Seorang wanita muda bernama Ayuna berprofesi sebagai dokter Jantung yang berdinas di rumah sakit pribadi milik keluarganya, dia terpaksa dijodohkan oleh orang tuanya karena dia lebih memilih karir dibandingkan dengan percintaan.
Sebagai orang tua. tentunya sangat sedih karena anak perempuannya tidak pernah menunjukkan laki-laki yang pantas menjadi pasangannya. Tidak ingin anaknya dianggap sebagai perawan tua, kedua orang tuanya mendesaknya untuk menikah dengan seorang pria yang menjadi pilihan mereka. Lantas bagaimana Ayuna menyikapi kedua orang tuanya? Mungkinkah ia pasrah menerima perjodohan konyol orang tuanya, atau melawan dan menolak perjodohan itu? ikuti kisahnya hanya ada di Novel toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Kenapa Harus Allard?
Diam-diam Steven berniat untuk menemui Vina dikediamannya. Sebelum Allard memberikan penjelasan pada Vina, dia sendiri yang akan menjelaskannya. Ia yakin Vina
Akan terpengaruh oleh ucapannya dan berusaha menahan Allard untuk tidak menikahi Ayuna.
Setiba di depan rumah Vina, Steven langsung menghubungi Vina.
"Hallo Vina! Ini aku Steven," ucap Steven masih berada di dalam mobilnya.
"Ya, ada apa Stev? Apa yang terjadi, kenapa kamu menghubungiku?" tanya Vina.
"Ada hal penting yang ingin aku sampaikan padamu. Kamu tolong keluar, aku ada di dalam mobil depan rumahmu," jawab Steven.
"Loh! Kamu ada di luar? Kenapa nggak masuk aja. Kamu masuk aja gih," tutur Vina.
"Enggak! Nggak usah Vin. Aku nggak lama kok. Kamu temui aku sekarang, okey."
Steven langsung mematikan sambungannya dan membuka jendela mobilnya.
Vina dibuat cemas dengan apa yang disampaikan oleh Steven. Tanpa berfikir panjang, Vina pun berlari menuju depan. Melihat luar gerbang rumahnya, ada mobil Lamborghini warna merah yang tak lain adalah mobil Steven.
'Ada apa sih tu anak. Kayaknya aneh banget. Ada hal penting apa yang dia ingin katakan padaku, apa ini mengenai Allard.'
Vina bergumam keluar rumah untuk menemui Steven.
Tiba di luar gerbang, Steven langsung membuka pintunya dan meminta Vina untuk masuk ke dalam mobilnya.
"Stev! Ada apa?" tanya Vina sangat khawatir.
"Gimana hubunganmu dengan bang Allard?" tanya Steven tiba-tiba.
"Hubungan? Aku sama Allard baik-baik saja," jawab Vina.
"Yakin?" tanya Steven.
"Ya yakin. Memangnya ada apa sih. Stev! Apa ada masalah?" tanya Vina.
"Masalahnya sangat besar. Allard telah berkhianat padamu," jawab Steven meyakinkan.
"Hah! Maksud kamu apa stev?"
Vina refleks terkejut mendengar penjelasan dari Steven.
"Ya berkhianat lah, dia akan menikahi calon istriku," jawab Steven.
"Apa? Menikahi calon istrimu? Kenapa bisa. Apa yang sudah terjadi, kenapa aku seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa gini. Stev! Tolong jelasin, aku nggak ingin dibohongi seperti ini. Aku tidak ingin diduakan Stev! Tolong Stev, lagian calon istrimu kenapa gatel banget sama calon suamiku, kenapa kamu sebagai lelaki hanya diam saja seperti orang nggak guna gini Stev. Apa kau rela calon istrimu menikahi abangmu."
Vina mengoceh tanpa kesadaran. Dia sangat geram, marah ingin sekali menghujat perempuan yang ingin mengambil posisinya.
"Vina! Dengerin aku dulu, jangan nerocos kayak gini. Yang ada aku makin pusing karena ulahmu," seru Steven.
"Iya, maaf. Abisnya aku sangat terkejut mendengar omonganmu tadi. Perempuan mana yang mau diduakan Stev! Aku tidak rela kalau Allard membagi cintanya untuk orang lain," oceh Vina.
"Ya makanya dengerin dulu ucapanku ini," tuturnya lagi.
"Iya, ok. Aku bakalan dengerin ko," jawab Vina.
"Yaudah, makanya buruan masuk sini. Biar nggak ada tetangga yang pada lihat," tutur Steven.
Walaupun ada keraguan di hatinya, Vina nekat masuk ke dalam mobil Steven. Steven pun langsung saja menjalankan mobilnya agak menjauh dari lingkungan rumahnya.
"Bisa kamu jelasin sekarang?" tanya Vina sudah sangat penasaran.
"Ok, aku akan jelasin, tapi kamu juga harus janji sama aku," peringkat Steven.
"Janji? Janji apaan?" tanya Vina dengan menautkan kedua alisnya.
