Diam dan nikmati saja kehidupanmu yang sekarang! Wanita miskin sepertimu bukankah hanya menginginkan harta dari orang kaya sepertiku!
Kata-kata itu yang selalu Calista dengar setiap hari dari suaminya saat ia menginginkan kebebasannya.
Calista adalah gadis miskin yang dipersunting oleh seorang tuan muda kaya raya.Namun rupanya pernikahan yang ia dambakan akan indah hanya jadi khayalannya saja.
Nyatanya dia terkurung dalam sangkar emas milik suaminya.
Hidup bergelimang harta tak membuatnya bahagia.
Hinaan, cacian,bahkan kata-**** ***** selalu Calista dengar dari mulut suaminya.
Akankah Calista bisa bebas dari jerat suaminya,akankah dia bisa keluar dari sangkar emas suaminya?
Simak kisah selengkapnya..
Haii readers,minta dukungannya ya untuk karyaku yang terbaru.Semoga karyaku yang ini bisa bersinar dan menghibur kalian semua..🫰🫰🫰🫰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CL 16 Berteman
Setelah cukup lama pergi kini haris pulang dengan membawa beberapa makanan dan juga beberapa helai pakaian.
" Makanlah aku sudah makan dibawah!"
Haris meletakan makanan sekaligus paperbag yang ia bawa.
" Sebanyak ini?" Calista mengerutkan keningnya gak percaya jika haris memintanya untuk memakan semua makanan yang ia bawa.
" Kalau perutmu memang muat." kekeh haris.
" Ck,aku bukan karung yang muat diisi makanan sebanyak ini." Sungut Calista.
" Oh ya siapa namamu?" tanya haris.
" Calista."
" Namamu terlalu indah,itu sangat tidak cocok denganmu." cibir haris membuat Calista menggerlingkan matanya.
" Ayo makan kenapa cuman dilihatin saja,aku susah payah membelinya dan itu semua makanan dari restoran mahal." Ucap haris lagi-lagi membuat Calista memutar bola matanya dengan malas.
" Apa kamu sudah terlahir dengan sifat sombong sedari kecil?" sungut Calista membuat Haris terkekeh.
" Aku haris,oh ya itu ada beberapa pakaian dan pakaian dalam untukmu.Aku tidak tau berapa ukuranmu jadi harap dimaklumi kalau tidak pas karna aku hanya mengira-ira saja." Ucap haris membuat Calista hampir keluar bola matanya.
Detik berikutnya Calista membekap mulutnya tak percaya karena apa yang haris bawakan diluar pemikirannya.
Tiga buah Bra dengan ukuran yang pas sesuai apa yang Calista pakai dan juga underwear berukuran sama dengan warna berbeda-beda.
" Astaga ini kenapa pas sekali dengan ukuranku." Batin Calista.
" Mengapa menatapku demikian?" sungut haris.
" Ngaku gak! Kenapa semua ukurannya sama,jangan-jangan kamu..."
" Woy! Kamu tidak semenarik itu sampai aku harus memperhatikan apa lagi melihat semua sesuai dengan apa yang ada dalam otak kamu.Mesum!" Sungut haris membuat Calista terkekeh.
" Terimakasih atas kebaikanmu.Aku janji suatu saat nanti aku pasti akan membalas semua kebaikan kamu.Aku anggap aku berhutang sama kamu,seumur hidupku aku takan pernah melupakan semua jasa-jasa kamu."
Wajah Calista tertunduk saat mengatakan semua itu.Mungkin jika tidak ada Haris ia tak tau lagi apa yang akan terjadi kepadanya.
" Sudahlah,aku tidak mempermasalahkan apa yang sudah aku berikan.Lagipula kita memang harus saling tolong menolong,aku tidak tau apa yang akan aku lakukan jika berada dalam posisimu saat ini.Namaku Haris,maukah kau berteman denganku?"
Haris mengulurkan tangannya dan disambut dengan baik oleh Calista.
" Terimakasih haris,oh ya boleh aku minta satu lagi bantuan kamu?" tanya Calista.
" Hem,ngelunjak nih.Baru dibaik-baikin udah ngelunjak,dasar yaa cari kesempatan aja."
" Maaf haris tapi kalau kamu memang sudah menganggap ku teman berati kamu siap dong bantu aku."
" Hem sudah aku duga,kamu memanfaatkan pertemanan untuk merepotkanku! Tidak tau malu!" Ucap haris namun sama sekali tak membuat hati Calista tersinggung.
" Haris tolong Carikan aku pengacara,aku ingin berpisah dengan suamiku."
" Apa! Kamu yakin dengan keputusan itu?"
" Sangat yakin Haris."
" Baiklah,nanti akan aku usahakan.Oh ya sementara ini kamu tinggal disini dulu.Maaf jika aku tidak bisa menemani kamu stiap hari karena aku harus bekerja.Nanti siang akan ada asisten rumah tangga yang akan membantu kamu.Sekarang aku harus pergi karena aku sudah sangat terlambat." ucap haris sembari memakai hodie yang sempat ia lepas semalam.
