Sebelum meninggalkan Kenanga untuk selamanya, Angga menikahkan Kenanga dengan sahabatnya yang hanya seorang manager di sebuah bank swasta.
Dunia Kenanga runtuh saat itu juga, dia sudah tak punya siapa-siapa lagi di dunia ini selain Angga, dan kini Kakaknya itu pergi untuk selama-lamanya.
"Dit, gue titip adik gue. Tolong jaga dia dan sayangi dia seperti gue menyayanginya selama ini" ~Angga ~
"Gue bakalan jaga dia, Ngga. Gue janji" ~ Aditya ~
Apa Kenanga yang masih berada di semester akhir kuliahnya bisa menjadi istri yang baik untuk Aditya??
Bagaimana jika masa lalu Aditya datang saat Kenanga mulai jatuh cinta pada Aditya karena sikap lembutnya??
Bagaimana juga ketika teman-teman Aditya selalu mengatakan jika Kenanga hanya istri titipan??
Lalu, bagaimana jika Aditya ternyata menyembunyikan latar belakang keluarganya yang sebenarnya dari semua orang??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri titipan
Anga turun dari ojek online yang ia pesan. Anga memang memilih pulang sendiri dari pada menerima tawaran dadi Aldo.
"*Aldo, kalau kamu mau kita temanan kaya dulu nggak papa. Tapi kalau nganterin pulang, maaf aku ngga bisa*"
"*Kenapa Nga*??"
"*Aku sudah menikah dan aku nggak mau menyakiti hati suamiku*"
Kalau dulu dia sering berharap kalau Aldo akan mengantarnya pulang. Tapi sekarang, Anga sudah bersuami. Meski belum ada cinta di antara mereka, tapi Anga tetap menjaga dirinya.
Dia tidak mau mengecewakan Aditya yang sudah begitu baik kepadanya. Sudah sepatutnya Anga menjaga jarak dari lawan jenis karena statusnya saat ini.
Anga masuk ke dalam rumahnya yang masih sepi. Aditya tentu belum pulang jam empat sore begini.
Anga menatap ke setiap sudut ruangan. Rumah yang di kontrak Aditya itu memang kecil, tapi terlihat rapi, bersih dan nyaman.
Masih kurang apa sebenarnya, Anga yang sudah tak punya apa-apa, kemudian di bawa Aditya ke rumahnya yang menurutnya lebih dari cukup daripada tidur di jalanan. Belum lagi Aditya yang begitu perhatian dan selalu bersikap baik padanya.
Anga melirik sapu yang ada di dekat pintu dapur. Antara yakin dan tidak yakin, Anga mulai mengambilnya.
"Harus dari mana dulu?? Dari belakang ke depan, apa depan ke belakang??" Anga menggaruk kepalanya.
Anga mulai melakukan pekerjaannya menurut instingnya saja. Bukan hanya menyapu, dia juga mengepel lantainya, dan membersihkan dapur.
"Huffff, capek juga ternyata"
Anga duduk setengah berbaring di sofa ruang tamu. Membutuhkan waktu dua jam bagi Anga untuk melakukan tiga hal itu.
"Lama juga ya?? Tapi nggak papa Anga, ini kemajuan yang bagus" Puji Anga pada dirinya sendiri.
Dia juga terlihat sumringah karena hasilnya tidak begitu mengecewakan.
"Sekarang tinggal nunggu Mas Adit pulang. Aku mandi dulu aja deh"
Anga segera beranjak dari sofa. Hari juga sudah hampir maghrib. Jadi Anga memutuskan untuk membersihkan dirinya dulu.
Di tempat lain....
Aditya kembali berkumpul dengan sahabat-sahabatnya setelah tiga hari tidak bertemu.
"Wahh, pengantin baru akhirnya kelihatan juga batang hidungnya" Celetuk Riski saat Aditya baru datang.
"Sorry, gue sibuk. Biasa mau akhir bulan" Aditya duduk di antara Wira dan Nanda. Sementara Duwi, Diah dan Riski ada di depannya.
"Sibuk sama kerjaan apa sama istri??" Goda Nanda.
"Ya pasti sama istri bocilnya itu. Namanya juga masih anak-anak. Kalian kan juga tau gimana dia dari dulu. Selalu di manja sama Angga, pasti sekarang tambah parah karena nggak ada pembantu yang melayaninya"
Semua menatap ke arah Diah. Mereka heran kenapa Diah tiba-tiba bersikap seperti itu pada Anga. Padahal dulu Diah tidak pernah menyenggol adik dari sahabat mereka itu.
"Apa maksud kamu Diah?? Sekarang Anga itu istriku, jadi wajar kalau aku mengurus istriku"
"Iya iya, kamu memang wajar kok ngurusin istri istri titipan kamu itu"
"Istri titipan??" Nanda tidak tau maksud Diah mengatakan Anga itu istri titipan.
