“ Tubuh mu di ranjang ku atau kepala mereka di tempatmu”
Darren Ludovic menginginkan renata, sang beautiful mafia, jauh sebelum kekuasaannya bermula.
Ia terikat ambisi, lelaki itu selalu mendapatkan semua yang ia inginkan, kecuali renata, mafia cantik dari klan Louise yang memiliki satu per tiga wilayah Dan Fransco.
Sesuatu tiba-tiba terjadi, renata terjebak. Darren mendapatkan kesempatan untuk menuntaskan hasrat panas yang terus menggerogoti nya dari dalam.
Ancaman itu terlalu berbahaya untuk renata. Ia terjebak dalam situasi yang benar-benar sulit.
Apakah renata memberikan apa yang Darren inginkan?
Haruskah ia menyerahkan dirinya untuk seseorang yang terkenal biadab?
Sungguh, lelaki tampan, dan memesona itu tak lagi mengincar kekuasaan, melainkan dirinya, tapi kenapa?
Cinta, kekuasaan, hasrat, yang manakah yang harus dipenuhi?
Ketika cinta hanya menghasilkan penderitaan.
Kekuasaan hanya bisa membutakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yusnita hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
You Asshole!
Rosita kembali dan mengatur sarapan untuk Renata.
Gadis itu benar-benar membawanya semangkuk bubur, dan roti. disampingnya, ada banyak side dish yang bisa ditambahkan sebagai pelengkap, mulai dari bawang hijau, seledri, sup hangat, bawang goreng, jamur, sambal, dan beragam jenis lainnya.
Renata menatapi semua piring-piringan itu ditata di meja didepannya. lalu kembali mengangkat pandangan, menatapi darren dengan tatapan ganas.
Well, aroma dari makanan ini sangat menggiurkan. Merengsek masuk tanpa izin ke indra penciumannya.
Renata memang sedang kelaparan pagi ini. Pergulatan semalam membuat perut nya protes. namun, tentu saja ia tak mau kalah dengan itu. Harga diri tetap nomor satu.
Dipandangi nya Darren dengan tatapan tak mau kalah. Dan tak akan bisa kalah.
“ Silahkan, nona Renata. ”Rosita tersenyum saat selesai menata, bahkan menuangkan teh hangat untuknya. “ Bila ada tambahan lagi, anda bisa memanggil saya. ” Gadis itu berucap pamit.
Namun, Renata hanya diam. tak menganggapi sedikit pun.
Untuk apa?
Fokusnya adalah menatapi Darren dengan nyalang. Serta membanya setiap. mikro ekspresi yang ada diwajah si B*jingan itu.
“ Well, Terima kasih Rosita. ” ucap Darren sambil tersenyum tipis, ia malah mewakili renata. sungguh, wanita itu hanya sibuk menatapi Darren dengan tatapan ingin menerkam.
Gadis pelayan itu pun tersenyum kembali. “ Sama-sama, tuan Darren. ”
Rosita undur diri. Namun, hanya melipir di sekitar sana. Stand by menunggu perintah.
“ Makanlah, Renata. ” tawar Darren kemudian.
“ Sampai kapan kau puas? ” tak menjawab atau melakukan apa yang sudah dipersilahkan. Renata malah menyerang Darren dengan pertanyaan, ia masih geram dengan perkataan Darren tadi. Belum puas juga dengan jawaban tak terukur yang darren berikan.
Sampai puas? Apa-apaan itu?
“ Ch! ” Darren lantas berdecak dan terkekeh kecil. ia memegangi bibir bawahnya yang seksi dengan telunjuk, sembari melihat Renata dengan tatapan sangat tertarik.
Sungguh! pose itu semakin membuat Renata semakin kesal, tapi juga meremang.
Lagi pula untuk apa dia memainkan bibirnya seperti itu?
“ Tergantung, renata. ” jawab darren.
Rahang renata mengetat lagi. ia refleks memangku kaki seperti kebiasaannya. namun, itu membuat ia sedikit ter jingkat dengan nyeri.
Ekspresi tersebut dapat ditangkap darren samar-samar. ia tersenyum tipis. tahu bagaimana wanita didepannya. meski ia pun mengakui, renata adalah wanita yang kuat, apalagi untuk ukuran seorang per*wan.
Sungguh ia masih tak menduga hal itu.
“ Aku ingin kejelasan! ” renata menambah geram diujung kalimat. padahal itu sudah sekaligus untuk rasa nyeri di kakinya.
Lagi darren tersenyum santai. “ Hhmm. aku akan puas saat aku mengatakan demikian. Dan semua tergantung bagaimana kau bisa mem\*askan ku. ”
“ Kau benar-benar k\*parat! Katakan apa yang harus ku lakukan agar mem\*askan mu? lalu lepaskan aku dan orang-orang ku dari sini! ”
“ Woooh. sabar, beautifull. kau membuatku ter\*ngsang pagi-pagi begini. ” suara darren berubah serak. dalam. dan bern\*fsu. Alisnya terangkat menggoda. “ Apalagi, semuanya belum tuntas tadi malam. kau tahu betapa tersiksa nya aku demi dirimu? hm? ”
“ Aku tidak peduli. cepat selesaikan semua ini dan kembalikan semuanya. ”
“ Aku akan memberikan mu waktu rehat, jika kau bersikap baik. ” tangan darren menunjuk kaki dan area sel\*ngkangan renata dengan tatapan mengejek. Telunjuk nya memutar-mutar tidak sopan. “ Lihatlah! kaki bahkan masih gemetar saat ini. kau kehabisan energi. Bagaimana bisa kau Mel\*yaniku dengan baik? apalagi membuatku puas? Hm? ”
“ Eerrghhh! Apa sebenarnya yang kau inginkan? ”
“ Kau, renata! siapa lagi? ” darren menambah senyum iblis tajamnya. “ Aku sangat menginginkanmu. ” kalimat kedua penuh des\*han. Tertahan ditenggorokan nya dengan sensual.
