Oswald Steinwech, pria misterius yang selalu menjadi buronan aparat kepolisian karena kasus-kasus pembunuhan brutal yang di tuduhkan terhadap dirinya, membuat Oswald harus berpindah-pindah tempat tinggal!
Beberapa bisnis ilegal yang ia kelola bahkan terancam tumbang karena pengkhianatan dari rekan kerja juga sahabat dekat, pria berwajah pucat itu bahkan tak lagi mampu mempercayai orang-orang yang semula menjadi kaki tangan baginya!
Menghilang sementara waktu merupakan cara terbaik bagi Oswald untuk bisa kembali menata kehidupannya yang selalu berantakan! hingga akhirnya seorang gadis muncul dalam kehidupan Oswald!
Keceriaan serta ketegaran dari diri Reyna dalam menapaki alur kehidupan seorang diri justru membuat Oswald mengubah pandangan perihal kehidupan yang ia lalui! Reyna yang awalnya tampak menyebalkan di mata Oswald, kini justru menjadi gadis istimewa yang mampu mendobrak kebekuan hati Oswald,
Akankah Oswald menemukan kedamaian hidup bersama Reyna????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Oasis Company!
Waktu menunjukkan pukul 22.05,
Reyna yang bersiap untuk menutup swalayan seketika tersentak saat seseorang tiba-tiba muncul dan menoel area pundak nya.
"Astaga Vema! kau-,"
"Aku sungguh minta maaf Rey!!"
"A-apa??"
Vema tiba-tiba menubruk tubuh sang sahabat saat Reyna memutar badan, membuat Reyna membeku karena Vema yang langsung terisak sembari mengeratkan pelukan.
"Dirimu terluka??"
"Ee-ini, tak apa! hanya sedikit luka gores! kau tak perlu mengkhawatirkannya!" bibir Reyna seketika mengerucut saat Vema menangkup wajahnya dengan paksa.
"Jadi dirimu yang pulang bersama Reyna kemarin malam?"
Sosok Frederick yang turut muncul entah darimana seketika membuat Vema merenggangkan pelukan dengan telapak tangan yang sibuk menyeka airmata.
"Kau!!! untuk apa kau kemari??" kalimat Vema terdengar ketus saat ia harus berhadapan dengan Frederick.
"Kenapa kau kabur begitu saja dan meninggalkan Reyna menghadapi orang asing itu seorang diri? sahabat macam apa kau ini?" Frederick memalingkan wajah meski ia menanggapi kalimat ketus dari sang lawan bicara.
"A-aku-,"
"Frederick!! bukankah sudah kukatakan padamu?" Reyna berucap tegas sembari mencubit lengan sang pria saat Vema nampak tertunduk dengan tak nyaman.
"Aaaaw-wwwh!! tapi Rey-, kau bahkan membahayakan dirimu sendiri untuk orang lain!! aku sungguh tak percaya hal ini!!"
"Orang lain kau bilang??? heeeghh ..., kau pria pengangguran!!! aku dan Reyna bahkan telah bersahabat lebih dari 10 tahun!!! dan kau-, siapa dirimu?? kau hanya bisa memberikan luka pada sahabat ku!!!" Vema kembali meninggikan suara dengan tatapan yang tak kalah sinis dari Frederick.
Astaga!! mereka pasti selalu seperti ini, aaaaaghh!!! kepala ku sungguh pening sekarang!
Reyna tertunduk bungkam, ia yang berdiri di tengah-tengah Frederick juga Vema hanya mampu memperhatikan kedua sahabatnya beradu pendapat.
"Pengangguran katamu? jangan sombong seperti ini Ve-, kau bisa masuk kerja di Oasis company itu juga berkat kakak mu bukan??"
"A-apa?? jangan sembarangan kalau bicara!!!"
"Terserah!! tapi aku tahu semuanya!! kakak mu itu-, dia tak jauh berbeda dengan seorang-,"
"Tak bisakah kalian berhenti berdebat? aku sungguh lelah sekarang!!!" Reyna seketika melangkah lebar setelah meninggikan suara dihadapan para sahabatnya.
****
"Maafkan aku Rey-, aku sungguh tak bermaksud untuk merusak suasana hatimu!" Vema berucap lembut, ia mengekor pada langkah kaki sang sahabat yang kini memasuki ruangan apartemen.
"Lupakan lah! apa kau yakin ingin menginap disini? maksud ku-, ruangan ini tentu tak senyaman dengan kamar besar milik mu, Vema!" Reyna menanggapi kalimat sang sahabat sembari membungkuk serta meraih dua botol air mineral dari lemari pendingin.