"Ya kan kalian tau kalau Angga menitipkan adiknya sama Adit buat jadi istri Adit. Apa namanya coba kalau bukan istri titipan??"
"Hahahaha...." Nanda tertawa dengan keras dengan di iringi dengan senyum mengejek dari Diah.
Sementara Aditya hanya diam. Dia tidak ingin Diah merembet kemana-mana kalau dia meladeninya.
"Jangan keterlaluan Yah" Bisik Duwi yang sudah melihat wajah Aditya berubah masam.
"Biarin aja, emang kenyataannya gitu kok" Diah mengedikkan bahunya dengan acuh.
"Gimana keadaan Anga sekarang Dit??" Wira mencoba mengubah topik pembicaraan mereka. Terutama mengalihkan semuanya dari ucapan Diah tadi yang sudah keterlaluan.
"Namanya juga di tinggal keluarga satu-satunya, Anga pasti masih sedih sampai sekarang. Dia masih sering nangis kalau aku nggak sengaja menyinggung Angga. Tapi yang aku lihat, dia cukup tegar" Meski Anga jarang sekali menangis di hadapannya, tapi Aditya tau kalau Anga pasti sering menangis di belakangnya.
"Tapi gimana sama lo Dit??" Riski prihatin dengan keadaan Anga. Tapi dia juga merasa kasihan pada Aditya yang sekarang harus menikahi wanita yang tidak ia cintai.
"Gue?? Gue kenapa emangnya??"
"Ya lo kan nikah sama dia karena terpaksa. Lo nggak cinta sama dia. Kalian juga nggak kenal dekat"
"Kalau masalah cinta, itu bisa datang kapan aja Ris. Yang penting gue ikhlas menjalani pernikahan ini"
"Ya ikhlas lah Ris. Apalagi dapatnya model Anga. Walau masih bocil tapi dia cakep, bodynya mantap. Ya nggak Dit" Nanda menimpali Aditya dengan cepat.
Aditya sungguh tidak nyaman dengan omongan sahabat-sahabatnya itu. Tapi dia tidak mau langsung terbawa amarah pada mereka. Karena kalau Aditya sampai lepas kendali, bukan dia yang menjadi sasaran amarah sahabatnya, tapi Anga.
Mereka malah semakin mengolok-olok Anga, dan Aditya tidak mau sampai itu terjadi.
"Yang lo bilang bocil itu istri gue sekarang Nan. Lo nggak seharusnya memuji istri sahabat lo sendiri di depan orangnya langsung!!" Aditya menegur Nanda dengan halus. Agar tak terlihat jika dia cukup tersinggung dengan ucapan Nanda.
"Sorry Dit, gue cuma bercanda doang!!" Nanda menunjukkan dua jarinya pada Aditya.
"Gue pulang duluan, mau mampir ke suatu tempat dulu"
"Wah yang udah ada istri, jadi nggak betah lama-lama nongkrong kaya dulu lagi ya?? Kangen istri ya??" Goda Duwi tanpa bermaksud apapun.
"Bisa aja lo Wi" Aditya memakai jaketnya lebih dulu.
"Eh Dit, lo tau nggak kalau Mayang bentar lagi balik??"
Aditya yang sedang mengancingkan jaketnya mendadak berhenti. Dia menatap Diah dan yang lainnya dengan penuh tanya.
"Jadi lo nggak tau??" Dari wajah Aditya yang terlihat terkejut. Diah menebak kalau Aditya tidak tau apa-apa tentang kembalinya sahabat mereka yang satu lagi itu.
"Enggak, lagian mau apa?? Balik ya balik aja" Sahut Aditya kembali membetulkan jaketnya.
"Lo yakin Dit. Lo nggak mau tau alasan dia balik buat apa??" Dia masih terus menahan Aditya dengan pertanyaannya.
"Itu urusan dia buka gue!!" Jawab Adit dengan acuh.
"Tapi Dit, dia itu..."
"Gue balik dulu ya!!" Aditya langsung memotong ucapan Diah sebelum wanita itu bisa menahannya lagi.
"Oke Bro hati-hati. Jangan lupa besok kita ada jadwal futsal!!" Teriak Riski.
"Iya, gue nggak lupa!!" Sahut Adit dari kejauhan.
Aditya memilih pulang dulu karena dia sudah tidak nyaman berada di sana. Selain itu dia juga memikirkan Anga yang pasti saat ini sudah ada di rumah.
Mendadak Aditya mengulas senyum tipisnya ketika mengingat istri kecilnya yang menggemaskan itu.
Wajah masamnya tadi kini berubah cerah secerah matahari pagi walau sekarang sudah sore menjelang malam.