Melati harus menjadi janda, sepeluh menit setelah ijab qabulnya.
Di saat yang bersamaan berita kecelakaan yang menimpa kakak nya menjadi salah satu penyebab diri nya harus kehilangan sosok ayah di dalam hidupnya.
Menjadi janda setelah ijab serta kehilangan ayah dan kakak serta kakak iparnya.
Bersama Ibu dan keponakannya
Melati pun memilih hijrah ke Ibu Kota untuk melanjutkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reindranovita Ristiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Hari Pernikahan
Satu minggu menjelang pernikahan mereka .
Ander dan Melati pun di suruh untuk berdiam diri di rumah dan sementara waktu tidak melakukan aktifitas pekerjaan mereka di restoran .
Sore itu setelah mengurus Adelia ,Melati pun kemudian menyiapkan makan malam untuknya dan juga Ibunya .
Sementara Adelia duduk manis di pangkuan neneknya .
"unda ,unda ,mau ,nyunyu ,"celoteh Adelia dengan gaya khas bocahnya .
Melati pun tersenyum menoleh kearah Adelia .
"Biar ibu saja yang buatkan " ucap bu Fatma .
"Tidak apa apa bu ,Melati udah selesai kok "sahut Melati ,kemudian gegas mengambil botol susu ,serta mengisinya dengan air panas kemudian air biasa lalu setelahnya di tuangkannya beberapa sendok susu sesuai takaran ke dalam botol tersebut .
Setelahnya di berikannya botol susu tersebut pada Adelia setelah larutan susunya tercampur sempurna .
Di bantu oleh neneknya Adelia pun menikmati susunya sambil di pangku oleh bu Fatma .
"Makan malamnya sudah siap bu "ucap Melati beberapa saat kemudian .
Tiba tiba saja terdengar suara ketukan dari arah pintu depan .
"Biar Melati saja yang membuka pintu bu "ujar Melati kemudian gegas menuju pintu .
Ceklek
A ,Ander "sapa Melati dengan nada gugup .
Di lihatnya Ander berdiri di depan pintu sambil menyodorkan sebuket bunga kehadapannya .
"Bu,bu,at aku ?"tanya Melati sambil menatap dan menerima buket bunga yang di ulurkan Ander kepadanya .
"Hmmm,untuk calon istriku yang paling cantik "sahut Ander mengurai senyum .
"Tsshh,gombal "lirih Melati dengan wajah bersemu merah .
"Siapa yang datang Mel ?"tanya bu Fatma sambil melangkah mendekat kearah Melati dan Ander .
"Sore bu "sapa Ander menundukkan kepala sopan .
"Nak ,Ander mari mari duduk ".
"Ohya ,mau ikut makan sekalian ?".
"Sudah makan belum ?".
"Ayo sekalian ikut makan ,Mel siapkan piring untuk nak Ander ".ucap dan titah bu Fatma .
Ander pun akhirnya mengikuti bu Fatma dan Melati .
Mereka pun menikmati santap malam mereka bersama .
Nak ,Ander kenapa bisa kemari ?".
"Bukankah sedang di pingit ?"tanya bu Fatma setelah mereka selesai menikmati santapan mereka dan sedang duduk mengobrol di ruang depan .
"Tidak apa apa bu ,hanya kangen dengan Adelia "jawab Ander sambil tangannya bermain dengan tangan Adelia yang sedang berada dalam pangkuannya ,tapi matanya melirik kearah Melati .
Bu Fatma pun hanya mengangguk mengerti .
"Kalau sama Melati ,kangen juga tidak ?"goda bu Fatma mengurai senyum menatap Ander dan Melati .
Membuat Ander pun hanya tertunduk malu .
Sementara Melati yang duduk di samping bu Fatma dan berhadapan dengan Ander hanya menunduk malu
"Kan ,sebentar lagi juga ketemu ,malah jadi pasangan halal lagi ,terhitung dari sekarang berarti tinggal kurang lima hari lagi kan "ujar bu Fatma mengurai senyum ke arah Ander .
