Seorang anak kecil yang kuat dan tangguh sehingga menjadi sukses diusia dewasa, mampu melawan kerasnya kehidupan dunia.
Diusianya yang memasuki belasan tahun ia harus diuji dengan lingkungan yang toxic sehingga menjadikan dia perempuan tangguh dan harus mampu menjalani kerasnya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Keesokan harinya Reni bangun lebih awal karena malam tidur nyenyak dan mimpi indah, dia bermimpi bertemu dengan bidadari, wah Masya Allah, terbayang film atau sinetron mungkin. Saat bangun masih pukul 04.09 dini hari, saat mau buang hajat ke kamar mandi ragu² karena di luar gelap dan kamar mandi di luar rumah. Mau tidak mau akhirnya memberanikan diri untuk keluar, saat sedang buang hajat seperti ada yang lewat dan ini masih gelap.
"Apaan tuh, bikin dag dig dug", gumamnya dalam hati, lalu buru² menyelesaikan dan segera pulang.
"Hufftt apaan itu ya,? Mungkin kucing" masih saja menggerutu sampai dalam rumah, karena Reni termasuk parnoan atau takut keadaan gelap dan mistis.
"Masuk kamar Nayla saja deh, dia sudah bangun belum ya?" ocehnya sambil melangkahkan kaki ke kamar Nayla.
"Eh sudah bangun Nay, rajin amat".
"Kok sudah bangun juga kak, tumben?" tanya balik Nay.
"Akukan rajin bangun subuh kak, situ aja yanh lambat bangun seperti ayah".
"Kan anaknya ya wajar kalau nurun".
"Nay tadi ada krosek² kayak suara orang jalan dekat kamar mandi, emang sudah bangun ibu dan ayah?" tanya Reni dengan nada seriusnya sambil menatap Nay yang sedang duduk sambil berusaha menyadarkan dirinya karena baru bangun.
"Biasanya ibu sudah bangun, kalau keluar kamar sih kayaknya belum, mungkin hewan, kucing atau anjing lewat kak".
"Benar juga ya, tapi bikin serem saja". Sambil bernafas lega karena sudah cerita dan kemungkinan memang hanya binatang lewat.
"Ya udah aku ke kamar dulu, nanti saja berwudhu kalau sudah agak terang, apa kamu mau ke kamar mandi sekarang? Kalau iya aku ikut deh sekalian sama²,"
"Ayok sekarang saja, sudah masuk waktu subuh juga" jawab Nay seraya beranjak dari ranjangnya.
"Iya pale na". Mereka berdua bergegas ke kamar mandi bersama untuk berwudhu sebelum shalat subuh.
Selesai menunaikan kewajiban terkadang tidur lagi, nanti bangun ketika dikasih bangun oleh ibu. Tidak setiap hari mereka akan rutin shalat karena mereka masih kecil bahkan kadang disuruh shalat iya iya tapi belum tentu langsung dilaksanakan. Tetapi kedua orang tua Reni dan Nay rajin shalat wajib, insya Allah mereka taat agama, meski bukan disebut sebagai ustadz mau pun ustadzah. Asalkan bisa mendidik anak²nya menjadi anak sholehah itu yang utama.
***
Jumpa lagi di sekolah, waktunya belajar matematika untuk menghafal perhitungan baik itu perkalian mau pun pembagian. Untuk tambah dan pengurangan Alhamdulillah sudah bisa. Setiap siswa disuruh menghafal dan maju satu persatu untuk menyetor hafalannya. Mungkin metode seperti itu tidak dipakai lagi di zaman sekarang, tapi bagi kami ini sangat bermanfaat sehingga dapat diingat hingga sekarang.
Reni kelas 4 MI dan Nayla kelas 2 MI, mereka sekolah di tempat yang sama karena dekat dengan rumah, kalau tidak sarapan pagi saat istirahat bisa pulang makan.
Saat menghafal perkalian masih belum lancar, biasa kalau tidak bisa atau tidak mau menghafal akan dipukul oleh guru bahkan tidak segan untuk dijemur di bawah terik matahari dengan hormat pada tiang bendera merah putih.
"Reni maju menghafal perkalian 5," panggil guru matematika bernama Affan.
Reni maju dengan langkah lunglai sambil merapalkan perkalian dalam hati. "1x5\=5, 2x5\=10, 3x5\=15, 4x5\=20, 5x5\=25, 6x5\=30, 7x5\= merenung sambil berhitung menggunakan jari, berapa ya,?" Gumamnya dalam hati. Karena dag dig dug jadi lupa. "7x5\=35, 8x5\=40, 9x5\=45, 10x5\=50, betulkah pak guru?" tanyanya hendak mengangkat wajah untuk menghadap kepada guru.
"Iya betul, sudah bagus sana duduk".
"Akhirnya hafal juga" gumamnya dalam hati Reni.
