Mungkin ada banyak sekali gadis seusianya yang sudah menikah, begitulah yang ada dibenak Rumi saat ini. Apalagi adiknya terus saja bertanya kapan gerangan ia akan dilamar oleh sang kekasih yang sudah menjalin hubungan bersama dengan dirinya selama lima tahun lamanya.
Namun ternyata, bukan pernikahan yang Rumi dapatkan melainkan sebuah pengkhianatan yang membuatnya semakin terpuruk dan terus meratapi nasibnya yang begitu menyedihkan. Di masa patah hatinya ini, sang Ibu malah ingin menjodohkannya dengan seorang pria yang ternyata adalah anak dari salah satu temannya.
Tristan, pewaris tunggal yang harus menyandang status sebagai seorang duda diusianya yang terbilang masih duda. Dialah orang yang dipilihkan langsung oleh Ibunya Rumi. Lantas bagaimana? Apakah Rumi akan menerimanya atau malah memberontak dan menolak perjodohan tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon safea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23
Ini sudah akhir pekan yang kesekian kalinya bagi Rumi menghabiskan waktunya di luar rumah. Yang kali ini bukan karena teman-temannya yang ingin bertemu atau karena ia ingin membeli sesuatu.
Akhir pekan kali ini Rumi mau keluar dari kamarnya yang sangat nyaman itu juga karena paksaan Aksha—kekasih dari adiknya sendiri yang terus saja merengek hanya karena merindukan dirinya.
"Yang, ini serius aku duduk sendirian di depan?" Rafka yang berada di balik kemudi itu nampaknya tidak terima dengan apa yang sedang kekasihnya lakukan dan juga kakaknya lakukan di belakang sana.
Pasalnya kedua perempuan itu terus saja menempel seolah mereka adalah saudara kandung, dan membiarkan Rafka duduk sendirian di depan. Dirinya sudah seperti seorang supir.
"Serius lah, aku kan udah lama nggak ketemu sama Mba Rumi. Udah ah kamunya jangan bawel." Kalau sudah dimarahi seperti ini, bisa apa Rafka selain terdiam dan mulai menjalankan kendaraan beroda empat itu.
"Mba, aku kaget banget loh waktu Rafka bilang kalo Mba putus sama Mas Digo." Sudah Rumi duga kalau pembicaraan seperti ini pasti akan muncul di antara mereka.
"Mba juga kaget." Kepala Aksha yang semula menempel dengan bahu Rumi lantas menegak dengan sempurna, gadis itu lantas menatap ke arah calon kakak iparnya itu dengan eskpresi yang lucu.
"Ih, aku lagi serius padahal. Mbanya malah bercanda kaya gitu." Sejatinya Aksha dan Rafka memiliki sifat yang sama, mungkin karena itu juga mereka bisa menjadi pasangan kekasih.
"Mba juga nggak lagi bercanda, beneran kaget tau. Apalagi ngelihat dengan mata kepala sendiri itu orang lagi ciuman." Cerita ini sebenarnya sudah Aksha dengar sebelumnya dari sang kekasih, namun ia tetap saja terkejut saat mendengarnya secara langsung dari Rumi.
"Memang nggak tau diuntung banget itu orang, bisa-bisanya dia selingkuh dari Mba yang cantiknya melampaui batas ini. Aku sumpahin semoga dia nyesel seumur hidup." Kalimat itu Aksha keluarkan dari hatinya yang paling dalam sebagai bukti kalau dirinya benar-benar membenci Digo.
"Mba tenang aja, nanti aku bantuin cari calon suami yang paling keren sejagat raya." Biarkan saja Rumi mengiyakan keinginan Aksha, toh ia juga sangat yakin kalau Aksha akan melupakan niatnya yang satu itu.
"Kemarin Rafka bilang kaya gitu juga loh ke Mba." Decihan yang sarat akan ketidakpercayaan itu keluar dari mulut Aksha tak lama setelahnya.
"Cih, dia mah nggak bisa dipercaya tau Mba." Hey, bukan maksudnya Rumi ingin membuat pertengkaran kecil ini terjadi. Namun hal yang seperti ini memang cukup sering terjadi antara Aksha dan Rumi.
"Aku denger loh, yang." Kekehan tak bisa lagi Rumi tahan sehingga pada akhirnya tawanya meledak begitu saja mengisi ruangan sempit yang diisi oleh mereka bertiga.
Sekarang mengerti kan kenapa Rumi dan Aksha bisa sangat akrab seperti ini? Karena mereka memiliki hobi yang sama, apalagi kalau bukan menjahili Rafka yang mudah merajuk itu.
Aksha memang pacarnya Rafka, tetapi justru ialah yang sudah seperti adik kandungnya Rumi sampai terkadang membuat Rafka kesal sendiri melihat kedekatan kedua perempuan yang ia sayangi, tentunya setelah Bundanya.
"Maaf Mba, ini kita udah sampe. Nggak mau turun kah?" Mungkin kalau Rafka tidak membuka suaranya, Rumi dan Aksha tidak akan sadar kalau sekarang mobil yang mereka kendarai sudah berada di area parkiran.
