"Jika aku harus mati, maka aku akan mati karena Allah dan kembali pada Allah, bukan menjadi budakmu."
"Hati - hati Jingga, Semakin tinggi kemampuanmu, maka semakin Allah akan menguji dirimu. Tetaplah menjadi manusia yang baik, menolong sesamamu dan yang bukan sesamamu."
"Karena semakin tinggi kemampuanmu, semakin pula kamu menjadi incaran oleh mereka yang jahat."
Dalam perjalanan nya membantu sosok - sosok yang tersesat, Rupanya kemampuan Jingga semakin meningkat. Jingga mulai berurusan dengan para calon tumbal yang di tolong nya.
Dampak nya pun tidak main - main, Nyawa Jingga kembali terancam karena banyak sosok kuat yang merasa terusik oleh keberadaan Jingga. Jingga semakin mengasah dirinya, tapi apakah dia bisa kuat dan bisa menolong mereka yang meminta bantuan nya? sementara nyawanya sendiri juga terancam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 16. Ilham di tembak.
Jingga duduk di sofa kamar nya sambil memandangi layar ponsel nya, ia sekarang sedang melakukan panggilan video dengan Ilham. Ia masih menghapus air matanya karena sedih setelah di tinggal oleh teteh putih.
"Udah dek.. Jangan sedih terus, kan teteh udah ketemu tempat yang baik." Ujar Ilham, dia sedang menghibur Jingga yang masih saja sedih.
"Iya.." Gumam Jingga, lalu menghapus air matanya. Ilham tersenyum karena Jingga masih saja memiliki hati yang sangat lembut bahkan pada makhluk yang sudah tidak bernafas.
"Makan gih, ntar sakit loh kamu nggak makan - makan, udah malem ini." Ujar Ilham, tapi Jingga menggeleng.
"Nggak laper, bang." Ujar Jingga.
"Gani bilang kamu abis bantuin ngurus kesurupan masal di sekolah, ya? Kok bisa ada kesurupan masal dek, padahal dulu nggak pernah ada gituan." Ujar Ilham.
"Oh iya bang, aku lupa ngomong abang soal kesurupan masal itu." Ujar Jingga, ia pun duduk dengan tegak dangan serius sekarang.
"Kenapa?" Tanya Ilham karena Jingga terlihat sangat serius.
"Aku ketemu sama sosok perempuan tua yang memiliki aura sangat gelap, dia sangat jahat karena aku liat dia udah bunuh banyak orang, dan sosok ini juga yang udah bikin kerasukan massal di sekolah bang." Ujar Jingga.
Jingga pun menceritakan apa yang sudah terjadi di sekolah nya, ia menceritakan semua detail nya pada Ilham bahkan jingga juga menceritakan tentang sosok perempuan tua yang seolah mengincar dirinya. Ilham pun menjadi sangat khawatir sekarang, dari cerita yang Jingga sampaikan sudah jelas sosok itu memang seakan mengincar Jingga.
"Tapi kenapa dia ngincer aku bang? Padahal aku nggak pernah nyinggung orang." Ujar Jingga.
"Mungkin dia ingin menguasai kamu, karena kamu memiliki keistimewaan. Atau bisa juga dia kiriman orang yang nggak suka sama kamu, kamu bisa bilang papa soal ini, karena ini bahaya banget dek." Ujar Ilham.
Memang benar, tidak mudah menjadi Jingga, dia memiliki ke istimewaan dan tentu banyak yang mengincarnya, baik itu manusia atau yang Ghoib. Karena selain Jingga menolong jiwa yang tersangkut atau tersesat, ia juga sudah menyinggung mereka yang jahat karena Jingga menyelamatkan korban nya.
"Iya ntar aku bilang papa" Ujar Jingga.
"Bang, sore tadi.. aku juga mimpi aneh." Ujar Jingga.
"Mimpi apa emang nya, dek?" Tanya Ilham, di seberang sana Ilham sedang bersiap - siap menggunakan jaket.
"Aku mimpi balik kerumah nya mendiang mama Delima, bang. Terus aku ketemu bang Raka di sana." Ujar Jingga, Ilham langsung tertegun dan menghentikan aktifitas nya.