Setelah semua selesai menghafal dan semua bisa menghafal perkalian 5, karena lebih mudah dibanding yang lain. Sebelum pulang dapat PR lagi untuk menghafal perkalian 6 dan dikasih tugas berhitung lainnya. Saat bel pulang tiba semua bersorak "horeee, pulang".
...----------------...
Beberapa bulan kemudian libur sekolah karena hari Ahad atau minggu, waktunya bantu ke kebun petik coklat, lumayan ada buahnya bisa dipanen. Saat dikebun semua ikut mulai dari Reni, ibu Wati, ayah Ahsan, Nayla bahkan Naysa juga diajak. Sejak usia 5 bulanan Naysa sudah sering diajak ke kebun untuk petik buah coklat ketika musimnya. Saat dikebun Naysa disimpan diayunan, diayun dipohon coklat yang kuat dan kokoh. Yang lainnya ada yang petik coklat, angkat buah coklat untuk dikumpulkan didekat dimana Naysa diayun, ada yang belah dan bersihkan buah coklat, pembagian tugas yang baik.
***
Namanya anak² Reni juga pernah nangis, sedih, cerewet, dan rewel anak seusianya, tetapi disini tidak diceritakan secara gamblang. Reni juga pernah tantrum bahkan sampai sembunyi dan kabur dari rumah untuk menghindari orang tuanya.
***
Saat pemetikan selesai dilakukan semua berkumpul untuk kupas buah coklat bersama, saling membantu satu dengan yang lain. Berbincang² sambil bersenda gurau, bahkan Naysa sudah terbangun dari tidurnya, waktunya minum susu formula dan bermain. Makan siang tiba semua bersiap untuk istirahat. Di kebun terdapat rumah atau gubuk kecil untuk shalat dan istirahat, meski tidak muat untuk semua tapi cukup untuk bergantian.
"Ren, shalat mi duluan ajak Nay ke sumur berwudhu", ujar ibu Wati.
"Iya bentar bu," masih fokus dengan mainannya. Main daunan yang dilipat² menjadi dompet, kapal laut, dan jam tangan. Daun yang digunakan adalah daun pisang. Dikebun bukan hanya pohon coklat, ada pohon pisang, pohon mangga, jambu monyet, bahkan ada yang ditanami khusus sayuran. Meskipun tidak terlalu luas berhektar² tapi lumayan ada sekita 2 hektar kebun ayah Ahsan.
Lama bermain hingga lupa mi disuruh shalat, menjelang sore bersiap untuk pulang dan pekerjaan juga sudah selesai.
"Coba cek lombok disana, kalau ada petiklah meski sedikit untuk bikin sambal di rumah".
"Iya bu, wah bisa sambil cari mangga nih kalau ada buahnya," bersemangat berlari menuju pohon lombok yang akan dipetik. Pohon lombok tumbuh liar dekat dengan pohon mangga, lumayan bisa buat masak sayur, bikin sambal bahkan bisa dijual ketika banyak buah lomboknya.
"Yaa buah mangganya belum masak, kalau mentah kecut ini, ambil lombok saja deh. Nay sini mi bantu ambil lombok biar cepat selesai terus pulang", ajaknya seraya menuju pohon lombok yang ada buahnya.
"Iya tunggu mi, duluan petik sebentar saya kesitu". Ucap Nay sambil mencari belalang untuk mainan.
Kalau kehidupan di kampung cukup nyaman untuk masalah makanan, sayur, buah, bisa ditanam di kebun, berbeda dengan di kota yang kebanyakan dipenuhi oleh penduduk. Karena memang penghasilan orang di kampung ya petani.
Reni gadis kecil yang kuat, tangguh, karena tidak semua gadis kecil mau membantu orang tuanya, salah satu faktor karena kehidupan ekonomi menengah makanya harus berjuang bekerja keras. Selain itu, dia juga anak serba bisa dan tidak sulit untuk disuruh, kecuali kalau sedang sibuk dengan dunia mainnya.
Waktunya pulang ke rumah setelah seharian bergelut dengan buah coklat, seru dan capek itulah gambarannya. Sampai di rumah mandi dan bersiap makan malam, iya ibu yang sudah menyiapkan makanannya. Selesai makan kembali ke ruang depan berkumpul sambil bercengkrama membahas banyak hal dari yang basa basi hingga yang penting, Reni sebagai anak hanya jadi pendengar. Adakalanya dia bercerita panjang kali lebar tetapi saat ini karena lelahnya dia bangkit dan bersiap tidur.
"Tidur deh, ngantuk banget" ucapnya lirih yang masih didengar oleh ibunya.
"Sana tidur, besok sekolah dan bangun pagi".
"Hmm" sudah mulai terlelap ke alam mimpi.
...****************...
Happy reading ♡♡♡
Kritik dan sarannya ya readers ♤♤♤
cara nya hanya wajib follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm. Maka saya akan undang Kakak untuk bergabung bersama kami. Terima kasih
Jangan lupa like, kritik dan sarannya.../Rose/