"Oh, oke. Makasih ya Mas, ayo Mba kita turun." Untungnya Rafka sudah biasa menghadapi kekasihnya yang suka sekali drama ini, jadi ia bisa mengimbanginya juga seperti saat ini.
Kalau kalian pikir Aksha akan menggelayut manja di lengannya Rafka, maka salah besar. Nyatanya gadis berambut pendek itu malah lebih senang bergelayut di lengannya Rumi. Kakaknya Rafka itu pun tak nampak keberatan sama sekali.
"Ayang, kemarin kamu bilang mau beli kemeja baru. Jadi nggak?" Oh? Rafka kira kekasihnya ini telah benar-benar melupakannya.
"Jadi, tapi bantu aku pilih kemejanya ya nanti." Baiklah, karena yang pertama kali mereka lewati adalah toko pakaian khusus laki-laki, maka dari itu ketiganya memilih untui masuk ke dalam sana.
Tidak membutuhkan waktu yang lama juga, kurang dari dua puluh menit Rafka sudah berhasil mendapatkan tiga kemeja baru yang bisa ia pakai untuk pergi bekerja.
"Skincare aku ada yang habis beberapa, kita mampir ke toko skincare dulu ya?" Baik Rumi maupun Rafka, keduanya tak ada yang menolak keinginan Aksha sama sekali.
Berbeda dengan Rafka yang terbilang cepat, Rumi dan Aksha justru membutuhkan waktu yang cukup lama di dalam toko sana sampai membuat Rafka bosan setengah mati.
"Udah?" Dan akhirnya pria muda itu bisa bernapas dengan lega kala mendapati Aksha dan Rumi keluar dari sana dengan satu kantung plastik di tangan masing-masing.
"Udah dong, ayo ke atas. Aku sama Mba Rumi mau main." Kenapa ya nama Rafka tak disebutkan juga? Padahal kan nanti Rafka juga akan ikut main bersama dengan mereka.
"Miss Rumi!" Tak hanya sang empu nama saja yang berbalik kala suara melengking itu terdengar, Aksha yang baru saja akan menggelayut lagi juga jadi ikut berbalik.
Tak jauh dari tempat mereka berdiri saat ini terlihat sosok kecil dengan rambut yang dikuncir dua sedang berlari ke arah Rumi. Pemandangan ini tentu saja membuat Aksha total kebingungan, apalagi setelah melihat Rumi yang langsung berjongkok di sebelahnya.
"Halo, cantik." Senyuman di wajah bulat itu semakin mengembang menandakan kalau dirinya sangat senang mendapatkan panggilan seperti itu.
"Ayang, itu siapa?" Bukan Aksha namanya kalau tidak kepoan, jadilah ia langsung bertanya pada Rafka saat itu juga.
"Muridnya si Mba paling." Karena Rafka juga tidak mengetahui siapa gerangan yang sedang memeluk Rumi dengan erat sekarang ini membuatnya hanya memberikan jawaban yang tak pasti.
"Joyie sama siapa, sayang?" Setelah puas memeluk tubuh Joyie yang cukup gempal, Rumi lantas melepaskan pelukan itu sehingga kini mereka saling berhadapan.
"Sama Daddy, itu dia!" Telunjuk Joyie mengarah pada Tristan yang tengah berjalan mendekat ke arah mereka dengan gaya yang sangat berbeda dari hari-hari biasanya.
Tristan memang tak mengeluarkan suaranya sama sekali selain menganggukkan kepalanya sebentar sembari tersenyum, mungkin pria itu sedang memberikan sapaan pada Rumi.
"Ayang, itu siapa anjir? Ganteng banget." Tatapan tajam tentu saja langsung Aksha dapatkan setelah ia memuji pria lainnya secara terang-terangan di depan Rafka.
"Tapi pacarku yang paling ganteng sih, Taehyung mah kalah jauh." Pembual, Rafka sangat yakin kalau pujian yang tidak jujur itu hanya Aksha keluarkan agar Rafka tidak marah.
Apalagi Rafka sangat mengetahui kalau kekasihnya ini adalah ARMY sejati—sebutan untuk fansnya boyband korea yang terkenal itu loh.
"Aku juga nggak tau itu siapa, si Mba nggak ada cerita apa-apa tuh." Wah, kalau begitu yang sedang mereka lihat ini bisa menjadi berita panas untuk Bunda dan Ayah yang ada di rumah.
"Miss Rumi, mereka siapa?" Oh ya ampun! Hampir saja Rumi lupa dengan kehadiran Aksha dan Rafka di belakang sana.
Tapi tunggu sebentar. Pasti setelah ini akan ada banyak sekali pertanyaan yang ia terima setelah melihat kejadian yang sangat jarang terjadi ini.
Ditambah lagi dengan kedatangan Tristan yang sejak tadi tersenyum melihat kedekatan antara dirinya dan Joyie. Habislah Rumi sekarang, bagaimana cara Rumi menjelaskannya pada mereka nanti?
semangat berkarya kak🥰
kalau Kaka bersedia follow me ya ..
maka Kaka BS mendapat undangan dari kami. Terima kasih