Bahira Isvara Aisyah, dia gadis cantik bercadar yang berkulit putih dan bermata lentik.
Aisyah di jodohkan oleh orang tua nya saat memasuki usia dua puluh tahun, saat dirinya baru menggelar status nya sebagai mahasiswa di fakultas negeri disalah satu kota metropolitan.
namun siapa sangka, suaminya yang bernama Abimana Satya Nugraha menolak mentah-mentah kehadiran Aisyah.
Lalu bagaimana dengan Cinta Aisyah?
Apakah Aisyah akan tetap menerima pria itu yang baru saja sah menjadi suaminya?
atau bahkan akan meninggalkan suaminya?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Aisyah By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
**Cinta Aisyah***
Cinta ini, tulus dan suci,
Akan selalu menjadi milikmu,
Seperti embun pagi yang setia,
Menghiasi daun dengan kelembutan***.
***
"Mau kemana ?" tanya Abi tanpa melihat ke arah Aisyah.
"A-Aku mau ke kamar." sahut Aisyah dengan suara sedikit gemetar.
"Bersiaplah, mama menyuruh kita pulang untuk makan malam. Jangan lupa bawa pakaianmu beberapa, karena kita akan menginap satu malam disana." kata Abi yang kemudian beranjak menuju kamarnya meninggalkan Aisyah yang masih berdiri seperti patung.
***
Kini kedua pasangan pengantin itu sudah dalam perjalanan menuju kediaman keluarga Atmaja. Cukup lelah bagi keduanya untuk menuju kediaman orang tua Abi, karena perjalanan cukup jauh membutuhkan waktu satu jam untuk sampai.
Beberapa saat kemudian Mobil mewah itu sudah sampai di halaman rumah mewah Tuan Adam Surya Atmaja. Keduanya sudah di sambut dua asisten rumah tangga dan juga asisten yang lain nya.
"Selamat siang Den, siang Non." sambut bi Inah, Art yang sudah mengabdi selama lima belas tahun sejak abi masih balita.
"Selamat Siang .." sahut Aisyah.
Namun Abi hanya menganggukan kepalanya singkat.
"Mama sama Papa dimana bi ?" tanya Abimana masih berdiri di dekat mobil di dampingi Aisyah.
"Tuan sama Nyonya ada di taman belakang Den, sudah menunggu kedatangan Aden dari pagi." sahut Bi inah.
"Oke bi terimakasih, tolong bawa semua barangku ke kamar ya Bi."
Abi kemudian berlalu pergi sendirian tanpa mengajak Aisyah untuk ikut masuk. Namun saat baru sampai di ambang pintu, Abi celingukan mencari keberadaan istri nya itu tidak ada di samping nya. Setelah membalikkan tubuhnya Abi menghembuskan nafasnya kasar.
"Huufftt manja sekali wanita itu." gumam Abimama.
"Apa kau akan berdiri disitu sampai tahun depan ?" suara Abi sedikit kesal karena kelakuan Aisyah yang tidak di ajak maka dirinya akan diam saja.
Mendengar suara Abi yang bergetar membuat para Art disana bergidik ngeri, terutama Aisyah. Bi Inah yang tahu langsung mengajak Aisyah masuk dengan lembut.
"Ayo masuk non, Tuan dan Nyonya sudah menunggu."
"I-iyaa bi." sahut Aisyah gugup, karena setelah Abi bicara, dia langsung meninggalkan Aisyah masuk tanpa menunggunya.
"Yang sabar ya non, Den Abi memang seperti itu, tapi dia penyayang keluarga." Bi Inah kembali mengajaknya ngobrol agar Aisyah tidak lagi gugup.
"Ah iya bi, makasih yaa." sahut Aisyah lembut.
***
Kini di taman, Tuan Adam dan istrinya yang bernama Vina Almeera yang biasa di panggil mama Vina menyambut Abimana dengan ceria.
"Eeeh anak mama, menantu mama mana ? Kok sendirian ?" Mama Vina celingukan mencari keberadaan Aisyah yang tak ada di samping Abi.
"Dia di depan." sahut Abi merasa malas jika sudah ada yang menyebut nama Aisyah.
"Kok di biarin di depan sih. Kasian dong mantu mama." kata mama Vina kesal meninggalkan Abi dan melangkah pergi.
"Bapak sama anak sama saja ! Hufft." Gerutu mama Vina lagi sambil mencari Aisyah.
Sedangkan sang papa masih duduk santai meminum kopi panas nya. Dan hanya melihat interaksi dua orang dihadapan nya. Saat tersadar, Abi langsung menyapa sang papa.
"Apa kabar pa ?" tanya Abi langsung menyalami papa Adam dan duduk disampingnya, tanpa memperdulikan mama nya yang masih mengomel.
"Papa baik nak, kamu dan Aisyah apa kabar ?" sahut papa setelah Abi duduk di sampingnya.
