NovelToon NovelToon
Tuan Muda Arogan

Tuan Muda Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Janda / Cinta Paksa / Mengubah Takdir / Keluarga
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: cemaraseribu

Bagaimana jadinya jika seorang CEO arogan yang paling berpengaruh se-Asia namun keadaan berbalik setelah ia kecelakaan menyebabkan dirinya lumpuh permanen. Keadaan tersebut membuatnya mengurungkan diri di tempat yang begitu jauh dari kota. Dan belum lagi kesendiriannya terusik oleh Bella, kakak iparnya yang menumpang hidup dengannya. Lantas bagaimana cara Bella menaklukkan adik ipar yang dilansir sebagai Tuan Muda arogan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cemaraseribu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Peduli

Tuan Muda hanya diam membisu. Tidak sepatah kata pun keluar dari mulut Tauke Muda. "Saya akan pergi, Tuan Muda."

Bella pun pergi dengan tangan hampa, kosong tanpa harapan. Ia tidak muluk-muluk sekarang. Yang terpenting ia hanya butuh bertahan untuk menghidupi putrinya itu.

Di saat Bella sudah diambang pintu, Tuan berceletuk, "Dimana selama ini, Agash?" tanya Tuan Muda. Ia tidak pernah akrab dengan Agash, adiknya itu sejak dulu.

Bella menoleh ke arah Tauke Muda. "Mas Agash hanya akan pulang ke rumah 1 minggu sekali, Tuan." Bella berkata jujur apa adanya. Ia tidak menutupi apapun dari Tuan Muda.

Entah kenapa rasanya Tuan Muda merasa dirinya marah dengan letupan amarah yang tiba-tiba membumbung tinggi di kepalanya. Tapi hanya ia pendam saja.

"Panggil anak kamu kesini, sekarang," ucap Tuan Muda pada Bella. Seketika itu, Bella menebalkan pendengarannya itu takut salah dengar.

"Bawa Lauren ke kamar ini?" tanya Bella seperti tidak percaya.

"Hmmm.. "

Bella mengangguk, "Baik Tuan."

********

Di taman belakang, Lauren main dengan maid lainnya yang sedang tidak ada tugas. "Ibu.... "

Bella tersenyum dari kejauhan. "Makasih ya Mbak. Sudah mau jaga Lauren tadi," ucap Bella pada maid bernama Tari itu.

"Sama sama Non. Saya permisi dulu ya, dadah Lauren.. " ucap Tari sembari melambaikan tangannya.

Bella pun mendekat ke arah Lauren yang mainan bunga. "Lauren suka main disini?" tanya Bella nelangsa sebenarnya.

"Cuka, Lolen cuka bangel, Ibu. Dicini umumnya becar anget. Ebih becar dalipada umah di empat ayah ulu, "ucap Lauren yang suka karena rumahnya besar banget bahkan lebih besar dari rumahnya yang dulu dengan keluarga kecilnya.

Bella tersenyum, "Iya Sayang, oh iya kamu dipanggil sama Om Sei lho."

Lauren menggeleng, "Dak mau, Ibu. Om Cei jahat cama Lolen. Cipa takut di jewel cama Om Cei, cepelti ayah jewel Lolen." Laureb sering mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan dari ayahnya, Agash.

"Om Sei baik kok, mau ya kesana. Udah ditunggu sama Om Sei. Yuk?"

Lauren pura-pura mikir dulu membuat Bella super gemas. "Ih gemesnya anak ibu. Mau ya?"

"Mau ibu!"

Mereka langsung menuju ke kamar Tuan Muda yang gelap itu. Begitu gagang pintu dibuka, hanya minim cahaya yang masuk membuat Lauren takut.

"Atut bu.. "

"Enggak, Sayang. Gapapa kok," ucap Bella menenangkan. Bella membuka tirai sedikit agar Lauren tidak setakut itu. Ia lantas mendekat ke Tuan Muda.

"Maaf Tuan Muda, Lauren Bella kegelapan. Dia trauma soalnya," ucap Sakiya sembari berbisik pada Tuan Muda yang wajahnya dingin dan datar tanpa protes sedikit pun.

"Sapa dulu, Om Sei nya." Bella menyuruh Syifa untuk menyapa omnya itu.

Syifa mengangguk, "Alo om Cei, namacu Lolen." Senyum anak usia segitu emang lagi tulus tulusnya, tapi hal itu tidak dibalas oleh Tuan Muda sedikit pun.

Tuan Muda langsung pada intinya, ia memberikan mainan entah apa di dalam kotak. "Ini buat Lolen?" tanya Lauren senang bukan main.

Tuan Muda mengangguk tipis membuat anak itu senang bukan main. "Aaaa!!! Lolen cuka anget!" seru Lauren.

Bella terenyuh melihat kepedulian dari Tuan Muda untuk putrinya itu. "Bilang apa sama Tuan Muda?" tanya Bella lembut pada Lauren.

