Ibu kandung Amora menikah dengan seseorang yang usianya jauh lebih muda dibanding dirinya.Dari pernikahan tersebut membawa kebahagiaan baginya namun tidak dengan putri sematawayangnya.Amora merupakan putri tunggal dari pasangan Felicia dan Ferdian.Ferdian meninggal dalam kecelakaan tunggal saat pergi keluar kota untuk melakukan perjalanan bisnis.
Awal petaka dimulai saat Felicia pergi ke luar kota untuk melakukan perjalanan bisnis.Athur ayah angkat Amora yang diam-diam mencintai Amora berusaha melecehkan Amora disaat dia dan Amora hanya hanya berdua saja dirumah.
Namun Berung kebusukan athur terbongkar dan seseorang datang menyelamatkan Amora dari kebejadan ayah tirinya.
Dari kejadian tersebut Amora berakhir dipersunting oleh laki-laki yang menyelamatkan yang notabennya adalah bos Amora di kantor.
bagaimana kelanjutan ceritanya?
Ikuti kisah Amora, disini akan ada ketegangan,air mata, pengorbanan dan menguras banyak emosi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13 Izin
Cklek
Dokter ayu keluar dari kamar Amora dengan raut wajah yang sulit diartikan.
" Dokter bagaimana kondisi Amora?" tanya Felicia.
" Masuklah dia sudah siuman." jawab dokter ayu.
Damar dan Felica gegas masuk ke dalam kamar.
greep
" Sayang kamu baik-baik saja? Mana yang sakit Hem?" tanya Felicia dengan cemas.
Bukannya menjawab pertanyaan ibunya,Amora justru tertawa.
" Anak nakal,bunda hawatir kamu malah tertawa." sungut Felicia.
" Terimakasih bunda." ucap Felica.
" Sayang,jangan membuat bunda malu dengan mengucapkan itu.Maafkan bunda yang terlambat mengerti kamu.Bunda fikir.."
" Sstttt! Cukup jangan katakan apapun lagi,yang terpenting sekarang bunda percaya sama aku dan sudah melihat sendiri bagaimana wajah asli dari laki-laki itu." ucap Amora.
Ibu dan anak itu lantas berpelukan,suasana mendadak tampak haru.
" Em pak damar,terimakasih sudah membantu saya." ucap Amora.
" Sama-sama." ucap damar.
" Ck,masih aja kaku dasar kulkas dua pintu." sindir Amora.
" Hai tidak sopan ngatain bos seperti itu." ucap Felica.
" Begitulah anak Tante,setiap hari selalu menindas saya.Dikantor saya bosnya tapi anak Tante yang suka ngatur sampai soal makan saja dia yang pilih.Apa Tante tau dia memberikan saya makanan yang baunya sungguh tidak enak,pernah saya dibuatkan kopi dengan menggunakan takaran yang salah.Gula 1 kilo dan kopi 1 sendok teh,tante bisa bayangkan bagaimana rasanya.Belum lagi dia yang sengaja memberikan saya minuman segar dengan sepuluh perasaan air Jeruk nipis dengan gula satu sendok makan.Tampak segar dilambung saya sampai saya harus jajan obat di rumah sakit." ucap damar.
Felicia melotot mendengar cerita damar tentang apa yang dilakukan putrinya.
" Ya Tuhan pak damar mohon maafkan putri saya.Dia memang rada-rada." sebagai seorang ibu Felicia merasa tidak enak dengan apa yang dilakukan oleh putrinya.
" Ck,selain nyebelin dan keppo rupanya bapak juga type orang yang suka ngadu." ucap Amora membuat damar terkekeh.
" Ampun deh Amora bikin malu bunda saja kamu ini.Kalau sikap kamu seprti itu terus mana ada laki-laki yang mau sama kamu." ujar Felicia.
" Ada Tante,saya mau dan sangat mau jika harus menikah dengan Amora." ucap damar yang hanya bisa dia ucapkan dalam hati.
" Em Amora,Tante,dokter saya permisi dulu.Ini sudah malam,tidak pantas rasanya kalau saya masih disini.Amora besok pagi kamu tidak usah datang kekantor dulu,saya kasih kamu waktu untuk cuti selama kamu sakit dan setelah sembuh baru kamu berangkat lagi.Jangan fikirkan pekerjaanmu dulu,ada Sisil yang akan membantu saya." ucap damar sebelum akhirnya pamit pulang.
Beberapa menit setelah damar pergi dokter ayu pun berpamitan.
" Fel,saya harap kamu tidak akan luluh lagi dengan laki-laki itu." ucap dokter ayu saat Felica mengantarnya kedepan.
" Baiklah ibu dokter,saya tidak akan pernah mengulangi kesalahan yang sama.Untung saja ada damar, kalau tidak saya tidak tau apa yang akan terjadi dengan Amora." wajah Felica tampak sedih saat teringat apa yang diperbuat oleh suaminya.
