Judul kecil: SUAMI KECIL YANG LENGKET DAN MANJA
Sinopsis (pendek saja):
Ini tentang remaja laki-laki yang ingin menikahi seorang gadis yang lebih tua darinya sejak pertemuan pertama. Dengan laki-laki berpostur dewasa dan gadisnya justru kebalikannya.
[Catatan penulis: tidak ada konflik berarti yang mengganggu, hanya cerita yang menghibur saja. sebab penulis tidak mau tambah stress, cukup di dunia nyata saja.]
Buat yang suka alur santai, bisa datang ke penulis. di jamin gak akan nambah beban pikiran. kecuali agak hambar. hahaha. maklum, menulis cerita juga butuh ide dan ide datangnya dari kinerja otak yang bagus. jadi, penulis harus selalu menjaga pikiran tetap tenang dan bersih agar bisa berpikir lebih imajinatif untuk menghibur pembaca semua.
love u😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LeoRa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
Giass baru saja masuk kedalam rumah usai dari luar, memastikan Qiena pulang dengan selamat. Saat melewati ruang keluarga, dia melihat ibunya menonton program televisi dengan volume yang lumayan besar hingga Giass dapat mendengarnya dengan jelas tanpa perlu melihatnya.
"Aku pulang." katanya menyapa sang ibu yang asik dengan dunianya sendiri sampai menjawab dengan asal-asalan.
"Iya, ya, ya... Senang kau kembali." jawab sang ibu tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.
melihat itu Giass hanya bisa geleng-geleng kepala. Tapi, siapa tahu kalau langkahnya terhenti saat mendengar pernyataan seorang pria kala menceritakan kisah asmaranya semasa sebelum menikah dulu.
Giass tidak bisa tidak tertarik, pasalnya dia sedang ngebet nikah juga saat ini. Jadi, semakin banyak info pengalaman orang lain yang dia ketahui semakin banyak cara untuk mempercepat proses pendekatan ini.
Jadi, dari belakang ibunya yang tidak sadar ada Giass di belakangnya. Sepasang ibu dan anak itu menonton dengan serius dan tenang.
Sama halnya dengan Qiena di rumahnya yang juga begitu serius menonton acara televisi tersebut sampai lupa berkedip.
Entah mengapa, mendengar kata pernikahan belakangan ini cukup mengganggunya. Tapi, tidak bisa dia abaikan.
"Oh ya. Jadi, bagaimana? Apakah ini semacam cinta pada pandangan pertama?" si pembawa acara sama penasarannya dengan dia.
Si wanita pun menjawab. "Aku tidak tahu seperti apa perasaan ku saat itu. Tapi, yang ku tahu aku tertarik padanya sejak naik ke kereta api. Aku duduk setelah dia duduk tepat disebelahnya, jadi begitu aku menemukan tempat duduk ku, mataku langsung melihatnya... Dan secara misterius, aku menemukan hatiku tertarik padanya langsung saat itu. Apalagi setelah memastikan kalau perawakannya seperti orang-orang senegara, aku jadi gatal ingin mengobrol dengannya. Tapi, karena aku takut sikapku mengganggunya jadi aku tidak berani bersikap langsung. Itulah mengapa kami saling diam untuk beberapa saat. Sayangnya, aku sendiri tidak tahan melewatkan kesempatan yang saat itu kupikir tidak akan aku dapatkan kembali, karena kita bertemu di jalan."
"Jadi, Nyonya akhirnya mengajak Tuan mengobrol dan ternyata cukup nyambung dan nyaman..." Pasangan itu mengiyakan dengan serempak.
"Lalu, bagaimana pada akhirnya kalian menikah padahal saat itu berpisah setelah turun dari kereta?" lanjut pembawa acara bertanya.
Si pria kembali bercerita. "Aku cukup menyayangkan momen itu berlalu begitu saja, sebenarnya. Tapi, aku pikir, yah mungkin memang hanya selingan dalam hidupku atau Tuhan sedang menggoda ku karena ngebet sekali untuk menikah, jadi sengaja dipertemukan dengan banyak wanita agar membuatku bingung. Hahaha. Kemudian, tiga hari setelahnya aku mendapatkan kabar dari manajer ku kalau dia membawakan ku job baru untuk sebuah naskah film skala besar. Tentu saja, aku tidak akan melewatkannya. Jadi, aku pulang lebih awal dari jadwal liburan ku yang sebenarnya masih sepuluh hari lagi..."
