Jika benar yang dikatakan jodoh adalah cermin diri, bolehkah aku meminta mendapatkan jodoh yang lebih dari diriku?, karena aku adalah insan yang fakir ilmu,aku ingin mendapatkan seorang imam yang bisa menuntunku sampai ke surga Nya nanti.
pernikahan selalu di ibaratkan sebuah kapal, keselamatan penumpangnya di gantungkan pada Nahkoda nya, mampukah Nahkoda nya membawa kapalnya selamat hingga ke dermaga yang di tuju?.
Lalu bagaimana jadinya jika sebuah pernikahan yang terjadi karena sebuah keterpaksaan karena sebuah permintaan? apakah pernikahan itu akan bertahan? sedangkan yang berada di dalam nya tak saling kenal?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa perkenalan
Sejak dari central cafe,Kiara tak pernah lagi datang ke tempat itu, ia seakan mengurung dirinya di dalam asrama,hanya sesekali ia keluar untuk berbelanja kebutuhan pribadinya, seperti saat ini ia sedang berada di salah satu pasar tradisional yang berjarak tak terlalu jauh dari asrama nya,ia berbelanja untuk keperluan nya esok pagi.
Sebelum berbelanja Kiara memutuskan membeli beberapa kotak nasi untuk ia bagikan pada anak-anak jalan dan pengemis,Kiara sedih mengingat setelah meninggalnya Angga ia tak sekalipun mengadakan Doa bersama untuk sang Abang,atau biasa di sebut takziah,Kiara hanya bertakziah seorang diri di dalam kamar asrama nya,itu semua karena memang mereka dalam perantauan dan juga mereka tidak memiliki tempat tinggal pribadi.
Kiara merasa perasaan nya sedikit lebih, kesedihan nya juga sedikit berkurang setelah sesaat berinteraksi dengan para anak jalanan yang menurutnya bernasib lebih menyedihkan dari dirinya,Kiara walaupun kini tinggal sebatang kara,tapi kedua orang tuanya masih meninggalkan nya tabungan yang cukup lumayan besar,begitu pula dengan sang Abang,terlebih saat ini ia mendapatkan beasiswa,ia hanya butuh untuk mempertahankan nya.
Sedangkan para anak jalanan itu, kebanyakan dari mereka bahkan ada yang tidak bersekolah,terpaksa harus tidur di kolong jembatan,bangku taman atau di teras toko,tak jarang mereka terjaring razia satpol PP,hal itu semakin membuat Kiara menyadari bahwa dirinya lebih beruntung dari mereka,maka seharusnya ia lebih bersyukur dan tak harus mengeluh.
Kiara memutuskan untuk langsung menuju pasar, dengan di temani beberapa anak jalanan yang menyambut nya dengan sangat baik, mereka bahkan terlihat begitu terharu dengan perhatian Kiara,terlebih saat Kiara berjanji akan berusaha mengajari mereka belajar.
Esok pagi adalah hari pertama Kiara dan para calon mahasiswa baru melakukan masa perkenalan mereka, atau lebih di kenal dengan PKKMB( pengenalan kehidupan kampus bagi Mahasiswa Baru),dan biasanya akan berlangsung selama lima hari, tergantung kebijakan fakultas masing-masing.
Kiara membeli apa saja yang harus ia bawa esok pagi,semua syarat itu di informasikan di grup WhatsApp angkatan mereka,yang di koordinasi oleh para panitia orientasi calon mahasiswa baru.
Kiara juga tak pernah berkomunikasi dengan para sahabat almarhum Abang nya, kiara bahkan tak tau jika mereka masih berstatus sebagai mahasiswa,hanya dengan Ida Kiara beberapa kali berbalas pesan,dan Kiara bersyukur mengenal Ida yang memang sangat baik dan perhatian.
Pagi-pagi sekali Kiara sudah beberes semua yang harus ia bawa,tak lupa ia meminum susu hangat nya dan juga memakan sepotong roti.
Kiara memakai kemeja putih dan rok hitam,Kiara meninggalkan asrama nya bersamaan para maba yang akan mengikuti masa orientasi.
" Kamu di fakultas apa?" tanya seorang wanita pada Kiara,saat keduanya akan menuruni tangga,wanita manis dengan rambut sebahu,ia juga satu asrama dengan Kiara,itu artinya mereka sama-sama mahasiswi jalur beasiswa.
