Seorang wanita muda bernama Ayuna berprofesi sebagai dokter Jantung yang berdinas di rumah sakit pribadi milik keluarganya, dia terpaksa dijodohkan oleh orang tuanya karena dia lebih memilih karir dibandingkan dengan percintaan.
Sebagai orang tua. tentunya sangat sedih karena anak perempuannya tidak pernah menunjukkan laki-laki yang pantas menjadi pasangannya. Tidak ingin anaknya dianggap sebagai perawan tua, kedua orang tuanya mendesaknya untuk menikah dengan seorang pria yang menjadi pilihan mereka. Lantas bagaimana Ayuna menyikapi kedua orang tuanya? Mungkinkah ia pasrah menerima perjodohan konyol orang tuanya, atau melawan dan menolak perjodohan itu? ikuti kisahnya hanya ada di Novel toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Modal Nekat
Dengan bermodalkan nyali, Allard dan Mega mendatangi kediaman Alexander. Mereka berdua sudah sepakat untuk melamar Ayuna demi keselamatan nyawa dari orang tuanya.
Mega hanya berharap setelah Ayuna menjadi bagian dari keluarganya, membuat Ane terbangun dari komanya.
"Permisi," ucap Allard dengan memencet bel yang ada di sebelah pintu.
"Iya, sebentar," jawab seorang maid yang ada di kediaman Alexander.
Pintu terbuka dan tersenyumlah maid pada mereka berdua.
"Ada yang bisa kami bantu nyonya?" tanya Maid dengan menunduk hormat pada tamu.
"Iya, saya datang ke sini mau bertemu dengan Tuan Alexander, atau keluarganya yang lain," jawab Mega.
"Apa sudah ada janji dengan beliau?" tanya Maid.
"Belum, kami belum ada janji. Tapi kedatangan kami serius, kumohon, izinkanlah," ucap Mega.
"Baiklah nyonya. Kalau begitu silahkan nyonya masuk, saya akan memanggil tuan Alexander untuk menemui nyonya," jawab Maid.
"Iya, terimakasih."
Mega dan Allard akhirnya memutuskan untuk segera masuk menuju sofa yang ada di ruang tamu.
Pikiran mulai ketar-ketir. Rasa nervous mulai menyelimutinya.
"Allard! Apa mereka bisa menerima semua ini dengan mudah?" tanya Mega.
"Sepertinya tidak Ma. Tapi tenang saja, kita datang ke sini dengan niat yang baik, semoga saja keburukan akan menyingkir. Aku melakukan semua ini demi orang tua, bukan untuk diriku sendiri. Semoga saja pengabdianku pada orang tua, akan dijabah olehnya," celetuk Allard.
"Ya, semoga saja nak, semoga saja semuanya bisa berjalan dengan baik," gumam Mega.
Rasa takut bercampur aduk menjadi satu. Bingung akan melakukan apa jika saja Alexander dan Martha bersikeras tidak mau menjodohkan putranya dengan cucu mereka.
Allard yang melihat Mamanya ketakutan, dia pun mencoba untuk menenangkannya.
"Ma! Mama tolong jangan bersikap seperti ini. Jangan tunjukkan wajah cemas Mama pada mereka. Kedatangan kita ke sini dengan niatan bIk-baik Ma, kalaupun mereka menolaknya, aku yakin, ada orang yang akan membela kita," tutur Allard.
"Maksud kamu apa Allard?" tanya Mega.
"Ayuna. Ayuna tidak akan tinggal diam melihat kita dipermalukan oleh keluarganya. Gadis itu sangat baik Ma, aku sangat yakin kalau dia akan bantuin kita. Jadi Mama tenang aja dulu sampai kita bisa berhadapan langsung sengat keluarga Alexander."
Allard memegang tangan Mega mencoba untuk menenangkan orang tuanya yang masih tersisa untuknya.
Tidak selang berapa lama, Alexander dan Martha datang dengan menaruh muka bencinya menatap tidak suka pada Allard dan juga Mega.
"Mau apa kalian datang ke sini? Kalau kehadiran kalian hanya untuk mengemis, mendingan kalian lekas pergi!"
Martha menyentak keras pada kedua tamunya dengan menunjuk ibu jarinya ke arah pintu.
Allard dan Mega masih tenang, dengan hinaan yang disampaikan oleh Martha padanya.
"Nyonya! Tuan. Kedatangan kami ke sini dengan maksud yang baik. Kami mohon, tolong duduklah terlebih dulu. Jangan menghina kami seperti pengemis, itu tidak baik," jawab Allard.
"Lantas, kedatanganmu dengan maksud apa? Kalau untuk berbasa-basi, mendingan lekas pergi."
Martha mengusirnya kembali dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Apa kalian masih budek, kalau dibilang pergi ya pergi! Jangan seperti ini. Kalian bener-bener keluarga kolot yang tidak tahu malu," pungkas Alexander ikut-ikutan mencecar mereka berdua.
Suasana gaduh di ruang tamu, membuat satu persatu keluarga Alexander datang untuk melihat apa yang tengah terjadi.
