Seorang wanita Jawa yang tangguh walaupun berasal dari keluarga biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diah wresti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tegar
WEGAH LARAATI tumbuh menjadi gadis yang sehat ,cerdas dan cantik serta cukup berani untuk ukuran anak perempuan....kadang banyak pertanyaan yang tak bisa aku jawab... salah satunya " Mak jare koncoku aku anak haram,opo Kuwi Mak anak haram?" matanya yang bening menatapku dengan tuntutan jawaban....aku hanya menghela nafas " suk... kalau kamu sudah agak besar nanti emak terangkan"...." halaaa Mak ... panggah...tetep aja jawab seperti itu.... di jelaskan ngono Lo Mak...Ben aku mudeng...ngerti opo iku artine"dia masih bersikeras untuk mendengarkan jawabanku..." Ayooo...Nang warung e lek Yas yooo...." aku mengalihkan perhatian nya..."Giaaah,...Mak e senengane ngapusi...bohong teruuuuus!!!!"...aku hanya bisa menghela nafas.karena aku merasa berat untuk bercerita dengan usia nya yang belum dewasa.
Suatu hari Yu Girah datang ke rumah dengan marah marah sambil mengandeng anaknya yang kecil" Ani....Aaaaan...." tanpa permisi dia masuk rumah...aku tergopoh-gopoh keluar dari Pawon...dapur...untuk menemuinya..." Kowe lek duwe anak dididik yang bener....Iki lihat kepalanya Rasid dipukul sama anakmu sampai bengkak ngene"....dan aku memang melihat kepala Rasyid berwarna biru..." sepurone Yu...Yen Ati nakal....piye le...sini dilihat bulek Ani....*" jawabku..." ora usah..." jawah yu Girah dengan marah..." aku pingin nyeples ae neng ati....bocah kok nuaakal e Ra umum"
" njiih yu...pangapuro e nggih..."
emak bapak ku datang dari sawah dan kaget lihat ada yu Girah serta anaknya.yang menngis." Lapo Iki kok rame?" "Iki Lo kang...anakku di balang....dilempar batu Karo putumu"
"sek....sek sabar...Yo aku lihat kalau anakmu kepalanya benjol...tapi kan mesti Ono sebab e to?"
" halaaaa kang putumu Kuwi meskipun perempuan nakal e mengalah kan anak laki-laki "
" tapi Ati ora tau menyakiti lek pancen anak itu tidak disakiti atau dia sakit hati ada yang mengejek " jawab bapakku
" piye to kang...wong jelas- jelas Ki anakku jadi korbannya putu smean kok...malah dibelani"....
" Yo ora mbelani...putuku memang salah...tapi ya ...di tanya dulu anaknya"
" Terus piye Iki?"
" Yo biar diantar Ani ...ke pak Mantri ...biar diobati"...sebelum kami berangkat...si Ati datang...sambil mengucap Salam dia memandang Rasyid yang menangis...kok ya masih usil mulusnya bilang " Lanang gembeng"...ya jelas saja si Rasyid tambah nangis...
Ati...di tarik tangannya sama Mbah utinya dan ibuku menempelkan jari di mulut nya tand disuruh diam...
" Nah ,ini anaknya sudah datang biar semua jelas ,ayo Nduk...kamu cerita kenapa kepala Rasyid sampai seperti itu?" tanya bapakku
" Rasyid bilang aku anak e genderuwo....ora duwe bapak....Yo aku jengkel...aku sudah bilang kamu bilang sekali lagi aku anak genderuwo aku lempar kamu pakai batu... Rasyid masih tetep bilang aku anak genderuwo...ya aku lempar sama batu....kan aku wes omong kalau omong lagi tak balang watu"...semua terdiam
" bener ngono Syd..." yu Girah bertanya...."iya Mak"...duuuh Kowe Iki ngisin-ngisin i emak ae..." yu Girah menyeret anaknya pergi dari rumah tanpa amit
" yu....yu...ayo Nang pak Mantri dulu...biar diobati" teriakku
yu Girah tetap pulang dan menyeret anaknya tanpa menoleh. Bapak ibuku hanya geleng-geleng kepala...melihat semua , terutama melihat tingkah cucunya.Aku mengajak Ati masuk kamar dan menasehati Suya jangan suka menyakiti anak lain...dan tetap dia menjawab" pokok aku ora di olok anak nggak punya bapak aku akan diam...tapi aku Yo wes sabar Lo mak...wes tak ingatkan...biar dia tidak bilang begitu....Jane aku kan Yo apik....sudah mengingatkan dulu sebelum aku marah" aku hanya melihatnya diam sudah tak bisa berkata apa-apa lagi.