"... Film ini cukup berarti bagiku, karena aku bisa go internasional melalui film ini. Semua orang yang pernah menontonnya pasti tahu. Terlebih film ini kolaborasi antar beberapa negara dengan genre kompleks yang menghabiskan waktu hampir satu tahun untuk menyelesaikannya. Seiring waktu dan kesibukan itu sebenarnya aku mengesampingkan keinginan untuk menikah karena ingin fokus pada projek film tersebut agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Singkat cerita, film selesai dibuat. Tayang perdana di putar di luar negeri. Mengundang semua aktor dan aktris yang ikut dalam proses pembuatannya. Intinya, hal luar biasa itu membuat ku semakin terkenal dengan bertambahnya penggemar juga tawaran berbagai pekerjaan yang datang silih berganti..."
"... Di tengah semua kesibukan itu tiba-tiba aku diingatkan oleh manajer ku kalau penggemar ku mengucapkan selamat ulang tahun untuk ku dalam sebuah video pendek yang membuat ku sadar kalau usiaku sudah bertambah lagi menjadi 37 tahun. Seketika aku kembali frustasi saat itu daripada berbahagia..."
"Oh, kenapa? Ini pasti bagian menariknya!" pasangan itu dibuat tertawa mendengar semangat ingin tahu pembawa acara.
"Kau benar. Ini memang bagian menariknya... Penggemar tidak tahu kalau aku stress karena belum menemukan seorang wanita untuk dijadikan istri diusia segitu. Jelas aku tidak mungkin mengumbarnya, ya 'kan... Di tengah-tengah frustrasi ku yang berlangsung selama beberapa hari tiba-tiba aku mendapatkan sebuah pesan pribadi melalui akun media sosial pribadi ku... Dan itu dari istri ku ini... Kau mau tahu apa kalimat pertama yang dia kirimkan padaku?"
"Tentu saja saya mau tahu. Apa itu?"
"Dia menuliskan kalimat 'Kau seorang aktor?'. Kebetulan saat itu aku dan dia sedang online jadi bisa langsung berbalasan. Awalnya aku terkejut dan merasa aneh dengan kalimat itu sampai aku melihat foto profilnya yang ternyata adalah kenalan singkat ku. Hahaha..."
"... Jadi, begitu aku tahu siapa yang mengirim pesan tersebut, aku langsung antusias seolah-olah orang yang aku tunggu akhirnya muncul juga. Kemudian aku langsung membalasnya, aku mengatakan 'Halo, senang bisa bertemu dengan mu lagi.'. Tapi, dia masih mengirimkan kalimat yang sama seolah tak akan berhenti sebelum aku menjawabnya..."
"... Jadi, aku jawablah iya. Setelah itu dia lama tidak merespon meskipun akunnya masih online. Aku dengan sabar menunggu balasannya. Itu sampai 10 menit kemudian baru dia mengirim pesan lagi dengan emoticon sedih. Aku tentu bertanya kenapa... Nah, jawabannya inilah yang membuat hatiku langsung tergerak untuk... Oke, ini dia jodohku! Tapi itu masih beberapa hari setelahnya aku baru menyadarinya. Hahaha..."
Pembawa acara tersenyum masih dengan rasa penasarannya dan si istri pria itu yang sedang menahan tawa dibalik senyum lebarnya.
"Saya benar-benar ingin tahu apa isi pesannya!" seru si pembawa acara greget.
Pria itu melanjutkan usai menghentikan tawanya. "Ini dia. Setelah aku bertanya kenapa, saat itu aku masih tidak paham apa yang salah dan di sisi dia sedang sedih saat itu. Jadi, kami mengobrol dengan arti yang jelas tapi seolah-olah bukan begitu..."
"... Dia jawab 'orang yang aku sukai ternyata seorang aktor!'... Hahaha, bodohnya aku tidak sadar kalau dia sedang bicara tentang aku. Jadi, aku malah terus bertanya dengan perasaan down karena kupikir 'hah, masih bukan yang ini.'..."
"Masih ada yang seperti itu?!"
"Tentu saja! Di situlah bagian berkesannya bagiku sampai aku abadikan."