"Ander hanya ingin melihat Adel ,bu "sahut Ander tersenyum kearah Melati lalu kemudian meliling Adelia yang sedari tadi di pangkunya .
Bu Fatma pun hanya tersenyum penuh arti menatap Ander dan Melati secara bergantian .
.
.
.
.
.
.
Waktu berlalu ,hari pernikahan Ander dan Melati pun tiba .
Semua orang sibuk dengan urusannya masing masing dalam mempersiapkan pesta pernikahan tersebut .
Pesta sederhana tapi mewah banyak tamu datang yang rata rata adalah relasi bisnis ,serta teman keluarga Ander .
"Selamat ya Mel "ucap Galuh yang hari itu juga datang bersama dengan Galih keduanya sama sama memberi selamat kepada pasangan berbahagia tersebut .
"Gendhis dan Gibran mana mbak ?".
"Kok enggak di ajak ?"tanya Melati sambil mengedarkan pandangan setelah menjawab ucapan selamat dari sahabat almarhum kakaknya tersebut .
"Ada di rumah kebetulan ,ibu mertua sedang main kerumah ,kangen sama cucu katanya "sahut Galuh menur setelah bercipika cipiki sebentar dengan Melati ,lalu setelahnya pun kemudian turun dari tempat pelaminan sebab di belakang sudah banyak yang antri ingin memveri selamat .
Melati pun mengangguk paham .
Pesta pun berlangsung dengan meriah .
Pun dengan acara ijab Qobul sebelum resepsi di mulai pun berjalan dengan lancar .
Ander pun dapat dengan lancar mengucapkan janji ijab Qobulnya dengan lancar hanya dengan satu kali tarikan nafas pria dan terdengar suara Sah setelahnya .
Malam pun mulai menjelang ,pun dengan tamu tamu sudah mulai jarang yang datang .
Beberapa orang yang masih lalu lalang pun juga sudah mulai berkurang .
Sementara itu di kamar pengantin .
Melati sedang melepaskan hiasan kepala nya dan meletakkannya di meja rias di dalam kamarnya .
Ander yang sudah selesai membersihkan diri pun kemudian menghampiri Melati dan membantunya melepaskan hiasan di kepala nya setelah hiasan di kepala terlepas semua ,Melati pun kemudian menuju kamar mandi untuk membersihkan diri .
Guyuran air hangat pun seketika merileks kan seluruh otot di tubuhnya terutama otot kaki nya karena seharian tadi dia berdiri ,menerima dan menyalami para tamu undangan yang datang mengucapkan selamat atas pernikahannya .
Sementara di sudut tempat nya berdiri bu Fatma memanjatkan doa agar pernikahan putrinya tersebut selalu di penuhi keberkahan dan kebahagiaan hingga akhir usia menjelang .
.
.
.
.
Melati pun selesai membersihkan diri ,menggunakan handuk kimono dia pun keluar perlahan dari dalam kamar mandi .
Menengok kiri dan kanan sebentar kemudian melangkah perlahan melangkah menuju ke arah almari yang terletak di sisi ranjang .
Di lihatnya Ander telah terlelap dalam tidurnya .
Sepertinya suaminya itu sangat kelelahan sekarang .
Mengurai senyum ,Melati pun kemudian mengambil baju ganti satu stel baju tidur bermodel piyama lengan panjang berbahan satin dengan warna merah maroon .
Setelahnya dia pun membawa baju tidur tersebut ke dalam kamar mandi dan menggantinya di sana .
.
.
.
.
Tengah malam menjelang ,Melati merasakan sebuah tangan melingkar di tubuhnya dari belakang .
Melatipun juga merasakan hembusan nafas menerpa tengkuk lehernya membuat Melati pun merinding karena nya .
Di putarkannya arah tubuhnya menghadap kearah Ander yang sedang tersenyum kepadanya .
"Ka,kamu kebangun ?"tanya Melati dengan menahan debar di dada sebab posisi wajah Ander yang begitu dekat dengan wajahnya .