Ayuna yang memang tidak sedang berdinas, dia ada di rumahnya. Dia buru-buru keluar setelah mendengar ada keributan di dalam mansion.
"Kak! Ada apa di luar?" tanya Ayuna pada Nilam, kakak perempuannya.
"Tau tuh Oma. Bentak-benrtak tamu. Udahlah dek, nggak usah ikut campur, yang ada nanti kita akan kena marah," celetuk Nilam.
"Ya nggak bisa begitu kah Kak. Kalau emang kedatangan tamu baik-baik, dan di bentak-benrtak macam itu sama Oma, rasanya sangat tidak manusiawi, kalau kita hanya diam saja," jawab Ayuna.
"Tapi dek.... Yang kita hadapi itu Oma, dan juga Opa. Kita bisa berbuat apa untuk menolong mereka," sahut Ayuna.
"Sudah kak! Aku mau lihat dulu. Siapa tamu yang sudah dimaki-maki sama Oma, aku tidak ingin keluarga ini jelek di luar. Karena dengan menunjukkan sikap kasar pada tamu, itu sama aja dengan menghancurkan diri kita sendiri," jawab Ayuna.
"Lantas apa yang akan kamu lakukan untuk menolong mereka?" tanya Nilam.
"Menghentikan perdebatan ini."
"Ayuna langsung bergegas ke ruang tamu untuk melihat siapa yang telah dimaki-maki oleh Martha.
Sedangkan keluarga yang lain, masih berdiri terbengong dengan sikap Ayuna yang berani.
Bahkan Lidya sendiri tidak berani bertingkah, dia hanya mematung dan was-was akan putrinya yang akan melawan Oma dan juga Opanya.
Melihat keberadaan Allard dan Mega di rumahnya, Ayuna membulatkan bola matanya. Merekalah yang sudah membuat Omanya naik darah.
"Oma! Apa yang sudah Oma lakukan?" tanya Ayuna mendekat pada Omanya.
"Diam kamu," sentak Martha pada Ayuna.
"Oma! Mereka tamu di sini. Mereka dateng dengan niat yang baik, kenapa Oma malah bentak-benrtak mereka," pungkas Ayuna memberikan teguran pada Omanya.
"Dateng baik-baik kamu bilang? Setelah putranya menghina kamu di muka umum. Apa kamu nggak malu dipermalukan seperti itu oleh keluarga mereka?"
Martha berbalik memberikan teguran pada Ayuna.
"Iya, aku memang sakit hati saat dihina oleh putranya. Tapi bukan berarti, orang tuanya disangkut pautkan kayak gini Oma," jawab Ayuna.
"Oma nggak boleh gitu. Nyonya Ane kembali kritis itu juga karena ulah Oma. Oma sudah mendorong dan berkata kasar pada nyonya Ane. Beliau nggak salah Oma, beliau hanya orang tua yang ingin menjodohkan anaknya denganku saja. Kalau toh anaknya menolakku, itu juga bukan kesalahan nyonya Ane," cercah Ayuna langsung menyudutkan Martha.
Martha melotot pada Ayuna. Dengan berpura-pura baik hati membelanya, tapi malah disudutkannya.
"Eh! Ayuna. Kamu itu cucu saya. Nggak seharusnya kamu bersikap seperti itu pada Oma. Hanya karena membela orang tidak tau diri seperti ini, kamu dengan beraninya menyudutkan Oma."
Martha beralih berkacak pinggang sembari melotot pada Ayuna.
"Oma! Aku nggak ada niatan untuk menyudutkan Oma. Aku hanya tidak ingin Oma melakukan hal yang salah. Biar bagaimanapun juga, mereka itu tamu. Dan tamu itu wajib untuk dihormati, bukan malah dimaki-maki seperti ini," cercah Ayuna.
"Di sini, posisiku bukan untuk menyudutkan Oma dan membela tamu. Di sini aku hanya ingin, memberikan saran, agar Oma bisa menghormati orang lain. Apa Oma nggak malu, setelah kejadian ini, keluarga kita tercemar keburukannya di luar sana, terutama di rumah sakit. Masalah sekecil apapun, bakal beredar luas kalau satu orang menyebarkannya. Apa Oma paham dengan ucapanku ini," celetuk Ayuna.
Martha terdiam, tidak membentak ataupun membantah Ayuna.
Alexander sendiri juga baru sadar, kalau kelakuannya dan juga istrinya bakal beredar di media massa, dan itu akan berpengaruh pada profesionalnya.
"Martha! Sebaiknya turuti saja apa yang dikatakan oleh Ayuna. Jangan kau maki-maki mereka di rumah kita. Kamu coba untuk bisa menerima kenyataan, kalau keluarga kita memang tidak boleh dianggap tidak bermoral oleh orang luar. Jadi terimalah kehadiran tamu yang tak diundang ini."
Alexander memberikan penuturan pada istrinya, Martha mengerutkan keningnya membatin, 'Apa yang sudah terjadi pada Alexander, kenapa dia tiba-tiba berubah patuh pada Ayuna?'