"Apa kau keberatan jika aku menginap??" kalimat Vema terdengar lemah, ia menerima botol air mineral yang di sodorkan Reyna dengan tatapan memelas.
"Bukan seperti itu maksud ku, Ve! tapi-, aku takut jika kakakmu mengkhawatirkan keberadaan mu! kau bahkan tak berpamitan padanya untuk bermalam disini bukan?"
Vema tertunduk hening, ia menghela nafas dalam saat sang sahabat terduduk di samping tubuhnya, gadis itu tampak meremas jemari tangan saat Reyna menatap ke arahnya.
"Apa ada sesuatu yang terjadi?"
"Rey-, aku ...,"
Bagaimana ini? apa lebih baik diriku jujur padanya?
"Katakan lah!"
"Rey-, bisakah aku jujur tentang sesuatu padamu?"
"Tentu-, bukankah selama ini kita memang saling terbuka satu sama lain?? ku rasa hal itu juga yang membuat persahabatan kita bisa berjalan hingga sejauh ini," Reyna mengangguk dengan senyum tipis yang menghiasi bibir.
"Rey-, aku!! aku menyukai mu!"
"Apa maksudmu Ve? aku juga menyukaimu!" Reyna terkekeh, jemarinya tampak memutar tutup botol air mineral dan akhirnya menenggak isi botol.
"Tidak Rey-, aku ..., perasaan ku padamu! aku menginginkan mu lebih dari apa yang kau tahu Reyna!!"
"A-apa??"
"Aku mencintaimu! aku ingin kau hanya menghabiskan waktu bersamaku!" Vema berucap tegas, ia kini mendekatkan wajah dan seketika mengungkung tubuh Reyna yang lebih mungil.
"Apa maksudmu Ve??"
"Mmmmuuuucchhhh!!!"
"Vema!!! lepas!!!"
Dorongan kasar dari telapak tangan Reyna seketika membuat Vema kembali tersentak dan membentangkan jarak.
"Maaf ..., aku tahu-, diriku ini tidak normal Rey!!! tapi sungguh! aku tak bisa jika harus melihat mu pergi bersama orang lain! aku menginginkan dirimu hanya untuk ku, Rey! hanya dirimu yang mampu memahami ku! aku tak memiliki siapapun di dunia ini sekarang!" Vema terisak, cairan bening itu kini nampak mengalir dari pelupuk mata hingga membasahi pipi juga dagu lancip nya.
"Vema-,"
"Aku tahu, kau tak mungkin mengecewakan diriku bukan??" tatapan mata Vema kembali berbinar, gadis itu lagi-lagi mendekap tubuh Reyna dengan sesenggukan! "lagipula-, untuk apa berkencan dengan seorang pria? kau bisa menggunakan diriku untuk kebahagiaan mu, Rey! kita bisa sama-sama bahagia tanpa hadirnya seorang pria! aku janji akan menjadi pasangan yang baik untukmu!"
Apa yang harus kulakukan?? tapi aku tak mungkin bisa menerima pernyataan hatinya! hal itu sungguh sesuatu yang ganjil bagiku!!
Reyna membeku, dalam hati ia ingin berkata kasar! tapi mengingat kebersamaan nya bersama Vema dari masa lalu, ia sungguh tak tega jika harus mencaci-maki sang sahabat secara brutal.
"Rey ..., aku mencintaimu!"
"Mmmmmpphhh -," Reyna seketika memejamkan mata saat ia merasakan telapak tangan Vema yang tiba-tiba menyerang area sensitif pada tubuhnya.
"Tidak Ve! kita tidak bisa melakukan hal ini! jadi tolong -,"
"Sssssttt!!! ini diriku Rey, kau tak perlu malu!"
"A-apa??? aku-,"
"Aku mencintaimu!!" Vema kembali mendorong tubuh Reyna hingga dirinya mampu menguasai tubuh Reyna diatas sofa.
"Ve-, aku mohon sadar lah!!!"
"Kau yang seharusnya menyadari bahwa diriku menginginkan mu dari dulu, Reyna! apa salahnya dengan hal ini? kau akan menikmatinya! aku janji!" Vema berbisik sensual, gadis itu bahkan menjulurkan lidah dan sengaja menyapu daun telinga Reyna.
"Tidak Ve-, aku mohon hentikan!!"
"Cobalah untuk menikmati nya, honey!!"
Tubuh Reyna melemah, Vema yang memiliki postur jauh lebih tinggi darinya seketika membuat gadis itu pasrah! ia hanya mampu memejamkan mata atas ulah dari jemari Vema yang terus menerus memberikan rangsangan pada tubuhnya.