"Kamu sendiri kenapa belum tidur ,hmmm ?"ucap Ander balik bertanya sambil membelai puncak kepala Melati dan menatap netra milik istrinya tersebut dengan lembut .
"A,a,aku kebangun karena hendak ke kamar mandi tadi "sahut Melati dengan nada gugup .
Ander pun hanya tersenyum lalu sedikit menjauh dari Melati ,memberi ruang pada Melati untuk beranjak bangun dan menuju ke kamar mandi .
"Nanti setelah dari kamar mandi ,kita laksanakan sunnah yang tadi sempat tertunda ya "ucap Ander dengan kerlingan nakal kearah Melati .
Sedang Melati pun hanya bisa menundukkan wajah menahan rona malu yang menyerangnya dan bergegas menuju kekamar mandi .
Sementara Ander hanya tergelak melihat tingkah laku Melati yang menurutnya begitu menggemaskan .
Detikpun mulai merambat menjelang fajar .
.
.
.
.
Ander pun menatap Melati dengan intens ,terlihat jelas rona malu yang terpancar dari raut wajah istrinya .
"Kita berdoa dulu ya "ucap Ander mengecup kening Melati sebentar .
"Bismillah, Allahumma jannibnaassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa".
"Artinya: Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau
anugerahkan kepada kami."doa ,Ander dan mengusapkan kedua tangannya kewajah sementara Melati pun melakukan hal yang sama dan mengaminkan doa suaminya tersebut .
Selebihnya ,terjadilah adegan dewasa yang tidak bisa di uraikan di sini .
.
.
.
.
.
.
Adzan subuh pun berkumandang ,membangunkan sepasang anak manusia yang nampak kelelahan setelah menunaikan tugas mereka tersebut .
Ander pun mengerjap kerjapkan kedua mata perlahan ,menetralkan kedua netranya dengan pencahayaan lampu yang baru saja Melati nyalakan .
"Bangun ,dulu mas habis itu kita sholat subuh berjamaah "ucap Melati yang sudah lebih dulu terbangun .
Ander pun menganggukkan kepala perlahan ,masih mengumpulkan nyawa nya yang belum terkumpul sempurna di badan .
Kedua netra Ander pun membulat sempurna saat tanpa sengaja matanya melihat setitik noda darah di atas sprei ,
Noda yang tak bisa di bilang kecil pun juga tak bisa di bilang besar .
Sebuah noda yang menimbulkan tanda tanya dalam benaknya
.
.
.
.
.
.
.
Melati baru saja tiba di restoran .
Saat kemudian chef Rahmat menghampirinya .
"Non ,Melati "sapa nya dengan sopan ,sedikit membungkukkan badannya ketika melihat Melati sudah datang di Restoran .
Demikian juga dengan pelayan restoran yang lain pun menundukkan kepala dan mengangguk sopan ,begitu pandangan mereka melihat Melati .
"Paman ,Chef ,?".
"Kalian ?".
"Ish ,apa yang kalian lakukan ?".
"Selamat datang kembali nona ".
"Saya ikut sedih ,mendengar kabar sakitnya ,putri non Melati ".
"Tapi ,saya juga ikut senang mendengar kabar rencana pernikahan non Melati dan tuan Ander ".ucap chef Rahmat .
"Saya doakan ,semoga si kecil segera sehat dan pulih kembali "ucap chef Rahmat penuh ketulusan .
"Terimakasih paman ,tapi Melati harap Paman tetap memanggil seperti biasa ,jangan di beri embel embel di depannya ".
"Bagaimanapun kita sama sama bekerja di sini paman ,jangan anggap Melati berbeda ".ucap Melati dengan nada sungkan .
Sungkan karena setelah mendengar berita rencana pernikahannya dengan Ander .
Chef Rahmat dan juga beberapa karyawan restoran ,lainnya bersikap hormat dan segan terhadapnya .
Padahal yang Melati mau ,mereka tidak berubah sikap terhadapnya .
"Non ,Melati duduk saja ,biar kami yang menghias kue itu "ucap Lasmi salah satu pelayan di restoran milik Ander .
