai rambut sambung juga kok mirip banget sama sonya" ucap ratna membantah ucapan dina tadi.
Seolah tidak percaya dina pun menjawab "sudahlah halu kalian berdua itu. Kalian lapar itu makanya bukan otak kalean aja yang nggak konsen tapi mata kalean pun rabun. Mending duduk kalian nanti ku masakan telur mata sapi andalanku".
Sari pun sebenarnya juga yakin yang mereka lihat tadi bukan lah halu namun sari tidak mau memperpanjang perdebatan , sari pun memilih diam dan mengikuti dina ke arah dapur.
Karena dina bilang akan membuatkan lauk untuk mereka sarapan, sari pun berinisiatif untuk memasak nasi sembari menunggu lauk matang.
Ratna yang sudah duduk di sofa seolah masih tidak percaya, dia yakin kalau yang dia lihat tadi tidak salah.
"ehh kalian tadi belum jawab pertanyaanku, kalian sudah ada rencana balik kampung cepat belum soalnya aku mau ajak kalian ke air terjun yang terkenal di kota ini palingan cuma sehari" kata dina.
"iya memang kami mau balik ke desa cuma mungkin sekitar minggu depan tunggu pengumuman disekolah dulu. Iya kan na? Ucap sari sambil bertanya ke arah ratna.
Lamunan ratna pun buyar mendengar pertanyaan sari " i iya, memang mau berangkat ke air terjunnya kapan?" tanya ratna ke dina.
"mungkin kamis, karena kamis kan kita sudah mulai libur. Ke air terjunnya juga sehari jadi hari jumatnya juga aku bisa balik kampung juga".
"boleh tuh, kamu mau nggak na?" ajak sari ke ratna.
"iya boleh tu sar. Kita juga kan belum pernah kesana".
"oke jadi fix ya hari kamis pagi sudah harus siap. Soalnya nanti kita nebeng mobil pelatihku, dia juga mau ikut soalnya"
"sipp" jawab sari dan ratna.
****************
Sari, ratna dan dina pun sudah selesai sarapan. Sekarang mereka tengah bersantai di ruang tv menikmati dinginnya hujan sambil sibuk dengan handphone masing-masing.
Tak lama datang sonya dengan tergesa-gesa dengan membawa jaket dan sebuah payung.
"sonya kau mau kemana hujan ini?" Tanya dina yang melihat sonya tampak terburu-buru.
Sambil masih berdiri didepan pintu asrama dan akan membuka payungnya sonya pun menjawab " mau ke salon, mau lepas rambut sambung"
"loh kenapa mau dilepas?" tanya sari yang juga mendengar percakapan dina dan sonya.
"nanti waktu pulang aku ceritain deh" ucap sonya sambil terus jalan menuju ke salon menembus derasnya hujan.
Sekitar 2 jam berlalu akhirnya sonya pun kembali ke asrama. Datang dengan rambut yang asli sonya pun duduk dan bersandar di sofa.
"akhirnya lega" ucap sonya yang tampak kelelahan setelah berjalan agak jauh.
"kenapa pula kau lepas rambut sambung mu sonya? satu minggu pun belum kurasa" tanya dina yang masih kepo.
sonya pun duduk menghela nafas panjang dan menjelaskan semua yang menimpanya "kalian tau rambut sambung yang aku pakai selama ini itu rambut orang yang sudah meninggal!!"
Mendengar itu sari dan ratna pun saling pandang karna baru saja tadi pagi mereka berdua membahas ini dan benar saja semua yang ratna bilang adalah benar.
"tadi malam orang yang punya rambut datang ke mimpi ku datang nangis-nangis minta rambutnya balik. Di Mimpi tadi malam aku kayak ada di sebuah kamar terus ada jenazah perempuan, di depanku perempuan rambutnya dipotong oleh orang yang nggak jelas wajahnya tepat didepan ku, entah kenapa aku yakin rambut itu adalah rambut sambung yang ku pakai. Terus dia datang nggak cuman di mimpi. Tempo lalu aku bilang dijambak rambutku, itu nyata perempuan itu juga yang punya rambut yang jambak rambut aku!!"
Ratna yang mendengar penjelasan sonya juga ikut buka suara tentang tadi pagi yang ratna dan sari lihat ada perempuan duduk sendirian di sofa.
Sari juga teringat kalau sosok perempuan yang mengikuti sonya selama ini bisa jadi adalah sosok perempuan yang sonya maksud.
"syukurlah kamu sudah lepas rambut sambung itu sonya. Semoga saja kejadian ini nggak akan kejadian kembali karena rambut itu sudah kamu kembalikan" ungkap sari yang turut sedih melihat sonya yang tampak cemberut karena uang yang dikeluarkan sonya untuk rambut sambung itu tidaklah sedikit namun setidaknya kini sonya tidak akan mendapatkan teror lagi dari sosok perempuan itu.