" Saya di fakultas Farmasi,kamu?" tanya Kiara Setelah menjawab pertanyaan wanita tersebut.
"Wah... ternyata sama,aku juga di fakultas farmasi,semoga kita satu unit ya,oh ya kenalkan nama ku Sasa" ucap wanita itu ramah.
" Saya Azkiara, panggil Kiara aja,kamu di kamar no berapa?" tanya Kiara, keduanya terus jalan beriringan menuju pintu samping asrama,melewati sebuah taman kecil untuk menuju gerbang kampus.
" Aku di sebelah kamar kamu,kamu sih ga pernah keluar" jawab Sasa lucu.
Kiara tersenyum, keduanya menuju lapangan sesuai perintah panitia orientasi yang memang sudah berada di depan gerbang untuk mengintruksikan kepada para calon mahasiswa baru.
Seperti kampus lain pada umumnya,semua para calon mahasiswa baru,mereka di kumpulkan di sebuah lapangan milik kampus,berbaris rapi setelah semuanya mengeluarkan apa saja yang harus mereka bawa.
Kiara dan Sasa duduk bersisian, bersama yang lain mendengarkan instruksi para panitia, mendengar sesi penyampaian materi dari para dosen pembina, dan memperkenalkan pada mereka beberapa hal mengenai kampus, selanjutnya hingga sesi hiburan.
Hari pertama perkenalan berjalan lancar,Kiara dan Sasa tidak mendapatkan kendala yang sulit, begitupun dengan yang lainnya, beberapa hukuman kecil sempat dirasakan oleh teman-teman mereka yang lain,dan itu mereka anggap sebagai hiburan semata.
Begitulah seterusnya hingga hari terakhir,Kiara dan Sasa ternyata satu unit, keduanya merasa sangat bahagia dan hubungan mereka juga sudah lumayan dekat,Sasa bahkan berencana akan mengajukan pindah kamar ke kamar Kiara, karena memang seharusnya setiap kamar di isi oleh dua orang.
Kiara dan Sasa serius mendengar beberapa pengumuman tentang rencana acara penutupan PKKMB mereka,namun keseriusan mereka terusik dengan bisikan-bisikan para mahasiswa baru ,juga para senior mereka.
" Ya Tuhan...cakep banget kakak tingkat itu"
" Ya ampun...kok pada kayak pangeran sih"
" Duh cakep banget sih senior itu,meleleh gue liat nya"
" Beneran cakep banget sih,ga salah kalau mereka itu di juluki pangeran kampus"
Itulah beberapa bisik-bisik yang Sasa dan Kiara dengar, membuat Sasa ikutan penasaran dengan sosok yang menurutnya menghebohkan tersebut,berbeda dengan Kiara yang terlihat tak begitu perduli dengan kehebohan di sekitarnya.
" Oh my God...Kiara...cakep banget,sumpah...spill opa-opa Korea blasteran pangeran Dubai,...ternyata bener gosip yang beredar,ada senior kita yang cakep banget " oceh Sasa heboh.
" Yang ciwi-ciwi nya juga pada growing banget gitu,jadi insecure kan aku nya" tambah Sasa lagi.
Kiara menggeleng mendengar kehebohan teman barunya itu,tak jauh berbeda dengan beberapa temannya saat di pesantren, walaupun mereka santri, tetap saja bakal heboh kalau udah ngeliat cowok bening.
sementara di bagian paling depan,semakin riuh saat ketua panitia mulai mengatakan bahwa salah satu dari senior yang baru datang adalah ketua BEM kampus tersebut.
Sasa semakin heboh saat pria yang di sebut sebagai presiden mahasiswa itu menaiki podium dengan wajah datar namun sungguh mempesona.
" Kiara...oh..my God baby..jantung gue" keluh Sasa genit.
" Sasa...ih...jangan genit gitu dong, malu kalau sampai kedengaran yang lain, nasehat Kiara.
" Kamu itu terlalu cuek sih,makanya kamu itu coba lihat sebentar ke depan" omel Sasa pada Kiara, karena gadis itu terlihat tak juga merespon kehebohan teman-teman nya.
" Apaan sih?" tanya Kiara jadi penasaran dengan sosok yang di hebohkan Sasa dan yang lainnya.
Kiara mengangkat wajahnya menatap ke depan,melihat sosok yang menjadi penyebab utama kericuhan.
Deg...