Pembawa acara terkesima mendengarnya, lalu dia mendengar produser yang berada dibalik layar memberitahukan sesuatu.
Kemudian berkata. "Oh, ya. Ini dia ada fotonya. Biar saya baca, ya..."
Dia melihat kearah layar LED besar di tengah-tengah dia dan bintang tamu, melihat layar berubah gambar menjadi foto bukti tentang apa yang sedang mereka bicarakan.
"Wah... Ini ada beberapa. Ini di bingkai? Berarti dipajang di dinding rumah?!" kedua bintang tamu mengiyakan. "Luar biasa. Coba kita baca satu persatu. Mulai dari awal. Bukan yang ini, tapi yang setelahnya. Iya, oke ini dia."
Gambar di pasang di bagian lanjutan dari apa yang mereka bicarakan.
"Kita mulai dari Tuan... 'Benarkah?! Bagaimana bisa kau menyukai seorang aktor?'... Dijawab, 'Kami bertemu secara tidak sengaja... Ku pikir kami berjodoh ternyata tidak... Aku sedih.' ... 'Memangnya kau tidak tahu kalau dia seorang aktor sejak awal bertemu?'... 'Aku tidak tahu, sampai kemarin aku baru saja menonton film terbarunya. Dia sangat keren, aku merasa tidak pada tempatnya.'... 'Mungkin dia bukan jodohmu. Jangan sedih.' ... 'Sulit, karena kupikir aku bisa melamarnya langsung.' Wah, Nyonya hebat sekali!..." wanita itu tertawa mendengarnya.
Gambar berubah.
"Lanjut. 'Kau berpikir untuk melamarnya?' ini Tuan yang bertanya, ya. Lalu, Nyonya menjawab. 'Iya, aku melihat dia sudah lebih dari 35 tahun dan masih sendiri, kalau menunggu dia yang melamar kupikir akan membutuhkan waktu. Setidaknya aku harus melihat hasilnya dulu dengan melamarnya duluan, apakah diterima atau tidak. Padahal sejak awal aku memiliki pikiran untuk melamarnya dan juga sudah mempersiapkan diri jika ditolak. Ini, boro-boro ditolak. Aku sudah gagal duluan. Sedihnya aku...' hahaha... Ini lucu sekali..."
Gambar dilayar berubah lagi.
"... 'Sudah jangan sedih lagi. Kau pasti akan menemukan penggantinya yang lebih baik lagi.' ... 'Iya, aku berharap begitu. Dan, semoga kau juga makin sukses dan segera mendapatkan jodoh yang sesuai untuk mu. Aku akan ikut berbahagia. Terimakasih sudah mau membalas pesanku. Aku tidak akan menyesal sudah memberanikan diri. Bye-bye.'..."
Gambar foto punya selesai.
"Nah, ini. Karena telat memahaminya aku badmood selama berhari-hari sebelum aku bisa menstabilkan perasaan tertekan ku. Lalu, saat aku membacanya ulang, baru aku sadar kalau yang dia maksud adalah aku. Hahahaha... Saat itu aku berulang kali mengumpat diriku sendiri karena terlalu bodoh. Hahaha..."
"Lalu, endingnya?" tanya si pembawa acara.
"Apalagi, tentu saja aku hubungi langsung melalui media sosialnya seperti yang dia lakukan. Tapi, sayangnya dia sedang tidak online saat itu. Inilah yang dimaksud, saat kita butuhkan tak ada yang terkabul. Setelah seminggu, kesempatan untuk menghubunginya datang. Aku langsung bertanya 'Apakah kau menyukaiku?', aku mendesaknya dengan itu. Sampai dia menjawab, 'Iya.' aku senang bukan main. Jadi, aku segera buat janji dengannya yang tidak paham mengapa aku ingin bertemu... Dan semua itu baru bisa di wujudkan setelah setengah bulan kemudian. Aku melamarnya, dia sempat tidak percaya. Tapi, aku tidak berniat melepaskan kesempatan ini yang sudah aku nantikan sejak lama. Jadi, begitulah..."
Mereka bersenang-senang mengobrol sisa-sisa percakapan lainnya, sedang Qiena dan Giass dari tempat berbeda sudah terdiam dengan pikirannya sendiri.
.
.
.
.
.
.
.
ditunggu up lagi yah thor