" Sudah lupakan yang sudah terjadi,pada intinya kamu harus lebih berhati-hati.Bukan tidak mungkin athur akan kembali lagi kesini dan mengganggu kamu dan Amora lagi.Oh ya tentang damar, sepertinya saya melihat cinta dimatanya untuk Amora.Kelihatannya dia pemuda yang baik." ucap dokter ayu.
Greep
" Terimakasih ayu." ucap Felicia sembari memeluk dokter keluarga sekaligus sahabat baiknya.
Setelah berpamitan dokter ayu lantas pulang.
Pagi-pagi sekali damar sudah sampai di kantor, setumpuk pekerjaan sudah menunggunya di meja kerjanya.
" Sil datang ke ruangan saya secepatnya." perintah damar pada Sisil lewat sambungan telfonnya.
" Ba.."
Tuuut
Tuut
" Ck,kebiasaan banget si pak damar.Orang belum selesai ngomong udah main putus aja." sungut Sisil namun detik berikutnya wajah Sisil tampak berbinar.
" Seneng banget Bu, ibu abis menang lotre?" tanya Widia.
" Huzz sembarangan kamu Wid,kamu pikir saya cewe apaan Wid!" sungut Sisil.
" Yah ko sewot Bu? Biasanya orang girang begitu kalau abis menang lotre atau gak abis dapet bonus." ucap Widia.
" Gak gitu juga kali Wid,pokoknya saya lagi seneng deh." ucap Sisil.
" Oh." jawab Widia.
Dengan langkah tergesa-gesa Sisil menuju ke ruangan damar, sesampainya didepan pintu Sisil lantas merapihkan tampilannya terutama dibagian make up.
Setelah dirasa rapih Sisil lantas mengetuk pintu.
Tok
Tok
Tok
" Masuk!" titah damar.
Ceklek
" Permisi pak,bapak panggil saya?" tanya Sisil.
" Oh iya sil silahkan duduk dulu." perintah damar.
Dengan percaya dirinya Sisil lantas duduk di meja kerja Amora dengan santainya.
" Sil!" panggil damar.
" Iya pak." Jawa Sisil.
" Siapa suruh kamu duduk disitu? Saya minta kamu datang kesini untuk membantu saya menyelesaikan laporan ini bukan untuk duduk santai." Sindir damar.
Wajah Sisil pucat seketika mendengar teguran dari damar.Sisil bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati meja damar dengan wajah tertunduk.
" Maaf pak." ucap Sisil.
" Buatkan saya laporan,seharusnya ini pekerjaan Amora tapi karena Amora sedang sakit jadi kamu yang harus menyelesaikannya dan satu hal lagi, kerjakan itu diruangan kamu sendiri saya tunggu satu jam dari sekarang." ucap damar sembari menyodorkan beberapa map kepada Sisil.
Jangan tanya bagaimana ekspresi Sisil, wajah Sisil merah menahan amarah.
" Sil." panggil damar.
" Ya pak." jawab Sisil.
" Kamu tuli atau pura-pura tidak mendengar? Kalau kamu tidak mau mengerjakan ini saya bisa minta Widia buat mengerjakannya." ancam damar membuat Sisil mendesah pasrah.
" Baik pak." ucap Sisil pada akhirnya.
Sisil pergi setelah menerima map dari damar sepanjang perjalanan menuju ke ruangannya Sisil tersu menghentakan kakinya.
braaak
" Astaga Bu Sisil!" ucap Widia yang terkejut saat Sisil melempar tumpukan map-nya.
" Apa!" sungut Widia.
" Ibu kesambet atau kena sawan.Tadi ibu ketawa ketiwi,wajah ibu terlihat sangat bahagia saat mau ke ruangan pak damar.Tapi setelah dari ruangan pak damar wajah ibu jadi bersungut,lecek,kusut udah kaya pakaian kotor." sindir Widia.
" Huaaa,kamu tau gak Wid saya tuh sebel banget sama pak damar.Saya pikir pak damar minta saya keruanganan dia karena dia mau tarik saya lagi jadi sekertaris dia setelah dia tau kinerja Amora itu tidak becus.Tapi nyatanya pak damar minta saya ke ruangan beliau untuk menyelesaikan pekerjaan Amora karna Amora sedang izin." sungut Sisil membuat Widia terkekeh.
" Tunggu-tunggu Bu! Tadi ibu bilang Amora izin? Izin kenapa Bu dia? Bapak ada bilang gak Amora izin kenapa?" pertanyaan Wida justru semakin membuat Sisil marah.
"Saya tidak tau dan tidak mau tau,cari tau saja sendiri! Kalian itu sama saja,semua hanya tentang Amora." ucap Sisil sembari menghentakan kakinya kelantai.
Bersambung....
Abang Daren Amora udah ada yang punya kamu sabar ya 🤭🤭