"Padahal aku nggak pernah mimpi in bang Raka selama bertahun - tahun ini, tapi sore tadi aku mimpi ketemu bang Raka." Ujar Jingga.
Ilham diam mencerna ucapan Jingga, dia yakin ada yang tidak beres dengan Jingga tapi apa itu dia juga tidak tahu. Ilham pun tersenyum pada Jingga agar Jingga tidak begitu memikirkan nya.
"Itu mah cuma bunga tidur aja dek, lain kali kalo udah sore jangan tidur, jadi mimpi nya aneh - aneh." Ujar Ilham, ia tak mau Jingga terus memikirkan mimpi aneh nya.
"Hmm.. iya juga sih, paling cuma mimpi ya, bang." Ujar Jingga dan Ilham mengangguk.
"Abang udah mau pergi, ya?" Tanya Jingga.
"Hm, abang mau nganter temen abang." Ujar Ilham.
"Ya udah, hati - hati di jalan ya bang." Ujar Jingga daan Ilham tersenyum.
Panggilan pun di akhiri, Ilham langsung mengirimi ayah nya pesan tentang mimpi Jingga, dia tahu Jingga pasti tidak akan menceritakan pada ayah nya kerena dia tidak mau ayah nya menjadi banyak pikiran karena ayah nya juga sibuk bekerja.
Ilham jadi merenung setelah mendengar Jingga bercerita bertemu Raka, ia juga sangat kehilangan sahabatnya itu. Seandainya Raka masih hidup, pasti persahabatan mereka masih hangat seperti waktu di masa sekolah dulu.
"Bro, ayo." Ujar Saif.
Melihat Ilham tak merespon, Saif pun mendekat dan mendapati Ilham sedang melamun. Saif menepuk pundak Ilham sampai Ilham sedikit terkejut.
"kesambet lu ntar.." Ujar Saif, Ilham pun menghela nafas nya karena kaget.
"Asem lu." Celetuk Ilham.
"Ayo buru, ntar si princess nya nungguin kelamaan loh." Ujar Saif, entah siapa yang di maksud princess.
Mereka berdua akhir nya pergi keluar, ternyata tidak jauh - jauh dari apartemen tempat Ilham tinggal. Di sana ada sebuah taman dengan daun kering yang bertebaran dan berjatuhan, di sana sedang musim gugur.
Ilham dan Saif melihat seorang gadis bule yang sedang duduk di tempat duduk taman, sangat cantik dengan mata biru dan rambut pirang nya dan gadis itu bangun dari duduk nya dengan senyum manis saat melihat Ilham.
"Ilham.." Panggil nya dengan nada suara yang khas orang bule.
Ilham sama sekali tak tersenyum, dia mempertahankan wajah datar nya.
"Hi Kate." Justru Saif yang menyapa gadis bule itu.
"Saif, kamu ikut??" Gadis cantik bernama Kate itu berbicara menggunakan bahasa Indonesia, dengan nada yang masih tidak fasih.
Kate sedikit kecewa karena Ilham membawa Saif, padahal dia berharap hanya Ilham saja yang datang menemuinya
"Eee.. Iya." Sahut Saif canggung.
"Ada apa Kate?" Tanya Ilham, Kate pun melirik Saif yang masih saja berdiri di sebelah Ilham.
"Saif, boleh aku bicara dengan Ilham, berdua?" Ujar Kate pada Saif.
"Sure, aku tunggu di sana." Ujar Saif, lalu pergi. Tapi Saif masih bisa melihat Ilham dan Kate yang masih berdiri berhadapan.
"Coba, anak itu dingin banget sama Kate, padahal Kate baik dan cantik banget." Gumam Saif.
"Ilham, aku mau bicara sama kamu." Ujar Kate.
"I mean, aku ingin mengatakan sesuatu sama kamu." Kate membenarkan ucapan nya.
"Aku minta maaf, Kate. Aku sudah tahu apa yang ingin kamu katakan, dan aku tidak bisa." Ujar Ilham, dia lebih dulu bicara.
