Hidup sebatang kara karena kecelakaan orangtuanya memaksa Felysia seorang wanita cantik harus mengubur mimpi masa kecilnya dan membanting tulang dengan bekerja menjadi seorang office girl di salah satu perusahaan besar, semuanya dilakukannya demi untuk melunasi semua hutang ayahnya yang sudah meninggal karena kecelakaan.
Namun peristiwa tak terduga terjadi di kantornya di mana peristiwa yang membuat mahkota nya harus direnggut oleh bos nya sendiri dan membuatnya mengandung anak dari bosnya itu, karena tidak ingin sang bos tahu Felysia pun memilih untuk pergi jauh dari sana dan menghilang bagaikan di telan bumi.
Bagaimana kelanjutan dari kisah Felysia seorang office girl dan bosnya itu???
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Zico jongkok dengan menopang tubuhnya dengan kaki bawahnya, dia mensejajarkan tubuhnya dengan tangan Felysia.
"Pak jangan duduk seperti itu," sahut Felysia merasa tidak enak.
"Pak duduk di sini saja," sahut Felysia lagi.
Zico pun beralih duduk di samping Felysia dan segera memeriksa tangan Felysia yang terkena tumpahan kopi panas tersebut.
Zico mulai mengobati luka Felysia namun Felysia tidak enak hati kemudian dia mengatakan bahwa akan mengobati lainya sendiri.
"Pak, biar saya sendiri saja!" sahut Felysia berencana untuk mengambil salep dari tangan Zico namun langsung di tepis oleh Zico.
"Diam!" tita Zico membuat Felysia pun duduk tak berani untuk berkata lagi.
Rasanya jantung Felysia seperti roller coaster yang siap untuk terjun karena perlakuan bosnya yang sangat perhatian itu, namun Felysia sadar bahwa bos nya itu hanya kasihan kepadanya tidak lebih jadi lebih baik Felysia tidak berharap lebih dari bosnya itu.
Setelah itu Zico pun mengobati luka Felysia lagi dan Felysia hanya diam saja dan menundukkan kepalanya takut melihat bosnya itu, semua ini salah nya kalau saja Felysia lebih berhati hati lagi maka kejadian buruk ini tidak akan menimpa dirinya, Felysia merasa bahwa hari ini adalah hari terakhir bekerja di Adiguna Company karena dari kemarin dia sudah banyak melakukan kesalahan saja.
Setelah Zico menutupi luka Felysia, Zico lun melihat intens Felysia yang sedang gugup dan ketakutan, dalan kondisi seperti ini Zico biasanya akan langsung marah tetapi kenapa waktu Felysia tadi dia tidak marah mungkin hanya terkejut sehingga dia mencengkram tangan Felysia tadi.
"Maaf," sahut Zico.
Seorang Zico Pratama Adiguna meminta maaf sungguh tidak bisa dibayangkan karena semua orang tahu kalau Zico jarang sekali minta maaf atau bahkan tidak pernah, bagaimana jika semua orang tahu yang baru saja Zico ucapkan yaitu kata permintaan maaf kepada seorang OG yang statusnya jauh di bawahnya.
"Maaf kan seharusnya bukan bapak yang meminta maaf, tetapi saya karena sudah menumpahkan kopi panas di bekas berkas penting bapak!" sahut Felysia dengan nada memohon ampun.
"Sudah tidak usah di bahas yang penting kamu tidak terluka parah," sahut Zico.
"Lebih baik sekarang kamu istirahat aja atau pulang karena tangan kami sedang sakit gitu," ucap Zico tak tega jika Felysia harus tetap bekerja dengan kondisi tangan seperti itu.
"Saya baik baik saya kok pak, kalau begitu saya permisi!" pamit Felysia.
Mau tidak mau Zico pun hanya diam saja karena dia bukan siapa-siapa Felysia yang berhak mengaturnya bukan, setelah Felysia pergi Zico melihat berkas berkas nya yang sudah tidak bisa di selamatkan lagi pun segera menyingkirkan berkas-berkasnya tersebut.
Sedangkan Felysia setelah dari ruangan Zico segera menuju ke ruang istirahat para cleaning servis dan kebetulan juga mbk suci dan wulia kembali setelah mengantar Bu asri tadi di depan.
"Loh fel, ucap balik? cepet banget sih," shut mbk suci melihat Felysia kembali padahal baru saja Felysia ke atas deh.
"Iya, mbk udah selesai." sahut Felysia.
Mbk suci yang melihat tangan Felysia di perban pun segera menanyakan kenapa tangannya harus seperti itu karena setahunya tadi pagi saat berangkat ke kantor tangan fely baik baik saja.
"Fel, tangan kamu kenapa?" tanya mbk suci.
"Ehh.... tadi ke tumpahan kopi mbk," jawab Felysia jujur.
