NovelToon NovelToon
Sekretaris Pemikat Hati

Sekretaris Pemikat Hati

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:5.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Clarissa icha

Terlalu sering memecat sekretaris dengan alasan kinerjanya kurang dan tidak profesional dalam bekerja, Bryan sampai 4 kali mengganti sekretaris. Entah sekretaris seperti apa yang di inginkan oleh Bryan.

Melihat putranya bersikap seperti itu, Shaka berinisiatif mengirimkan karyawan terbaiknya di perusahaan untuk di jadikan sekretaris putranya.

Siapa sangka wanita yang dikirim oleh Daddynya adalah teman satu sekolahnya.

Sambungan dari novel "Kontrak 365 Hari"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Acara di mulai dengan sambutan singkat dari Shaka. Pria itu memang tidak pandai merangkai kata-kata untuk di utarakan mengenai perasaannya, dia hanya bisa bicara panjang lebar ketika memimpin rapat dan sebagainya yang berkaitan dengan bisnis.

Kemudian sambutan di sambung oleh Jihan yang mengutarakan beberapa do'a serta harapannya yang belum tercapai dan diharapkan segera terwujud dalam waktu dekat. Dia meminta semua anggota keluarga dan para kerabat yang datang agar meng' Aamiinkan do'a serta harapannya.

Do'a yang di khususkan untuk putra bungsunya, Jihan berharap Bryan segera bertemu jodohnya dan menjalani hidup bahagia dengan pasangannya dalam sebuah ikatan pernikahan. Seperti Flora yang kini sudah hidup bahagia.

Sementara itu, Bryan yang namanya di sebut terang-terangan oleh sang Mommy untuk di do'akan, justru pura-pura sibuk dengan mengotak-atik ponselnya.

Melihat sikap acuh Bryan ketika sang Mommy sedang mendoakannya, Juna dan Daniel yang duduk di sebelah Bryan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Keduanya tidak habis pikir dengan isi kepala Bryan. Untung mereka berdua sudah paham watak keponakan serta adik iparnya itu yang sedikit ada gila-gilanya.

Jihan tidak hanya memanjatkan do'a untuk dirinya serta keluarganya sendiri, dia juga mendo'akan kebahagiaan semua orang yang hadir di sana. Di akhir kalimat, Jihan berharap agar keluarga besarnya selalu rukun. Saling membantu di kala ada masalah dan menghindari perpecahan.

Selesai memberi sambutan dan do'a, acara dilanjut dengan pemotongan kue. Flora dan Bryan di minta bergabung dengan kedua orang tuanya untuk memberikan selamat dan do'a atas anniversary pernikahan mereka.

Selanjutnya, Jihan mempersilahkan semua orang untuk menikmati malam malam sembari bercengkrama dan mengobrol ringan. Ini bukan acara resmi, jadi semua orang terlihat sangat santai malam ini.

Berbeda dengan yang Annelise terlihat kaku selama acara berlangsung. Sebab, ini pertama kalinya dia menghadiri acara makan malam di keluarga Shaka.

"Pak Felix, apa sudah boleh pulang.?" Annelise mendekat pada Felix dan berbisik sangat pelan padanya.

"Kenapa.? Kamu ada acara lagi.?" Tanya Felix.

Annelise menggeleng, lalu kembali mendekatkan wajahnya pada Felix.

"Saya tidak enak terlalu lama disini. Tapi bagaimana caranya pamit sekarang.?" Annelise menjadi gusar sendiri. Dia sudah tidak nyaman berada di sana meski semua orang terlihat ramah padanya. Mungkin karna 90 persen di hadiri oleh keluarga besar Bryan, jadi Annelise menjadi tidak nyaman karna merasa seperti berada di tengah-tengah orang asing.

Felix tampak kebingungan, dia sampai menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Felix sendiri juga tidak tau bagaimana caranya pamit pulang di saat semua orang baru selesai makan.