"Acih om Cei," ucap Lauren tulus. Namun, bukan Tuan Muda kalau hanya diam, tidak merespon sedikit pun. Ia memilih mengalihkan pandangannya dan tiba-tiba mengusir anak kecil yang euforia lagi naik.

"Keluar, saya mau istirahat," ucap Tuan Muda dengan dingin. Sikapnya bak bunglon yang setiap saat bisa berubah membuat Bella menghela nafas panjang.

"Ayo Lau kita keluar, Nak. Om Sei mau istirahat." Lauren yang senang mendapakan mainan baru, ia pun mengangguk dan keluar.

Setelah keluar dari kamar Tuan Muda, Bella berlutut di hadapan Lauren menyeimbangkan tinggi badan anaknya itu.

"Kamu gak marah kan sama Om Sei?" tanya Bella. Hal ini disebabkan karena saat pengusiran tersebut, Lauren terlihat memberengut tipis.

"Idak bu, Lolen dak malah. Lolen cenang dapat ini," ungkap Lauren sembari menunjukkan mainan itu.

"Ya udah Lau kembali ke kamar aja ya. Mainan yang dikasih sama Om Sei. Ibu mau ke kamar Om Sei, mau bersih bersih lagi. Oke?" tanya Bella.

"Iya Bu."

********

Malam telah tiba...

Bella memantau keadaan Tuan Muda saat ini sedang apa. Ia harus memastikan keadaan kakak iparnya itu baik baik saja.

"Tuan, saya masuk ya." Bella izin membuka pintu setelah mengetuk pintu sebanyak tiga kali. Langkahnya diawali dengan langkah kecil dan hati hati mengingat mudahnya terpancing emosi Tuan Muda itu.

Lagi-lagi Tuan Muda berada di balkon kamarnya. Bella tidak paham apa bagusnya pemandangan dari atas karena ia melihat hanya langit yang gelap sesekali diterangi oleh lampu jalanan yang tidak begitu aesthetic.

"Tuab... " ucap Bella memecahkan distraksi Tuan Muda yang sedang melamun. Entah itu melamunkan apa.

"Tuan... " ucap Bella kembali. Ia berharap mendapatkan respon dari kakak iparnya itu.

"Berapa hutang Agash yang belum dibayar ke rentenir?" tanya Tuan Muda tiba-tiba. Bella tidak paham dengan pemikiran Tuan Muda yang tiba-tiba menanyakan hal itu.

Padahal jelas jelas, Tuan Muda sangat tidak suka dengan adiknya, Agash yang sudah meninggal itu. "Mengapa Tauke membicarakan hal itu?" tanya Bella.

Tuan Muda membalikkan kursi rodanya itu menghadap ke Bella. "Saya tanya berapa?!" seru Tuan Muda yang tiba-tiba seperti menaikkan nada bicaranya.

Daripada makin runyam dengan amarah yang membara dari Tuan Muda, lebih baik Bella segera memberitahu soal hutang yang belum dilunasi alm suaminya itu.

"Sekitar 900 juta, Tuan." Mendengar hal itu Tuan Muda agak kaget. Bukan terfokus kepada nominal yang disebut oleh Sakiya, tapi dengan menjual rumah mewahnya saja masih segitu hutangnya.

"Berapa aslinya?" tanya Tauke dengan nada dingin.

"Aslinya 3,9 miliar, Tuan Muda. Rumah kami dihargai 2,2 miliar oleh seseorang. Itu sudah harga tertinggi dari penawar lainnya."

Muda sangat menyayangkan tindakan Bella tersebut. "Suami kamu memang tidak bertanggungjawab atas kamu dan anak kamu," ucap Tuan Muda seolah ia tahu semua tentang Agash.

Bella hanya diam. Apa yang dikatakannya oleh Tuan Muda memang benar adanya. Agash tidak pernah memperlakukanBellal dan Lauren dengan baik. Tapi sebagai istri yang baik, Bella tidak membuka aib suaminya begitu saja.

"Mas Agash baik kok, Tuan. Dia tanggungjawab."

Tuan Muda tersenyum smirk, "Baik? Orang salah tetap saja kamu bela, Bella. Kamu tidak tahu kelakuan dia? Mabuk, judi, main perempuan?" tanya Tuan Muda.

Diam diam Tuan Muda memang memantau kondisi adiknya itu walaupun di luar ia terlihat seperti orang yang tidak peduli.

"Lupakan itu, Tuan. Saya sudah ikhlas dengan semua takdir saya," ucap Bella pasrah.

Tuan Muda hanya diam. Mungkin mereka diam selama satu menit lamanya. Lantas tiba tiba Tuan Muda berceletuk, "Saya akan bayar hutang Agash 900 juta itu, tapi ada syarat yang harus kamu penuhi," ucap Tuan Muda.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!