“ Kau sudah mendapatkanku, br\*ngsek! lalu apalagi? ”
“ Tadi malam aku belum puas. Bukankah sudah ku katakan demian? ”
“ Itu salahmu sendiri! ”
Darren tersenyum. “ Makanlah dulu, renata. Sudah ku katakan keputusannya seperti itu. ” darren kembali fokus pada makanan didepannya. ia menunduk dengan santai.
“ Kau menjebak ku, dan memanfaatkan semua ini! ”
“ Memang. ” Darren malah mengaku. Ia kembali berfokus pada renata.
“ Ch! kau bahkan tidak menyangkal nya sama sekali? ”
“ Lalu kenapa? kau ingin perang? kau ingin orang-orang mu terbun\*h? ambil saja dengan tanganmu dan kekuasaan mu sendiri, jika kau mau. ”
“ Br\*ngsek! ”
“ Aku menawarkan hal yang lebih baik. Seharusnya kau bersyukur, dan sedikit bersabar. karena untuk memuaskan ku, tidak semudah yang kau pikirkan. ”
“ Bullshit! Kau tidak punya ukuran untuk kesepakatan ini! bagaimana bisa kau puas? ”
Darren tertawa lagi. “ Setidaknya kau bisa mempercayaiku. aku akan memperlakukan orang-orang mu, oh, bahkan adik lelakimu dengan baik, selama kau disini dan menunggu aku puas. ”
“ Oh, ya? bagaimana aku bisa percaya padamu, kalau kau tak menyakiti mereka? ”
Darren terdiam.
“ Aku ingin melihat mereka! ”
“ Makanlah, dulu. lalu kau akan melihat mereka ”
“ Kenapa kau terus menyuruhku makan? itu bahkan bukan urusanmu! ”
“ Tentu saja itu urusanku. karena aku perlu energi mu untuk memu\*skanku, renata. aku tidak. men\*duri gadis lemah dan mudah pingsan. ”
“ Br\*ngsek! Aaarghh! ”
Darren tersenyum tipis. “ Makanlah, renata. ” lalu ia menyuruh untuk yang sekian kalinya. “ Aku tidak mau kau sakit. kau bisa semakin lama disini. ” ia berucap pelan dan sedikit lembut. berharap renata mengalah.
Namun, mafia wanita itu terus menyoroti mata Darren dengan penuh dengki. aura angkuh bahkan sudah terpatri permanen diwajah cantiknya.
Darren kembali mengulurkan tangan ke arah makanan renata. “ Makanlah, ini yang terakhir kali, aku meminta mu dengan baik-baik. ” tatapan mata abu-abu itu menegas.
Itu pertanda bahaya.
Nafas dalam terlihat tertarik renata, meski ia tidak melepaskan tatapannya. dadanya mengembang dan terangkat ke naik.
Dengan penuh emosi, renata mengambil sendok disamping nya. kemudian mencelupkannya ke dalam mangkuk.
Ia bahkan tak memandang ke arah makanan, dan malah menyuapi nya mulutnya dengan dagu yang masih terangkat. Renata enggan menunduk untuk Darren.
Dengan mata yang tak berpindah, renata terus berusaha menyerang lelaki itu dengan kekuatan karisma yang ia miliki. menunjukkan ia tak lemah.
Darren jadi tersenyum tipis melihat keberanian dan tekad wanita didepannya itu. Angkuh, dan sama sekali tidak mau kalah.
Diakui Darren sorot mata biru renata memang punya energi yang besar. Amarah disana pun terasa begitu membara.
Renata mengunyah dengan mulut tertutup. pelan dan waspada. menunjukkan pada Darren kalau ia melaksanakan apa yang diminta lelaki itu. namun, bukan dengan sukarela.
“ Bagus. enak bukan? Rosita adalah koki terbaik milikku. aku selalu suka masakannya. ”
Well, diakui renata rasa makanan di mulutnya sangat menggiurkan untuk ditelan. Gurih dan aromanya berpadu mantap. namun, renata hanya mengulum bubur hangat itu disana.
Ia mengunyah dengan pelan dan mengancam. Padahal makanan itu lunak. tak seharusnya dikunyah lama.
Darren mengernyit untuk aksi yang sedikit aneh itu.
Sedetik kemudian, dengan tatapan penuh dengki, dan tak peduli dengan sakit yang menyerang persendiannya, renata malah mengangkat kaki ke sebelah kursi, lalu dengan gerakan yang begitu lincah serta tak terprediksi, ia sudah naik ke meja itu. lututnya bertekuk diatas permukaan meja dengan kokoh.
Prank prank prank.
Bunyi piring kecil dan makan yang berjatuhan terdengar kemudian karena aksi itu.
Dengan wajah menggeram, renata telah menangkap kerah baju Darren, menarik lelaki itu merapat, dan.....
“ Bruuuuuuhhh! ”
Renata menyemburkan bubur yang dikulumnya,tepat ke wajah tampan dan B\*jingan milik darren.
Sh\*t!
TO BE CONTINUED