"Astaga kok bisa sih, makanya hati hati fely!" tutur wulia mengingatkan Felysia.
"Iya, wul." jawab Felysia.
Mereka pun kembali dengan pekerjaannya hingga tak terasa waktu sudah berlalu dan menunjukkan pukul 6 sore, mbk suci dan wulia sudah bersiap untuk pulang sedangkan Felysia harus membersihkan ruangan presdir nya menggantikan Bu asri yang sakit tadi.
"Fel, kita pergi dulu ya!" pamit mbk suci dan wulia kepada Felysia.
"Iya, kalian hati-hati ya." jawab Felysia dengan tetap tersenyum.
"Iya, kamu juga hati-hati." jawab mbk suci kemudian meninggalkan felysia sendirian.
Segera setelah itu Felysia pun naik ke lantai tiga puluh untuk membersihkan ruangan bos nya, ruangan sudah sepi karena presdirnya sudah pergi tadi sore sehingga Felysia lebih leluasa dan tidak perlu gugup bukan karena tidak ada orang di sana, Felysia pun segera membersihkan ruangan tersebut.
Ruangan yang cukup besar bahkan di dalam ruangan tersebut ada sebuah kamar istirahat untuk presdirnya kalau kalau bosnya itu capek dan juga di lengkapi dengan kamar mandi mewah dan bahkan ada jakuzi mewah seperti di hotel bintang lima saja.
Sedangkan di tempat lain Zico merasa frustasi karena mamanya yang terus saja mengusiknya soal istri, Zico masih belum ingin menikah dan dia masih betah untuk sendirian tetapi mamanya terus saja memperkenalkan Zico dengan banyak cewek membuat kepala Zico pening memikirkan nya.
Untuk menghilangkan pusing di kepalanya Zico pun memilih untuk ke club malam tempat nya biasa nongkrong, sesekali Zico akan minum jika dia sudah merasa sangat pusing dan capek seperti sekarang ini, tetapi Zico tidak pernah main wanita karena baginya keperjakaan nya hanya akan dia berikan kepada istrinya kelak nanti.
"Bro, tumben banget elo ke sini?" tanya enak sahabat Zico dari dulu.
"Pusing gue," sahut Zico.
"Kenapa lagi, soal tante Fenny?!" tanya enak yang sudah tahu bahwa sahabatnya ini sedang pernah dengan sang mama soal menikah dan punya istri.
"Gue pulang ke sini terus terusan di tanya soal istri, kapan menikah! lama kelamaan gue balik lagi ke Amerika ini," sahut Zico sudah frustasi.
"Elo yang tenang bro, gue yakin elo pasti sebentar lagi juga pasti dapet calon istri!" sahut Jordan sahabat Zico juga.
Zico memiliki tiga sahabat yaitu ejak, Jordan dan juga Bima, mereka sudah berteman dari SMP hingga sekarang, mereka adalah dari kalangan orang orang terkaya di Indonesia jadi jangan heran kalau semua yang mereka kenakan adalah barang branded dan juga mahal pastinya.
Bima mengelola perusahaan ayahnya sama seperti Jordan dan juga Zico sedangkan ejak mengelola restoran mahal yang cukup terkenal di kalangan para pebisnis dan juga club yang sedang mereka datangi ini adalah miliki keluarga ejak.
"Gue juga berharapnya gitu, biar mama gue gak cerewet terus!" ucap Zico sambil meneguk minuman kerasnya.
Setelah beberapa saat Zico sudah mulai kehilangan kesadarannya, dia sudah mabuk namun terus saja meneguk minuman tersebut, sahabat sahabat nya pun merasa kasihan dengan sahabatnya itu yang terus di tagih soal pendamping hidupnya maka dari itu sahabat sahabat Zico tidak melarang Zico untuk minum agar Zico melampiaskan semua kekesalannya selama ini, buktinya sekarang ini Zico sudah minum minuman beralkohol tinggi itu sudah yang ke enam botol sungguh kuat sekali Zico ya.
"Udah Zic, elo udah mabuk mending gue anter elo ke mansion elo!" sahut Bima.
"Elo ininya Bim, dia itu sedang mabuk bisa perang dunia kalau elo bawa Zico ke mansion nya kan ada tante Fenny!" sahut ejak merasa temannya satu itu sedikit oon.
"Oh iya gue lupa!" ucap Bima tanpa rasa bersalah.
"Zic, ini elo kita bawa ke mana?" tanya Jordan mencoba bertanya kepada Zico meski pun orang yang di ajak bicara sekarang sudah mabuk berat bahkan untuk berjalan saja sudah tidak bisa dan harus di bopong.
.
.
Bersambung..........
kurang konsen penulisnya
.agak bertele2 juga.....bos kayaraya nyari bukti nyeliki aja dak berhasil