Di meja lain yang sejajar dengan meja Annelise, Daniel sengaja berdehem sangat keras. Bryan yang ada di sampingnya sampai terperanjat kaget dan langsung memelototi kakak iparnya itu.

Daniel terkekeh geli melihat wajah kesal Bryan. Dia kembali membuat ulah dengan menyenggol lengan Bryan seraya menggerakkan alisnya ke arah Annelise. Tentu saja Bryan mengikuti arah tatapan Daniel.

"Sedikit saja kamu terlambat, wanita itu akan jatuh kepelukan asisten mu." Lirih Daniel dengan senyum jahil. Dia diam-diam memperhatikan Bryan yang masih terus curi-curi pandang ke arah Annelise ketika makan. Hal itu membuat Daniel yakin bahwa Bryan memiliki ketertarikan pada Annelise. Karna tidak biasanya Bryan mencuri-curi pandang untuk menatap wanita. Jangankan sering menatap, Bryan seperti malas walaupun hanya sekedar melirik wanita.

"Jangan bicara omong kosong, tidak ada urusannya denganku." Sahut Bryan acuh. Dia meraih minuman di depannya dan menenggaknya sampai habis.

Daniel memutar malas bola matanya. Gengsi Bryan terlalu besar, tinggal, panjang dan lebar. Padahal jelas-jelas menunjukkan ketertarikan, tapi berlagak tidak suka.

...******...

"Saya pamit pulang Pak Shaka, Ibu Jihan." Annelise menyalami keduanya bergantian. Setelah memaksakan diri tetap berada di sana selama 2 jam, Annelise akhirnya memberanikan diri untuk pamit dengan alasan ada urusan mendadak.

"Sayang sekali tidak bisa lebih lama. Lain kali Ibu akan undangan kamu makan malam lagi." Ucap Jihan seraya mengusap lembut pundak Annelise. Bukannya pura-pura bersikap baik untuk menarik perhatian Annelise, tapi sikap Jihan memang seperti itu pada siapapun yang bersikap baik padanya.

"Terimakasih Bu." Annelise tersenyum haru karna perlakuan baik dari Jihan.

"Tunggu sebentar, kamu jangan pulang pakai taksi. Biar Bryan yang antar kamu pulang." Jihan memegang tangan Annelise untuk menahannya.

"Sayang, tolong beri tau Bryan agar mengantar Anne." Pinta Jihan pada Shaka. Pria itu tentu saja tidak akan menolak permintaan istrinya.

"Terimakasih, saya pakai taksi saja Bu." Tolak Anne sopan. Namun Jihan sama sekali tidak mau menerima penolakan. Dia beralasan ingin memastikan semua tamunya sampai di rumah dengan selamat.

"Baik, aku panggilkan Bryan dulu." Shaka sempat mengusap lembut pucuk kepala Jihan dengan menatap teduh. Melihat sikap manis Shaka pada Jihan, Annelise jadi bergumam sendiri dalam hati.

"Sebenarnya Pak Bryan anak siapa.?"

Sikap Bryan dan kedua orangtuanya bagaikan bumi dan langit di mata Annelise. Dia tidak tau saja kalau Shaka pernah bersikap sangat dingin pada Jihan, sampai akhirnya menjadi sangat romantis dan lembut setelah bucin.

...******...

Annelise berjalan mengekori Bryan yang berjarak sekitar 3 meter di depannya. Langkah Bryan cukup lebar, membuat Annelise kesulitan menyesuaikan langkahnya. Terlebih dia memakai sepatu hak tinggi.

"Saya tunggu di sini Pak." Ujar Annelise sedikit keras, sebab Bryan hampir masuk ke dalam rumah untuk mengambil kunci mobilnya.

Bryan menoleh, menatap Annelise yang berdiri di samping pilar besar samping teras.

"Masuk.! Ada beberapa hal yang harus kita bicarakan tentang agenda kunjungan ke Batam.!" Titah Bryan.