Jantung Kiara serasa berhenti berdetak,bukankah itu orang-orang yang katanya sahabat Angga Abang nya? Kiara sampai mengucek matanya untuk memastikan bahwa penglihatan nya tidak bermasalah.
" Cakep banget kan?" tanya Sasa memastikan, karena ia melihat Kiara yang tampak bengong.
" Memangnya siapa mereka Sa?" tanya Kiara penasaran.
" Itu yang lagi bicara itu Presiden mahasiswa kita, temen-temennya itu para anggota inti BEM, mereka itu idola kampus ini" jawab Sasa cepat.
" Oh.." Kiara menanggapi singkat, rasanya ia masih sangat lemah untuk merespon selebihnya, mengingat siapa salah satu dari mereka, rasanya Kiara begitu berharap untuk tak lagi bertemu dengan mereka, khusus nya yang menjabat sebagai presiden mahasiswa tersebut.
" Kok cuma Oh doang?" tanya Sasa tak percaya saat melihat respon Kiara.
" Terus...aku harus apa? ikutan sorak-sorai gitu? Biar semakin heboh,ga penting banget juga kan" jawab Kiara tenang.
Sasa mengangguk kaku, mendengar alasan Kiara,apakah tenan barunya itu tidak menyukai lawan jenis? Atau memang ia sukanya dengan yang se frekuensi? mengingat Kiara mantan santri.
Aldizar menuruni podium usai berbicara beberapa kata,ia kembali ke barisan para panitia,Al mendengarkan beberapa hal yang di sampaikan oleh para anggotanya.
" Gimana kabar Melly? " tanya Irwan yang menjabat sebagai ketua panitia PKKMB.
" Udah jauh lebih baik, Minggu depan udah di izinkan pulang dan balik kuliah lagi" jawab Moli .
Irwan mengangguk" Syukur deh kalau gitu, setidaknya pak Presma kita, bersemangat lagi" ucap Irwan sedikit bercanda.
Yang lain ikut tersenyum dan mengangguk,Al justru terlihat tak merespon,ia sibuk memeriksa laporan keberhasilan pelaksanaan PKKMB yang telah selesai,dan juga susunan acara untuk malam penutupan.
" Gimana bro? Sukses?" tanya Andre pada Irwan dan beberapa rekannya.
" Sukses dong pastinya" jawab Irwan semangat.
" Mantap...semangat banget Lo" puji Andre.
" Gimana ngak semangat dia bang,ada Maba yang di incar nya" ucap salah satu panitia meledek Irwan.
" Wah...kemajuan ini,ga biasanya Lo respek sama lawan jenis,cantik ngak?" goda Aldo yang tiba-tiba menyerobot pembicaraan tersebut,putri dan Moli tertawa terbahak-bahak melihat wajah Irwan yang terlihat memerah.
Irwan adalah anak walikota,ia terkenal cuek dan cerdas, wajahnya tampan dengan postur tubuhnya yang proporsional,ia juga terkenal jago basket dan juga jago melukis,ia termasuk salah satu mahasiswa multitalenta,Irwan satu tingkat di bawah Aldizar dan sahabat-sahabat nya, hubungan mereka lumayan dekat, karena Melly teman se angkatan Irwan dan juga satu unit,dan lagi Irwan juga aktif di organisasi kampus.
" Cantik banget bang, sumpah...gue aja naksir bang, so perfect dah pokoknya,ukhti -ukhti gitu"jawab rekan Irwan lagi, sedangkan Irwan hanya menggeleng seraya tersenyum tipis.
" Jadi penasaran gue,yang mana sih?" tanya Aldo yang mendadak jadi kepo,habisnya selama ini Irwan terkenal dingin dengan perempuan,ga jauh beda dengan Aldizar, bedanya Al sudah punya pacar yaitu Melly.
" Itu bang di barisan anak Farmasi, yang duduk sebelahan dengan cewek yang ga pake hijab, yang rambutnya agak-agak blonde gitu" tunjuk rekannya Irwan lagi,ia begitu bersemangat.
Aldo dan Andre langsung melihat arah yang di sebutkan oleh juniornya itu, begitupun dengan putri dan Moli, keempat orang itu sedikit mengernyitkan keningnya, merasa tak asing dengan sosok yang sedang mereka bahas.
" Bukan nya itu adik nya almarhum Angga ya?" gumam Moli,tapi masih terdengar oleh putri, Andre dan Aldo,termasuk Irwan dan beberapa panitia lainnya.
