Tujuh tahun lalu saat masih duduk di Universitas Viona Natasya menyukai seorang pria.
Dia pria itu Bernard Antonius, pria yang dianggap keluarganya sendiri seperti sampah.
Pria bertato yang tidak dicintai keluarganya. Viona selalu diam-diam memperhatikan dari jauh.
Saat itu usia Viona baru tujuh belas tahun. Dan Bernard berusia dua puluh enam tahun.
Dan sekarang dia bertemu kembali dengan pria itu, dan menjadi suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Istriku memang yang terbaik.
Viona memeriksa kulkas mencari bahan untuk makan malam suaminya.
Dia mengeluarkan beberapa bahan mentah. Viona memutuskan untuk memasak dua menu masakan buat makan malam suaminya.
Ayam saus mentega dan brokoli tumis bawang.
Dengan cepat Viona mengerjakan bahan-bahan yang akan di masaknya, memotong dua fillet dada ayam menjadi enam potong.
Bernard memperhatikan istrinya sangat lihai dalam memasak, dia tampak kagum cara tangan Viona begitu cekatan mengerjakan bahan-bahan masakannya tersebut.
Wangi masakan Viona mulai tercium beberapa saat kemudian.
Bernard menelan air liur, menahan lapar yang dari tadi sudah ditahannya.
Dalam lima belas menit masakan Viona selesai, sungguh cepat.
Bernard mengakui istrinya sangat ahli dalam memasak, dia tidak ingin orang lain merasakan masakan istrinya.
Hanya dia saja yang akan menikmatinya, istrinya adalah miliknya, jadi hanya dia saja yang berhak.
Viona menyendok nasi ke dalam piring Bernard, lalu memberikan nya ke depan Bernard.
Meletakkan masakannya yang telah selesai, ayam saus mentega dan brokoli tumis bawang.
Karena sudah malam Viona membuat jus wortel untuk diet suaminya.
Bernard makan sangat lahap, dia begitu cepat memakan makanan yang masih panas itu.
Ini benar-benar sangat enak sekali, pikir Bernard mengunyah makanannya dengan cepat sampai mengeluarkan bunyi.
Meminum jus nya dengan sekali teguk, dan kemudian bersendawa begitu puasnya.
Viona hanya termangu saja melihat suaminya menghabiskan makannya dengan cepat, piring bersih mengkilat.
Semua habis tidak ada yang tersisa, sangat bersih.
Sebegitu laparnya kah dia? pikir Viona merasa bersalah, berarti tadi dia pergi keluar tidak ada makan malam di luar.
"Sangat enak, lezat sekali!" kata Bernard dengan puas, "Istriku memang yang terbaik...aku sangat suka..mau masak apa pun, sangat enak sekali!"
Viona tersenyum mendengar pujian suaminya itu, dia merasa bangga juga karena bisa memasakkan makanan buat Bernard.
Semenjak Ibunya meninggal Viona memang sudah mulai pandai memasak. Dia belajar memasak saat mulai remaja.
Dan sesekali dia memasak untuk Ayah dan Kakaknya kalau Bibi tidak ada dirumah.
Bernard membawa piring kotor nya ke wastafel pencucian piring.
"Aku yang cuci piringnya" kata Bernard.
"Baik" jawab Viona tersenyum.
Dia membersihkan bahan-bahan sisa yang mengotori meja dapur dan meja makan dapur.
Setelah selesai Bernard mencuci piring kotor, dia memeluk istrinya tersebut dari belakang.
"Terimakasih istriku...besok pagi aku mau kalau kamu yang memasakkan sarapan untuk kita ya?" gumamnya di telinga Viona.
Viona tersenyum mendengar permintaan suamiku tersebut.
"Oke!" jawab Viona mengangguk.
"Sudah jam sebelas malam...ayo kita ke kamar untuk istirahat!" kata Bernard lalu menggendong Viona.
"E..eh!" Viona terkejut tiba-tiba di angkat Bernard.
"Kamu sudah capek memasak buat makan malam ku, aku yang akan melayani Nyonya Bernard sekarang!" kata Bernard mengecup pipi istrinya.
Viona merasa malu dibuat suaminya tersebut, dia mengalungkan tangannya ke leher Bernard.
Viona memasukkan wajahnya keceruk leher Bernard, dia malu kalau berpapasan dengan Pelayan Mansion melihatnya malam-malam di bopong suaminya.
"Jangan malu istriku, kamu adalah Nyonya rumah ini...jangan malu untuk menunjukkan kasih sayangmu pada suami sendiri" bisik Bernard ditelinga Viona, dia tersenyum lucu melihat tingkah istrinya yang malu-malu kucing.
Bernard kemudian membawa Viona keluar dari dapur, seolah tubuh Viona sangat ringan Bernard membawa istrinya tersebut dengan langkah yang tenang.
Bernard mendorong pintu kamar dengan badannya yang tegap, menutup nya kembali dengan mendorong dengan punggung nya.
Bersambung.....