"Aku baik pa." jawab Abi singkat tanpa menambah nama Aisyah disana.
***
Mama Vina kemudian melangkah lebar mencari Aisyah, saat baru sampai di ruang keluarga, mama Vina sudah melihat Aisyah di dampingi oleh bi Inah dan langsung menyambutnya.
"Eeeh.. menantu mama." dengan nada senang dan bahagia setelah melihat Aisyah.
Aisyah yang sudah melihat ibu mertuanya langsung menghambur mencium tangan mama Vina dengan penuh sopan santun.
"Assalamualaikum bu." sahut Aisyah masih menggenggam tangan mama Vina.
"Waalaikumsalam, kok manggil nya ibu. Mama dong sayang, biar sama kayak Abimana." kata Mama Vina tersenyum senang melihat Aisyah.
"Masuk yuk ? Mama tunjukin kamar Abi." Ajak mama Vina langsung di angguki oleh Aisyah.
"Bi, siapin jajan yang spesial buat Aisyah ya ?" tambah nya lagi.
"Iya Nyah." sahut Bi Inah menundukan tubuhnya dan berlalu pergi ke dapur untuk menyiapkan beberapa camilan untuk Aisyah.
Setelah sampai di kamar Abimana, Aisyah dibuat kagum dengan tampilan yang unik dan elegan. Aisyah begitu terpana melihat kamar Abi yang besar, disertai balkon yang luas untuk duduk santai jika Abi membutuhkan ketenangan disana.
"Naah.. ini kamar Abi, kamu bisa merapihkan pakaian mu disana dengan pakaian Abi, ini kamar mandi nya, dan itu meja rias, mama sengaja belikan kemarin untuk mantu kesayangan mama ini." kata Mama Vina panjang lebar mejelaskan semua tata letak yang berada dikamar itu.
Aisyah yang sangat di sayang oleh mertuanya merasa bersyukur, karena mempunyai mertua sebaik mama Vina.
*Ini khayalan Author yang ingin sekali mempunyai mama mertua yang menyayangi menantunya seperti anak sendiri. Jangan ngiri sama Aisyah ya*
Setelah selesai memberikan petunjuk yang berada di kamar Abi, mama Vina langsung mengajak Aisyah sekedar mengobrol santai di sofa yang berada di pojokan kamar.
"Kamu sudah makan belum sayang ?" tanya mama Vina.
"Sudah mah, tadi mampir makan siang dulu dengan mas Abi." sahut Aisyah lembut dan menunduk.
"Jangan malu-malu sama mama Aisyah, anggap saja mama ini Umi kamu."
"Iya mah, " lagi-lagi singkat jawaban Aisyah.
"Oh iya, gimana perlakuan Abi sama kamu Aisyah ? Apa dia perlakukan kamu dengan baik ?" selidik mama Vina yang sudah tahu kelakuan anak semata wayangnya itu.
"Baik kok mah."
"Ah yang bener ? Apa Abi pernah bentak kamu ?" tanya mama Vina lagi.
"Nggak kok mah. Mas Abi gak pernah bentak Aisyah." sahut Aisyah menatap sendu ibu mertua nya.
"Baiklah, bilang sama mama jika Abi berani macam-macam sama kamu." tekan mama Vina pada Aisyah dan langsung di angguki oleh Aisyah.
"Eheem.."
Mama Vina dan Aisyah langsung menoleh ke sumber suara. Dan ternyata Abimana sudah berada di ambang pintu mendengarkan obrolan mereka berdua yang layaknya ibu-ibu arisan jika sudah berkumpul.
"Eeeh.. anak mama, sudah selesai ngobrol sama papa ?" tanya mama Vina yang tau tatapan Abi.
"Sudah." Jawab singkat Abi.
"Ya sudah kalau begitu mama keluar dulu ya Aisyah, panggil mama jika kamu membutuhkan sesuatu, nanti mama tunjukan."
"Iya mah terimakasih." sahut Aisyah singkat kembali menunduk.
Mama Vina kemudian bangkit dari sofa yang berada di kamar Abi melewati Abimana yang masih setia berdiri tegak, saat baru di depan pintu, mama Vina kembali membalikkan tubuhnya dan bicara pada Abi. Abi yang tau mamanya bicara langsung berbalik menatap sang mama.
"Abi. Jangan bikin mantu kesayangan mama menangis. Kamu akan berhadapan dengan mama jika sampai itu terjadi !" ancam mama Vina dan kembali melangkah sambil menutup pintu kamar Abi.
...----------------...
Bersambung...
***
Hay para pembaca setia.. Maaf ya baru sempat update.. Jangan lupa like komen nya.. Kasih rating tertinggi yaa..
See you 😘🤗
kk hadiah satu cawan kopi ☕ utk Rahma