"Tidak apa apa mbak ,saya enggak enak kalau hanya diam saja "sahut Melati ,sebab sedari tadi semua pekerjaan yang di pegangnya ,di minta pegawai lain ,sedang dia hanya di sarankan untuk duduk .
"Hmmm ,harum banget sih aroma nya ".
"Lagi bikin apa sih ?"tanya Ander yang tiba tiba sudah berada di belakang Melati ,dan memeluknya dari belakang tanpa sungkan .
Memang semenjak lamarannya di terima beberapa waktu lalu dan juga sudah di putuskan kapan mereka akan menikah .
Ander terlihat tidak canggung lagi menunjukkan kemesraannya di depan publik .
Sementara Melati akan semakin menundukkan wajahnya sebab pipi nya pun sudah merona ,sebab menahan rasa malu yang menyerangnya .
Terlebih ketika diam diam chef Rahmat dan beberapa pegawai yang akrab dengannya menggodainya .
Ander menyaksikan Melati yang sedang sibuk menghias kue ,menunggu wanitanya itu selesai dengan pekerjaannya ,lalu kemudian segera menarik perlahan tangan kanan ,Melati ,begitu perempuan itu meletakkan alat hias yang di genggamnya ke atas meja.
"Paman ,tolong letakkan kue buatan istriku ini di lemari pendingin pribadi ku ya ".
"Jangan pajang di etalase "ujar Ander bernada perintah ,lalu dia pun menarik pelan tangan Melati dan mengajaknya keluar restoran .
Chef Rahmat pun mengangguk dan menunduk sopan ,mendengarkan perintah atasannya dengan seksama .
Lalu kemudian ia pun melangkah menuju ruang kerja Ander ,sambil membawa kue yang baru di buat oleh Melati tersebut dan meletakkannya di lemari pendingin di ruang pribadi Ander yang ada di ruang kerja nya tersebut .
Setelahnya chef Rahmat pun kembali sibuk dengan pekerjaannya .
.
.
.
.
.
.
.
Ander menghentikan laju mobil nya di depan sebuah butik yang cukup ternama .
Ya ,Melati tau hal itu karena sekali waktu dia pernah membaca berita tentang butik yang saat ini dia datangi di beberapa portal media online .
Selain itu oma Sukma juga bilang kepadanya bahwa untuk urusan busana pengantin nanti ,mereka sudah mempercayakannya pada pemilik dan pengelola butik tersebut .
Sepertinya ,keluarga oma Sukma sudah sering mempercayakan masalah busana pada pemilik butik tersebut .
"Selamat datang tuan Ander "sapa bunda Anne ,pemilik sekaligus pengelola butik tersebut dengan ramah ketika melihat Ander datang mengunjungi butik miliknya .
Ander pun tersenyum ramah lalu memperkenalkan Melati kepada pemilik butik.
Setelah berbasa basi sebentar pemilik butik tersebut kemudian membawa Melati untuk mencoba beberapa busana pengantin yang sudah bunda Anne siapkan untuk pelanggan Gold platinumnya tersebut .
Sebab sebelumnya oma Sukma sudah menghubungi nomer selular pribadi Anne ,perihal kedatangan Ander dan calon istrinya .
Itulah kenapa bunda Anne sendiri yang menyambutnya ,begitu melihat mobil Ander terparkir di halaman butik miliknya .
Sementara Anne menemani Melati menjajal busana pengantinnya ,Ander pun duduk di sofa vip sambil membuka dan membaca beberapa majalah fashion yang memang sengaja di letakkan di rak samping kursi ,untuk membunuh kebosanan pelanggan yang sedang menunggu pasangan nya mencoba busana yang mereka inginkan ,atau sekedar berkeliling melihat hasil rancangan pemilik butik yang nyatanya hasil rancangannya telah di minati dan di pakai oleh banyak artis ,dan juga sering di peragakan model di sebuah ajang peragaan busana baik dalam atau pun luar negeri .
Bersambung
untung si Clarissa nolak.
lierrrr
ko di kmr