Annelise memasang wajah keberatan, pasalnya semua orang sedang berkumpul di gedung aula samping rumah, jadi sudah pasti kondisi di dalam rumah tidak ada orang. Annelise khawatir di anggap wanita tidak baik oleh keluarga Bryan karna mau berduaan di dalam rumah itu.

"Boleh di bicarakan di teras saja.?" Tawar Annelise. "Semua orang ada di aula, saya takut,,,"

Bryan segera memotong cepat dengan nada ketus. "Kamu bahkan tidak menggairahkan sama sekali, jangan terlalu percaya diri mengira saya akan macam-macam.!"

Annelise melotot sebal, siapa bilang dia takut pada Bryan. Annelise bahkan yakin kalau Bryan pria aneh yang sulit tertarik pada perempuan, jadi tidak mungkin Bryan akan macam-macam.

"Maaf Pak, untuk yang satu itu saya sangat paham. Saya tau Pak Bryan tidak mungkin macam-macam pada wanita." Sahut Annelise, dia menekankan kalimat terakhirnya untuk membalas rasa kesalnya pada Bryan.

"Apa maksud kamu.?!" Sewot Bryan sambil melotot tajam. Perkataan Annelise terdengar seperti penghinaan dan menganggapnya tidak tertarik pada wanita.

Annelise mendengus kesal dan memilih diam.

"Cepat naik.! Tidak ada penolakan." Paksa Bryan, lalu kembali menaiki anak tangga untuk masuk ke dalam rumahnya.

Annelise setengah hati mengikuti Bryan masuk ke dalam rumah.

"Dari jutaan pria di kota ini, hanya ada satu manusia yang seperti Pak Bryan." Gumam Annelise pelan. Dia melihat sosok Bryan sebagai pria yang aneh.

1
#ayu.kurniaa_
.
Lusiana_Oct13
Gk tamat2 ni novel
17_7B_ Maria Luvena P.W
Luar biasa
17_7B_ Maria Luvena P.W
Lumayan
Fitri Zalfa
Luar biasa
Sur Tini
ceritanya cukup menarik
Marda Wiah
kenapa sih ceritanya di bikin seperti ini, ko kita kaum perempuan seperti direndahkan harga dirinya walaupun ini SDH jaman milenial kata orang2 biassa tapi kan sedih juga bacanya, Anne ko di posisikan di pihak yg lemah ga bisa bertindak apa2 padahal pintar hanya karena status dg bos nya seperti bumi dg langit
Marda Wiah
coba Anne perkarakan itu rumah, itu kan haknya warisan orang tuanya yang telah meninggal, kan umur Anne SDH ga butuh wali karena bukan SDH umur 17 THN , SDH bisa menentukan masa depannya sendiri, daripada menanggung hidup bibi sekeluarga tinggal gratis, mending uangnya di kumpulin buat sewa pengacara,
Marda Wiah
ini soal harga diri, Anne sangat menjaga itu. setiap orang punya prinsip hidup dan Anne berprinsip tak ada kontak fisik yg ekstrim sebelum halal
Nur Siti Sa'adah
Lumayan
Agustina Sri Widyawati
ada lanjutannya gak ya....
A Z I Z A H
sama2 punya komunikasi yg buruk
wajar klo sll salah paham...
ariesta arung
Luar biasa
Vivo Tuba
sbnrnya ini yg harus di tuai dari tanaman yang di tanam.....sbg kakak hrsnya bs menjadi contoh yang baik untuk adiknya bukan mlah sllu membuat mslh untuk adiknya efeknya anaknya tdk mau diatur oleh orang tua nya perbuatan buruk tdk boleh di jadikan bercanda
Annie Aqila
ehhhh udah tamat kah ini 🤔
Yanti Hafiza
Kecewa
Yanti Hafiza
Buruk
KEN LUBIS
Kecewa
KEN LUBIS
Buruk
Sulisbilavano
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!