" Haris!"
Panggil Calista saat haris hendak melangkah menuju pintu.
" Astaga aku lupa!" Haris lantas pergi kekamar lain dan keluar dengan membawa kursi roda.
" Ini bekasku dulu,aku juga sempat cidera dibagian kaki karena kecelakaan.Aku menggunakan kursi roda ini selama dua bulan.Ini masih bagus dan kamu bisa memakainya,jangan hawatir ini gratis karena aku tidak akan meminta uang sewa." papar haris sementara Calista memutar bola matanya dengan malas mendengar ucapan Haris.
" Terimakasih haris,bantu aku naik keatas kursi roda itu." Calista mengulurkan tangannya dan Haris meraihnya.
Tanpa aba-aba haris menggendong Calista dan meletakkan diatas kursi roda.
" Terimakasih haris." Lirih Calista.
" Sama-sama.Aku pergi dulu,jaga diri baik-baik.Jangan kemana-mana sebelum ada artku yang datang." Setelah mengatakan itu haris lantas pergi dari apartemennya dan langsung menuju kekantor karena kebutlan dimobilnya haris selalu membawa baju kantor untuk jaga-jaga jika ada hal darurat.
...****************...
Kediaman Akbar.....
praaang brak brak duaaaar
Akbar melempar semua barang yang ia lalui dan bisa dijangkau dengan kaki atau tangannya.
" Mmmm mm ." terdengar erangan dari Clara yang masih terikat ditepian tangga.
" Sial! Semua ini gara-gara kamu wanita brengsek!" bentak Akbar dengan mata merah.
Clara sama sekali tak berani menatap wajah Akbar karena takut akan kemarahan Akbar semakin meledak-ledak.
Sreeeettttt
Akbar menarik paksa kain penutup mulut Clara.
Haaah haaah
" Kamu benar-benar keterlaluan Akbar! Bagaimana bisa kamu menyiksaku begini hanya karna wanita kampungan itu!"
Plaaak plaaak
" Tutup mulutmu jalang! Wanita kampungan itu istriku dan apa urusanmu hingga kamu bisa mengatakan hal itu kepadaku!" Sentak Akbar.
" Buka mata kamu Akbar,ada aku disini! Tidakkah kamu sadar aku melakukan ini karena aku sangat mencintai kamu! Aku tidak ingin membagi cintaku dengan wanita itu,dia tak sepadan denganku,dia tak pantas bersaing denganku.Dia hanya wanita kampung dan kamu sampai begini hanya karna aku membuatnya pergi!" racau Clara.
" Diam!" bentak Akbar.
...****************...
Hiks hiks
" Padahal keberadaanya saja tidak tau dimana.Bagaimana bisa Akbar melampiaskan kepada kita.Anak durhaka,anak tidak tau diri dia mengorbankan kita demi dirinya sendiri." Isak Karlina.
Tangan dan kakinya terus bergerak kesana kemari karena harus membereskan kekacauan yang dibuat oleh menantunya.
" Calista kemana ya Bu,kenapa dia tidak pulang kerumah kita.Nak,kamu masih punya kami kamu kemana nak? Seperti apapun kondisinya harusnya kamu pulang kerumah bukan kabur.Pintu rumah selalu terbuka untukmu putriku." gumam sarkum.
" Ibu malah berharap Calista tidak akan pernah kembali.Anak kurang itu sudah membuat rumah kita hancur."
" Bu,kita punya rumah seperti ini juga berkat dia.Walau bagaimanapun dia putri kita Bu,jangan bersikap seperti itu.Kalau ada apa-apa dengan dia apa ibu tidak merasa sedih!" pungkas sarkum.
Semenjak kedatangan Akbar yang mengatakan bahwa Calista kabur fikirannya lantas tak bisa berhenti untuk tidak memikirkan putri sematawayangnya.
Hatinya sedih memikirkan keberadaan putrinya yang kabur dari rumah suaminya.
Berbeda dengan Calista,saat ini Calista baru saja selesai dimandikan oleh Nori.
Asisten rumah tangga sekaligus merangkap menjadi suster yang mengurus Calista atas perintah Haris.
" Nah sekarang nyonya sudah lebih segar dan wangi." Ucap Nori saat tengah menyisir rambut Calista yang masih setengah basah.
" Terimakasih ya mba Nori,saya tidak enak malah.Saya kan cuman minta tolong antar kekamar mandi,mba Nori malah bantu saya mandi.Maaf ya mba,oh ya jangan panggil nyonya gak pantes rasanya,panggil saja saya Calista.
"Masya Allah udah cantik,sopan,baik pula." puji mba Nori.
bersambung dulu gais .....
Maaf baru update, jangan lupa kasih gift,vote,like dan komen yang banyak ya gais....😘😘😘😘