Sebenarnya aku kasihan sama anakku dia dan kami sekeluarga selalu menjadi bahan ejekan dan omongan orang kampung ...tapi kami hnya bisa pasrah dan diam karena memang kenyataannya Anakku tidak mempunyai bapak.Dan semua orang didesaku juga tahu sebenarnya kalau Ati adalah cucu kepala desa Kenanga walau tidak diakui. Sekian tahun aku berjuang dengan emak bapak ku memberikan yang terbaik bagi Ati.Dan kabar mas Yono beberapa tahun yang lalu di sudah menikah,aku tak pernah berharap lagi karena perasaan ku sudah mati padanya....saat dia tidak menepati janji untuk datang waktu itu.Hidup seperti aku bukan hal yang mudah....banyak lelaki iseng yang datang untuk menggodaku...bahkan para perempuan didesaku sinis jika aku datang untuk berbelanja saja,Tapi aku tetap sabar...berfikir positif karena siapa yang tidak takut dengan perempuan muda dan aku berparas lumayan cantik untuk ukuran orang desa...kulitku sawi matang khas wanita Jawa...para pegawai desapun sering mencari alasan untuk bertemu denganku....dengan berbagai macam alasan....kalau sudah berani datang ke rumah aku akan bersembunyi dikamar yang akan menemui mereka emak bapakku. Jika dikatakan aku tidak butuh lelaki....aku bohong...diusiaku yang masih muda dan jelas butuh belaian laki-laki tentu saja hal ini terkadang menyiksaku,tetapi ada hal lain yang kadang lebih menakutkan bagiku...jika aku menikah , Bagaimana perilaku suamiku....bagaimana sikap dia ke Ati terutama....apa dia laki-laki baik dan mau mengakui Ati sebagai anaknya....apa dia juga tidak memiliki pikiran jelek saat Ati beranjak remaja dan dewasa....karena yang jelas mereka tidak ada hubungan darah....banyak pikiran buruk itu lah yang menyebabkan aku masih bertahan untuk sendiri sampai saat ini.
Ada hal yang masih terasa menyakitkan saat para laki-laki jika mendekati ku tapi tak ku respon mereka sering melontarkan kata-kata yang menyakiti perasaanku...misal" wong biasa murah aja sekarang jual mahal....punya anak nggak punya suami ..." aku hanya menghela nafas panjang dan menyabarkan hati. Kadang bapak dan emak juga bertanya mungkin aku mau menikah....aku jawab" mboten rumiyen pak....saya mau membesarkan Ati sampai dia mandiri dulu pak"
" bapak ora popo nduk, cuma Kowe juga ngerti , bagaimana omongan mereka ke kita terutama kamu, bapak ini merasa sakit hati siapa orang tua yang mau anaknya mengalami nasib seperti kamu tidak ada" Mata bapak menerawang kosong....sakiiit luar biasa yang aku rasakan karena kecerobohan ku sehingga menyakiti orng yang mencintai ku dengan sepenuh jiwa raganya....ya emak bapakku adalah orng tua yang hidupnya berputar antara sawah ladang dan rumah saja pikiran mereka sederhana dan polos apa yang terjadi mereka terima dengan hati ikhlas tanpa pernah berfikir untuk membela diri dengan trik dan intrik yang kadang membikin kita pusing sendiri.