"Janji untuk menggagalkan pernikahan mereka," jawab Steven.
Vina terdiam, dia juga tidak ingin dikhianati oleh orang yang sangat disayanginya. Tapi kalau Allard memiliki alasan untuk meninggalkannya, dia bisa apa?
"Stev! Aku tidak tahu apa sku bisa membantumu. Kalau kamu mau menggagalkannya, kenapa tidak kamu lakukan sendiri," celetuk Vina.
"Gimana aku akan menggagalkannya, abangku saja tidak pernah mengerti perasaanku," jawab Steven.
"Terus bagaimana dengan calon istrimu. Apa dia tidak punya hati meninggalkanmu dan memilih menikah dengan abangmu. Ck! Dasar perempuan mura...."
"Dia bukan perempuan yang kau maksud. Dia itu perempuan baik-baik asal kau tahu."
Steven terlihat emosi saat Vina mencela Ayuna sebagai perempuan murahan.
"Kalau dia bukan perempuan murahan, lantas apa namanya? Dia calon istrimu, tapi dia mau menikah dengan kakakmu. Di mana otaknya? Allard juga gitu, gimana perasaannya. Aku begitu menyayanginya, tapi kenapa pas kita mau membina rumah tangga, dia malah memilih calon istrimu, bukan aku."
Vina sangat kecewa dan marah. Penantiannya untuk membina rumah tangga dengan Allard, ternyata hanya sia-sia.
"Tenanglah. Aku datang ke sini hanya ingin kita bekerja sama. Aku tidak ingin kamu pisah sama abangku, begitupun juga aku. Aku tidak ingin abangku menikah dengan Ayuna," ucap Steven.
"Ayuna? Jadi perempuan itu namanya Ayuna. Aku harus pastiin kalau ini semua salah. Aku tidak mau dibohongi kayak gini. Kalau perlu, aku akan buat perhitungan dengan Ayuna. Dia belum tahu dengan siapa dia telah berhadapan. Aku bahkan bisa membuatnya menderita."
Steven refleks memelototkan bola matanya nyaris keluar.
"Kau! Jangan coba-coba buat nyakitin dia. Memegang kulitnya saja sudah kupastikan kalau kau yang akan hancur," peringat Steven.
"Kau ini lucu sekali. Dia sendiri juga sudah menyakitimu, kenapa kamu masih saja mempertahankan perempuan seperti itu, apa di dunia ini hanya ada dia," seru Vina.
Steven menghela nafasnya, menatap kecewa pada Vina yang akan bertindak ceroboh ingin mencelakai Ayuna.
"Aku berharap kamu mau menolongku dengan cara yang baik dan tidak mencelakai Ayuna. Tapi ternyata kedatanganku ke sini adalah kesalahan besar. Kau bahkan rela melakukan apapun untuk mendapatkan Allard, termasuk merencanakan hal buruk terhadap Ayuna. Kecewa aku Vin."
Steven kesal, dia memukuli setir mobilnya dengan keras, hingga membuat tangannya memar.
"Stev! Apa yang sudah kau lakukan. Ok, kalau kamu ingin aku membantumu, aku bakalan bantu kamu, tapi stop! Jangan siksa dirimu seperti ini," seru Vina.
Steven menghentikan tangannya memukuli stir. Dia menatap nanar pada Vina.
"Kumohon, kali ini aja kamu tolong aku. Aku tahu kau itu bukan perempuan jahat, jadi berhentilah untuk mempunyai cita-cita jahat berniat untuk mencelakai orang lain," ucap Steven.
Vina tertunduk, pikirannya panas, ia sangat kecewa dan emosi karena orang yang dia sayangi direbut oleh perempuan yang tak lain calon dari adik kekasihnya.
"Maafin aku Stev. Aku khilaf, aku kecewa saja. Aku sudah sangat setia pada Allard, tapi kenapa dia tega melakukan ini semua padaku. Aku kurang apa buat dia stev, apa aku tidak cantik dan tidak cocok buat mendampinginya."
Vina pun meneteskan air matanya, tidak kuat menahan rasa kecewanya akan kelakukan Allard yang diam-diam akan menyakitinya.
"Abang ngelakuin semua ini ada sebabnya. Dia sangat terpaksa ingin menikahi Ayuna karena permintaan dari nenekku yang saat ini terbaring qoma di rumah sakit. Ini semua salahku, aku menolak untuk tidak mau menikah dengan Ayuna, karena waktu itu aku masih belum siap untuk menikah, tapi apa yang terjadi, Allard sendiri yang malah maju untuk menikahinya. Ini bukan keinginan Ayuna, ini semua karena ulahku," ungkap Steven.
Vina masih bingung dengan apa yang diucapkan oleh Steven. Dia mencoba untuk mencerna omongan Steven yang membingungkan itu.
"Maksud kamu, Allard berniat untuk menikahi Ayuna hanya untuk memenuhi permintaan dari nenek kalian? Tapi kenapa harus Allard yang menikahinya Stev?