" Iya...mirip dengan adiknya almarhum" jawab Putri cepat.
" Maksud Lo adiknya Angga yang ketemu kita seminggu lalu?" tanya Aldo memastikan dan di angguki oleh Moli dan putri.
Ucapan mereka ternyata mengalihkan atensi Aldizar, matanya cepat melihat arah tatapan para sahabatnya dan benar saja ia melihat gadis yang telah berstatus sebagai istri siri dan istri rahasianya.
Deg...
jantung Al berdebar kencang saat secara tak terduga Kiara melihat ke arah mereka dan tatapan keduanya bertemu, namun hanya sesaat, karena dengan cepat kiara kembali menunduk.
Sedangkan Al tersenyum sinis di dalam hatinya,saat ia melihat seorang mahasiswa laki-laki tengah memberikan Kiara sesuatu, yang di sambut oleh Kiara disertai dengan senyuman lembut.
Dengan tingkah usilnya Andre mengambil toa dan mengatakan sesuatu,membuat Aldo,Moli dan putri menggeleng dengan tingkah absurd Andre.
" Perhatian sebentar....untuk yang di fakultas farmasi...yang pakai hijab itu, yang paling belakang, tolong maju ke depan" ucap Andre memanggil Kiara,membuat Irwan melongo tak percaya.
Kiara yang tak merasa di panggil pun terlihat cuek" Ra...Lo di panggil itu sama kaka tingkat" ucap Sasa pada Kiara.
Dengan terpaksa Kiara bangun dari duduknya,keluar dari barisan dan berjalan menghampiri para panitia yang berkumpul di depan.
Sedangkan para teman-teman satu angkatan Kiara bersorak saat Kiara menghampiri para senior, kebanyakan yang bersorak dari mahasiswa baru yang laki-laki,sebab mereka tau gadis berhijab itu adalah incaran sang ketua panitia dan juga mahasiswi baru yang masuk dalam kriteria paling cantik, sedangkan para mahasiswi baru yang perempuan banyak yang kurang suka pada Kiara.
" wow... kayaknya famous nya bakal ngalahin Melly ang the gank..." gumam Aldo refleks yang ternyata terdengar oleh Moli dan putri.
" Beda kelas Do...dia kalem dan sederhana,cantiknya juga natural" bisik putri pada Aldo dan di angguki oleh Aldo.
" Kakak panggil saya?" tanya Kiara sopan pada Irwan, karena pria itu yang memegang toa dan itu semua ulah Andre.
Wajah Irwan memerah menahan grogi, membuat Andre,Aldo dan rekan Irwan yang lain mengulum senyum.
" Ah..oh.. i-itu..kakak tingkat kita itu katanya mengenal kamu" ucap Irwan spontan menunjuk Andre,akibat ia sangat grogi.
Kiara mengerutkan keningnya merasa heran,jika hanya karena mereka mengenal nya untuk apa harus memanggil nya ke depan seperti ini? batin Kiara.
Kiara mengangguk sopan " Oh kakak itu? Sebenarnya bukan kenal dengan saya, kebetulan saja kakak itu teman almarhum Abang saya, apakah ada yang ingin di bicarakan oleh nya dengan saya?" tanya Kiara sopan,namun jawaban Kiara sungguh di luar perkiraan Andre dan sahabat-sahabat nya.
Dimata putri,Moli,Aldo dan Andre Kiara adalah gadis yang lucu dan polos,berbeda dengan Aldizar yang menganggap gadis cantik itu terlalu angkuh.
" Bang ada yang mau di omongin ngak?" tanya Irwan yang benar-benar mati gaya di depan Kiara,Irwan bertanya pada Andre, dan di jawab anggukan oleh Andre.
Setelah melihat anggukan kepala Andre,Irwan mempersilahkan Kiara ke belakang,dimana tempat Andre dan para sahabatnya duduk.
" Kakak panggil saya?" tanya Kiara sopan pada Andre.
" Kamu apa kabar Kiara? Kenapa ga pernah datang ke cafe? Kamu juga ga pernah angkat telfon saya di ponsel Angga?" tanya Andre tanpa basa-basi, karena memang ia beberapa kali menelfon ke ponsel Angga yang ia tau berada di tangan Kiara,ia ingin menanyakan keberadaan gadis cantik itu.
update'ny knapa lama thor