"What!?" Kate sampai sudah kehabisan kata - kata lebih dulu.
"Jangan memiliki rasa lebih padaku, Kate. Aku hanya menganggapmu sebagai rekan dan teman." Ujar Ilham. Kate berkaca - kaca mendengar nya.
"Bagaimana- bagaimana bisa kamu bicara seperti itu dengan perempuan, Ilham? Thats so Rude." Ujar Kate.
"I know, tapi aku lebih baik bicara terus terang dari pada membuatmu memiliki perasaan lebih padaku. Aku di sini untuk belajar sungguh - sungguh, bukan untuk mencari pacar." Ujar Ilham.
Kate meneteskan air matanya sambil tersenyum miris, dia tidak menyangka Ilham menolak bahkan sebelum dia mengucapkan isi hatinya.
"Why?? apakah karena aku bukan satu keyakinan sama kamu? Aku bisa pindah keyakinan dan mengikuti kamu jika kamu mau." Ujar Kate dia masih tidak menyerah.
"Jangan! Jangan pernah mengatakan itu, Kate." Ujar Ilham sambil menggelengkan kepalanya.
"Jangan pernah kamu goyah dengan keyakinanmu hanya karena alasan cinta pada seseorang, aku juga tidak akan melakukan nya. Jangan pernah kamu berubah keyakinan jika itu hanya untuk seseorang, berubahlah jika hatimu memang menginginkan nya."
"Jadi apa?? Apa yang buat kamu nggak mau terima aku? Aku bahkan belajar bahasa Indonesia untuk kamu." Kate sedikit terisak.
"Aku sudah memiliki seseorang yang aku sukai." Sahut Ilham Kate pun diam tanpa kata.
"Tapi kenapa kamu baik sama aku?" Ujar Kate.
"Baik itu bukan berarti aku mencintai kamu, Kate. Aku baik pada semua orang, tidak hanya padamu. Jangan terlalu jauh mengambil kesimpulan, karena kamu akan terluka sendiri pada akhir nya." Jeda..
"Baik adalah bagian dari diriku, Jahat juga mungkin bagian dari diriku. Karena aku sudah mematahkan hati gadis baik sepertimu." Ujar Ilham.
Kate terduduk dan menutup wajah nya dengan kedua tangan nya, dia menangis tersedu - sedu di taman yang sudah mulai berangin.
"Jangan berharap lagi padaku, Kate.Tetaplah jadi teman, kamu gadis yang baik, pasti akan menemukan pria yang baik juga." Ujar Ilham, ia tak bergeming sedikitpun dari posisi nya bahkan setelah Kate sudah menangis.
Ia hanya berdiri di depan Kate dengan kedua tangan nya yang di masukkan kedalam saku jaket, sambil menatap Kate yang menangis.
"Boleh aku tahu siapa dia?" Ujar Kate, dengan wajah basah nya.
"Bukan dari angkatan kita, dia dari negaraku." Sahut Ilham.
"Apakah dia cantik?" Tanya Kate.
"Sangat cantik." Sahut Ilham.
"I see.. Maaf sudah membuat hal konyol ini, Ilham." Ujar Kate, dan Ilham mengangguk.
"Hm. Pulang lah, dingin di luar." Ujar Ilham.
Ilham hendak pergi, tapi Kate masih saja tidak percaya dan penasaran, ia pun bangun dan mencekal tangan Ilham.
"Boleh aku melihat fotonya?" Tanya Kate.
Ilham sedikit tertegun lalu terdiam, Kate pun tersenyum karena mengira Ilham hanya berpura - pura sudah memiliki pacar.
"Kamu bohong kan, Ilham? Kamu belum punya pacar." Ujar Kate.
Ilham mengeluarkan ponsel nya dari saku, lalu menunjukan layar wallpaper nya pada Kate, Kate pun kembali diam. Kate melihat foto gadis cantik, Jingga.
BERSAMBUNG...
Bakar aja skalian dgn rumahnya. Jangan kasih kesempatan idup, berbahaya tuh orang
pokok Ny Makasih 😍,
Msh Ada 2 Jones Belum Ada Jodoh Ny tu